Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengulas Batalnya Perintah Trump untuk Menyerang Iran

1 Juli 2019   18:29 Diperbarui: 1 Juli 2019   18:48 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.militarytimes.com

Ruang lingkup ini adalah bahwa AS benar-benar akan membalas dendam terhadap penembakan drone ini, AS belum siap jika situasi menjadi berkembang, AS tidak ingin bermain-main, tampaknya menunjukkan ini.

Jadi dapat dilihat dengan jelas bahwa AS juga khawatir perang ini menjadi meluas. Tetapi perlu diketahui seperti apa yang dikatakan orang Iran, terserah AS kapan akan mulai perang, tetapi kapan perang berakhir itu bukan lagi terserah AS.

Memang hal ini sangat bahaya bagi AS, karena begitu AS mulai bermain dan rudal jelajah dimainkan, konsekuensinya sulit dibayangkan. Tidak mungkin bisa seperti apa yang dibayangkan AS bahwa perangnya hanya akan terbatas, di medan perang itu akan tidak mungkin.

Iran sudah menyatakan bahwa jika Iran ingin membalas dendam,  tujuannya tidak akan terbatas pada AS dan tidak akan terbatas pada pasukan AS yang menyerangnya. Itu akan menyasar pangkalan militer AS di kawasan tersebut. Bahkan menyasar sekutu AS  di kawasan ini, jadi begitu situasi seperti itu terjadi maka berarti perluasan perang.

Maka sangat mungkin alasan pertama penghentian dan pembatalkan perintah untuk menyerang Iran dengan segera sangat terkait dengan alasan di atas. Demikian menurut banyak kalangan analis dan pengamat dunia luar.

Alasan kedua tampaknya sebenarnya terkait dengan kekuarang seriusan pengerahan militer saat ini di AS, karena sekarang untuk pengerahan melibatkan "surgical operation/operasi bedah" (menyelusup dan menyerang kemudian kembali) seperti di Suriah yang dilancarkan pada 2017, menembakkan seratusan rudal setelah selesai kembali.

Kini tidak lagi bisa dilakukan seperti itu, karena pembalasan Iran dapat terjadi kapan saja dan kekuatan AS selanjutnya sangat tidak memadai karena kekuatan militernya tidak cukup.  Maka dari itu perintah menyerang segera ditarik.

Jika perintah tidak ditarik dan terjadi perang, target apa saja yang akan menjadi sasaran rudal militer AS? 

Menurut rencana operasional militer AS, mungkin ada dua. Salah satunya adalah untuk secara langsung membalas terhadap target yang menembak jatuh drone, seperti berbagai posisi rudal yang ditempatkan di sekitarnya, pos komando,  posisi radar, yang merupakan tujuan utama. Kalau fasilitas ini bisa diratakan AS akan merasa sudah draw.

Yang kedua, tidak menutup kemungkinan akan melakukan serangan komprehensif terhadap Iran. Tentu saja tidak hanya serangan dengan senjata, juga termasuk serangan cyber.

Menurut pernyataan sebelumnya, yang pertama adalah point-to-point, lalu menunjuk ke yang sebaliknya. Jika serangan point-to-point diterapkan, serangan saat ini akan ditujukan pada jaringan nasional Iran, lembaga komando, termasuk fasilitas pengobatan, kemungkinan akan berangsur-angsur diperluas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun