Tetapi, apakah India percaya bahwa AS akan membantu India jika ada konflik antara Tiongkok dan India? Belum tentu demikian.
Namun sejarah membuktikan tidaklah demikian, nyatanya ketika terjadi perang perbatasan India-Tiongkok pada tahun 1962, AS faktanya tidak berbuat banyak untuk membantunya, dan menghianati sekutunya, itu hanyalah sekutu semu.
Rekor AS sangat buruk dalam masalah ini. Jika India memiliki kepercayaan seperti itu pada AS, maka dapat dikatakan bahwa India memiliki masalah. Tetapi pada kenyataannya, India tidak memiliki kepercayaan besar pada AS.
Kepercayaan diri India tampaknya dikarena melihat bahwa Tiongkok sekarang sedang sibuk, tidak mempunyai waktu untuk berurusan dengan India.
Pertama India sangat menyadari tantangan keamanan utama Tiongkok adalah dari laut. Kedua India melihat Tiongkok sangat sibuk pada tahun 2017, karena mengadakan untuk Kongres Nasional ke-19, adanya Konferensi Internasional BRICS di Xiamen, Tiongkok.
Jadi anggapan India, Tiongkok memiliki banyak prioritas lain daripada masalah perbatasan, jadi India percaya Tiongkok diperkirakan tidak dapat mengatasinya. Jadi semacam strategi opotunistik.
Apakah benar Tiongkok sangat sibuk, sehingga tidak dapat menangani provokasi India?
Namun tampaknya bagi Tiongkok menangani konfrontasi wilayah yang disengketakan dan yang tidak disengketakan akan berbeda.
Dalam hal ini, Tiongkok dan India tampaknya akan mengadopsi pendekatan diplomatik untuk menyelesaikan masalah.
Tapi kali ini India memilih untuk membuat insiden di daerah yang tidak kontroversial dan mengubah sifat masalah, yang secara alami mengubah prioritasnya dalam urusan internal dan eksternal Tiongkok.
Tampaknya Tiongkok bersikap jika ini adalah daerah yang disengketakan, maka masalah ini dapat diselesaikan melalui negosiasi sesuai dengan preseden penyelesaian sebelumnya dari daerah yang disengketakan.