Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Benarkah AS Akan Menyerang Iran?

2 Juni 2019   21:41 Diperbarui: 4 Juni 2019   09:13 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: foreignpolicy.com

Trump mengatakan pada 23 Mei bahwa dia tidak berpikir perlu mengirim lebih banyak pasukan ke Timur Tengah sebagai tanggapan atas "ancaman Iran."

Namun, Penjabat Sekretaris Pertahanan Shanahan membenarkan bahwa Pentagon mempertimbangkan untuk menambah lebih banyak pasukan untuk memperkuat "pertahanan" militer AS di kawasan tersebut.

Associated Press menganalisis pada 23 Mei bahwa jika AS memutuskan untuk mengirim lebih banyak pasukan ke Timur Tengah, itu berarti Trump mengubah sikapnya terhadap Iran.

Saat ini, AS dapat mengerahkan pasukan di seluruh Timur Tengah, termasuk dari pangkalan militer AS di negara-negara tetangga Iran, total sekitar 50.000 orang. Kata pengantar Trump tidak membuat keputusan tentang hal ini, semua ini mencerminkan psikologi AS? Yang jelas AS akan menambah pasukan di Timteng 10.000 adalah tidak konsisten dan kontraditif.

Ini mencerminkan ada kontradiksi besar antara para pejabat tinggi AS dan apakah mereka benar-benar akan menyelesaikan masalah menggunakan kekuatan melawan Iran, berkaitan dengan hal ini dalam internal elit AS sebenarnya terbagi beberapa faksi kekuatan bukan hanya dua faksi.

Salah satu faksi garis keras adalah Menlu Pompeo termasuk asisten keamanan nasional John Bolton, mereka ini faksi keras yang berulang kali menyerukan ancaman perang ini.

Tetapi ada pihak lain termasuk Trump dan Shanahan, yang umumnya merupakan tipe "tersembunyi". Meskipun beberapa ancaman teriakan perang juga dikeluarkan,  tetapi dalam hal tindakan, termasuk ekspresi, relatif tersirat, seperti Perang Teluk 1991, ratusan ribu tentara AS dimasukkan ke kawasan terkait.

Saat Perang Irak ada dua atau tiga ratus ribu dan cendrung terus terjadi proses peningkatan pasukan secara bertahap. Jadi pada saat itu kita bisa melihat sejumlah pesawat komersial sipil yang digunakan untuk mengangkut pasukan AS ke garis depan bukan dengan pesawat militer.

Sejauh ini, kita melihat bahwa adegan seperti ini belum muncul, dan lebih banyak mobilisasi adalah pembicaraan kosong. Selama ini hanya teriakan-teriakan menggertak untuk menekan dari area negara-negara pinggiran Iran. Namun, apa benar-benar akan "berkelahi" di daerah ini, saat ini sinyalnya masih sulit untuk mencerminkan adegan seperti itu.

Lalu apa tujuan Trump bergembar gembor untuk mengirim pasukan 1500 untuk melindungi pasukan yang sudah berada disana?

Kehadiran militer AS di Timur Tengah, termasuk seluruh kawasan Asia Barat secara historis, sering ditandai oleh fakta bahwa jumlah pasukannya terus meningkat. Pertama, unit-unit kecil dikirim, tapi pada akhirnya, unit kecil ini dikatakan tidak aman, dan selanjutnya dikirim lagi pasukan ke daerah di mana unit-unit kecil itu berada, dan daerah-daerah sekitarnya,  sekali lagi meningkatkan pasukan mereka. Setelah itu, mereka meningkatkan pasukan di berbagai titik, dan unit-unit besar didatangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun