Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Iran Mengatakan: Gedung Putih "TELMI" dan Mengajak Sekutu AS Mengeroyok Iran

9 Juli 2019   21:17 Diperbarui: 9 Juli 2019   22:02 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Point kedua untuk menangkal tuduhan Trump atas ketidak siapan AS dalam mengawal kapal-kapal tanker negara-negara termasuk Tiongkok, Jepang, Korsel dan India yang mengimpor minyak dari Teluk. Banyak negara-negara yang bersangkutan justru bertanya, kapan kapal perang AS melindungi kapal-kapal negara-negara ini?

Hal ini Trump di satu sisi hanya ingin menekan Iran dan di sisi lain ingin memuji diri sendiri, yang seolah-olah melihat dirinya sebagai pemelihara seluruh keamanan di kawasan ini, semua negara-negara telah mendapat manfaat darinya dan kini dia telah memutuskan untuk meniggalkannya.

Pernyataan memberi kesan Trump ingin menarik diri, ini sebagai langkahnya setelah mendorong negara lain untuk melakukannya sendiri. Dan kesan ini dapat dilihat mengapa Menlu AS Pompeo cepat-cepat ke India, setelah mengunjungi UAE, Arab Saudi untuk membicarakan hal di atas ini.

AS menghendaki negara-negara ini harus mengirim kapal perangnya di kawasan ini untuk mengawal kapal tankernya. Dan kini terlihat India telah mengirim dua kapal dan tiba di Teluk. Ini diperkiran para pengamat sebagai respons terhadap ajakan AS.

Namun India melakukan ini juga untuk kepentingannya sendiri di kawasan ini, jadi dengan penarikan AS ini, akan mendorong negara-negara lain untuk berada di garis depan, untuk hal ini tentu ada juga negara-negara yang positif serius demi kepentingannya.

Kesediaan mereka untuk hadir di kawasan ini justru yang dibutuhkan AS, untuk sebagai angin buritan dalam menunjukkan tercapainya memperluas kekuatannya.

Ini masih merupakan langkah yang ingin dilakukan AS untuk memperkeruh air di kawasan ini. Segera setelah menjatuhkan sanksi terhadap pemimpin tertinggi Iran Khamenei,Trump mengirim Menlu Pompeo ke Timteng.

Menurut sebuah laporan pada 25 Juni 2019, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pergi ke Teluk pada 24 Juni dan mengunjungi Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UAE) untuk membahas bagaimana berurusan dengan Iran di bidang-bidang utama di kawasan tersebut.

Laporan itu mengatakan bahwa Pompeo bertemu dengan Raja Saudi Salman dan Putra Mahkota Moh. bin Salman. Di Uni Emirat Arab bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Muhammad bin Zayed. Mereka telah "memilih" gagasan pemerintahan Trump tentang keamanan maritim di Teluk Persia. Pompeo mengatakan kepada Pangeran Abu Dhabi bahwa rencananya akan mencakup UAE, Arab Saudi dan 20 negara lainnya.

Pompeo mengatakan kepada Pangeran Abu Dhabi di depan beberapa jurnalis yang menyertainya bahwa AS akan sangat senang jika tidak harus menanggung biayanya.

Ada laporan bahwa Pompeo dalam melakukan perjalanan ke Jepang dan Korsel bergegas mengatur perjalanan ke Timteng. Sebelumnya Pompeo pernah mengatakan di Twitternya bahwa "pertemuan dengan Raja Saudi sangat berhasil". Ketegangan di kawasan Selat Hormuz dan kebutuhan untuk mempromosikan keamanan maritim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun