Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengulas Batalnya Perintah Trump untuk Menyerang Iran

1 Juli 2019   18:29 Diperbarui: 1 Juli 2019   18:48 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah AS benar-benar akan menggunakan bom penembus lapisan tanah GBU-57A/B Massive Ordnance Penetrator (MOP) atau rudal jelajah untuk mengebom pembangkit tenaga niklir atau pabrik pengayaan uranium. Kemungkin ini tidak besar, kerena kini Iran seperti "tong mesiu" Trump mengatakan: " Saya akan membakar mesiu yang di pintu Iran, mesiu lainnya tidak bisa dibakar, itu tidak mungkin."

Jika "bubuk mesiu" di pintu dipicu, seluruh "bubuk mesiu" akan menimbulkan perubahan dan perkembangan yang relatif besar. Jadi akan sulit untuk mengendalikan seluruh ritme dan jangkauan serta dampaknya.

Oleh karena itu jika tidakan militer AS dilanjutkan pada Iran, maka peperangan akan meluas keseluruh kawasan Teluk. Jika targetnya hanya satu titik kemungkinan untuk meluas masih tidak besar. 

Pernah terjadi ketika AS melakukan pembalasan dengan menyerang kapal, militer AS memiliki pengalaman yang disebut dengan "Operation Praying Mantis" dengan memancing kapal Iran tidak berada di sekitar Iran atau di perairan teritorial Iran, bermain di laut lepas..

Pada 18 April 1988, AL-AS melancarkan "Operation Praying Mantis", serangan udara dan angkatan laut terhadap pasukan Iran di Teluk Persia. Dalam satu hari pertempuran intensif, Amerika menenggelamkan dua kapal Teheran dan merusak kapal lain ditambah anjungan minyak, menewaskan lebih dari 50 orang Iran.

Dengan cara ini, kedua belah pihak dapat saling menghilangkan ketergantungan satu sama lain, dan setelah satu pihak memukul pihak lain, pihak yang satu akan meninggalkan pihak lainnya. Ini membuatnya mudah untuk menyingkir dari medan perang. Jika menyerang target di wilayah tersebut, dapat diperkirakan tindakan perang ini benar-benar cenderung menjadi perang yang berlarut-larut.

Jadi tampaknya AS sekarang mungkin berpikir tentang bagaimana seluruh serangan dimainkan. Jika kita menganalisa menurut tiga program perang besar, sedang dan kecil, begitu aksi perang tidak terkendali, strategi kekuatan besar AS, termasuk pasukan dan pangkalan serta sekutu di sekitarnya, akan memiliki dampak yang sangat serius.

Ada laporan bahwa ada target potensial dalam target serangan militer AS, yang merupakan fasilitas nuklir di Iran. Apa yang akan terjadi jika militer AS pertama kali menyerang fasilitas nuklir Iran?

Sumber: iranprimer.usip.org
Sumber: iranprimer.usip.org
Konsekuensinya terlalu serius. Dan ini adalah kenyataan. Dari situasi saat ini, tidak mungkin AS akan menghancurkan fasilitas nuklir Iran.

Terakhir kali ketika AS dan Irak mencapai puncak perang pada 2007. Saat itu adalah masa jabatan periode kedua George W. Bush. Ketika itu, karena AS memiliki 160.000 tentara di Irak, ditambah kekuatan militer di pangkalan-pangkalan di sekitarnya, situasi sudah siap. Maka jika akan bertempur itu akan mudah menambah pasukannya.

Selain itu ketika itu diperairan kawasan itu di perairan Iran sudah ada 3 gugus kapal induk AS yang situasimya lebih serius ketika itu. Ini menjadi langkah pertama, yang sudah dipersiapan tiga langkah persiapan: langkah ke-1, langkah ke-2, langkah ke-3 yang saling berkaitan, jika pada langkah ke-1sudah bisa berhenti, maka akan berhenti di langkah ke-1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun