Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Iran Mengatakan: Gedung Putih "TELMI" dan Mengajak Sekutu AS Mengeroyok Iran

9 Juli 2019   21:17 Diperbarui: 9 Juli 2019   22:02 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini Rusia ada memberikan beberapa pernyataan, menurut juru bicara Kemenlu Rusia termasuk Menlu Lavrov sendiri telah membicarakan tiga sudut pandang inti.

Pertama, tertembaknya drone "Global Hawk" AS memang telah memasuki wilayah udara Iran.  Ini adalah negara pertama dan pertama kalinya komunitas internasional keluar untuk mendukung Iran.

Kedua, mereka mengatakan tidak ada bukti bahwa Iran terlibat dalam serangan kapal pesiar di Teluk Oman. Ini adalah pernyataan resmi kedua yang diberikan oleh Rusia.

Yang ketiga tentang apa yang terjadi sekarang, Rusia memiliki prinsip dalam negosiasi internasionalnya di masa depan, yaitu keberadaan Iran sebagai penyeimbang di Suriah adalah legal. Karena keberadaan mereka diundang sah oleh pemerintah Suriah untuk berpartisipasi dalam perang melawan terorisme di seluruh Suriah.

Oleh karena itu, ketiga pernyataan ini jelas menunjukkan posisi Rusia. Jadi ada keseimbangan kekuatan di wilayah aliansi Anti-Iran di kawasan ini. Yang dikhawatirkan akan ada situasi di mana kedua belah pihak berselisih satu sama lain.

Yang terlihat jelas adalah Inggris yang mengatakan, jika AS melakukan serangan militer, Inggris bersedia bergabung. Ini adalah pernyataan yang sangat jelas. Namun Arab Saudi, UAE, Kuwait ketiga negara ini adalah tiga negara pilar dari Komando Timur Tengah, yaitu, wilayah Pusat komando terletak di tiga negara ini. Tapi Kuwait belum menyatakan dengan jelas kali ini.

Jadi kita bisa melihat mengapa Pompeo mengunjungi daerah ini, karena dia juga ingin bergantung pada konstruksi yang sudah ada. Dan jika langkah selanjutnya untuk merealisasi menjatuhkan sanksi, kapal berpatroli bersama, dan operasi bersama, maka tiga markas regional ini sangat diperlukan sebagai dasar untuk pusat komando regional.

Sehingga kesibukan Pompeo ini oleh beberapa media di ulasannya disebutkan sebagai "sumber kekacauan" di arena diplomatik internasional. Dia benar-benar coba memplatik api di mana-mana, dan memainkan peran negatif yang dapat mengakibatkan gejolak, terutama menciptakan situasi seperti kelanjutan dari pemikiran Perang Dingin. Dan seperti kita ketahuan memang Pompeo adalah mantan Kepala CIA sebelum menjabat sebagai Menlu AS.

Sehingga tampaknya selalu menggunakan Perang Dingin dalam mengamati perkembangan berbagai hal. Memang Pompeo dan Bolton merupa pejabat garis keras yang selalu cendrung menginginkan perang.

Iran Berhasil Menangkal Serangan Cyber AS

Dalam situasi dimana AS terus merayu para sekutunya untuk menekan Iran, Iran berhasil menangkal serangan cyber AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun