Pertarungan antara dua negara besar dunia Tiongkok dan AS untuk memerangi Covid-19 benar-benar terlihat sangat panas. Tiongkok telah berhasil keluar dari pandemi yang pertamanya menjadi epicentrum di Wuhan, Hubei dan kini menjadikan situasi di Wuhan, Hubei menjadi nol, sedang AS kini justru menjadi epicentrum Covid-19 belakangan ini.
Situasi AS Kini
Jumlah terpapar baru covid-19 di AS kini telah melampaui 1,16 juta, dan jumlah kematiannya telah mencapai 67.067. Jika menurut rasio yang diprediksi oleh Trump, dia percaya bahwa angka kematian harus antara 10% dan 15%.
Representasi ini menunjukkan bahwa jumlah saat ini 1,1 juta warga AS terdiagnosis terpapar Covid-19 dan jumlah kematian di masa depan harus melebihi 100.000 (data terakhir 63.746), yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk AS. Sedang puncak pandemi belum datang. Sejauh mana seluruh pandemi akan berkembang di masa depan AS, tidak ada yang bisa memprediksi dengan tepat sekarang.
Di masa depan, kemungkinan jumlah diagnosis yang terpapar dikonfirmasi di AS akan bisa mencapai 1,5, 1,8 atau 2 juta. Kesenjangan antara Tiongkok dan AS benar-benar sangat kentara sekali.
Situasi epidemi/pandemi di Tiongkok secara bertahap terkendalikan. Pada dasarnya, tidak ada kasus lokal. Beberapa kasus sporadis yang diimpor dari luar negeri telah dikendalikan secara efektif.
Maka perbandingan siapa yang paling rendah dan yang paling tinggi terpapar virus ini makin terlihat jelas.
Kini Trump sedang mempersiapkan untuk kampanye pemilu presiden AS untuk bisa terpilih kembali. Namun tampaknya kini terlihat begitu gugup dan panik menghadapinya. Pada awalnya pemilih AS memiliki harapan tinggi terhadap Trump, jadi dukungannya dulunya tinggi.
Tapi akhir-akhir ini dukungannya terhadap Trump tampaknya anjlok. Karena pemilih Trump melihat janji-janji Trump tidak bisa terpenuhi, semua menjadi omong kosong belaka.
Misalnya yang paling menyolok belakangan ini, bahwa dia mengatakan akan mengobati Covid-19 dengan cairan desifektan (cairan pemutih baju) untuk menyembuhkannya.