Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Benarkah AS Akan Menyerang Iran?

2 Juni 2019   21:41 Diperbarui: 4 Juni 2019   09:13 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: foreignpolicy.com

Posisi UAE menjadi tempat sangat penting untuk menekan Iran, perlu memberinya persetujuan menjual rudal ofensif AS, dan juga menjual rudal pertahanan udara sistem "THAAD."

Yordan juga penting bagi AS, mengkilas balik pada tahun 2003, ketika AS menyerang Irak, posisi ini menjadi start penyerangan ke Irak. Pangkalan di Yordan menjadi sangat penting saat itu ketika mulai menyerang Irak. Juga kini penyebaran pasukan sebagian diambil dari sini.

Menlu AS Pompeo menyata keadaan dalam situasi darurat, jadi AS perlu dan tidak ada jalan lain harus turun tangan, namun keadaan darurat apa yang dimaksudnya?

Isu "Ancaman Iran" terus dibesar-besarkan. Dan kita tahu Trump ketika  mengunjungi Arab Saudi, dia menandatangani penjualan alutsista sebesar  US$ 200 miliar, setidaknya akan berkembang menjadi US$ 300 miliar di masa depan, tetapi setelah Kashoggi terbunuh, penjualan alutsista besar-besaran terhenti.

Pada saat ini, "ancaman Iran" datang. Tentu saja, "ancaman Iran" ini adalah "ancaman Iran" yang dibesar-besarkan AS. Dengan alasan ingin mempersenjatai sekutu yang paling penting di GCC: Arab Saudi, UAE, Yordan dengan menjual alutsista US$ 8,1 miliar keduanya untuk menemani Arab Saudi. Arab Saudi sebenarnya memiliki kekuatan militer paling kuat di antara GCC.

Trick Trump membesar-besarkan "ancaman Iran" untuk memanfaatkan tiga negara sekutunya di GCC, selain untuk memperkuat posisi dan eksitensi mereka di kawasan tersebut dengan menjual alutsista kepada mereka dalam menghadapi "ancaman Iran". Manuver ini selain untuk memperalat mereka yang terpenting adalah menual alutsista AS.

Maka sangat tampak sekali ketika Trump mengunjungi Arab Saudi, yang ditemani menantunya dan pejabat senior AS akhir-akhir ini , dia menunjukkan katalog alutsista yang bisa dibeli Arab Saudi. Jadi penjualan senjata adalah tujuan dan sarana.

Yang dimaksud dengan tujuan adalah cari duit dan keuntungan. Dan Sarana adalah untuk mengenkang ekspansi pengaruh militer Iran di kawasan ini. Dan menuver ini telah menghasilkan US$ 200-300 milyar dengan penjualan senjata dari uang minyak negara-negara Timteng. Jadi bak melempar satu batu mengenai dua burung.

Reaksi Rusia

Pada saat AS bermanuver, media Rusia mengatakan: Jika Iran menghendaki dalam setahun sudah bisa menghasilkan senjata nuklir. Selain itu "angkatan bersenjata Houthi" yang terkait erat dengan Iran juga mengklaim di masa depan mereka mungkin kan meluncurkan serangan terhadap 300 target militer penting.

Menurut laporan media Rusia, Presiden AS Trump mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada 20 Mei bahwa dia tidak akan membiarkan Iran membuat dan memiliki senjata nuklir, tetapi dia tidak ingin konflik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun