Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Benarkah AS Akan Menyerang Iran?

2 Juni 2019   21:41 Diperbarui: 4 Juni 2019   09:13 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: foreignpolicy.com

Maka jika sekarang AS menambah 10 ribu pasukan, hal itu tidak ada perubahan yang substansial dalam perbandingan dengan pasukan Iran. Dan tampaknya itu tidak masuk akal jika akan merubah situasi.

Karena ini adalah langkah yang sangat kecil, sehingga ada kemungkinan bahwa AS akan sangat terjerat ketika datang pada saat ini, manuver ini tidak membawa efek apa-apa. Jika mengharapkan Iran menjadi lunak, itu juga tidak. Jadi tujuan AS untuk menkekan Iran agar mau duduk di meja perundingan atau Trump mengharapkan Rouhani menelpon dia, namun ketika itu tidak pernah terjadi. AS juga tidak bisa mundur dari penambahan militernya.

Kini Trump mau tidak mau harus terus maju tidak bisa mundur, hanya saja langkahnya tidak bisa besar. Maka yang kini dia kejar 10.000 personil dan ini tampaknya mencerminkan keterikatan dan rasa malu.

Selain melakukan peningkatan pasukan, Trump juga mengumumkan penjualan senjata senilai $ 8,1 miliar ke Arab Saudi dan negara-negara lain. Dalam sehari, Trump menerbitkan dua pesanan. Apa yang ingin dia lakukan?

Dilaporkan bahwa Senator AS Chris. Murphy memperingatkan pada 22 bahwa Presiden AS Trump mungkin telah menggunakan "ambiguous loopholes/celah-celah hukum" dalam undang-undang AS yang relevan untuk meningkatkan ketegangan di Iran dan menelikung situasi dari sebelumnya.

Karena "Perang Yaman" AS menunda penjualan lebih banyak senjata kepada tentara Saudi, itu tidak mengejutkan. Pada 24 Mei lalu, ketika mengumumkan peningkatan 1.500 pasukan ke Timur Tengah, Trump menjual persenjataan US$ 7 miliar ke Arab Saudi, UEA, dan Yordania., dan kemudian Menlu AS Pompeo mengirim surat yang mengatakan bahwa karena keadaan darurat, senjata harus dijual segera untuk menangani dampak buruk Iran di seluruh Timur Tengah.

Apa perhitungan AS secara "sembunyi-sembunyi" menjual senjata kepada Arab Saudi, UAE dan Yordan senilai US$ 8,1 milyar, sinyal apa yang terdapat dalam manuver ini?

Ini menunjukkan bahwa AS saat ini sudah berada di seluruh Timteng, sebenarnya dapat dikatakan bahwa AS sedang berkonfrontasi dengan tegang terhadap Iran dan ini telah berlangsung dalam waktu yang lama. Termasuk kemungkinan untuk melakukan serangan militer berikutnya. Jika hal itu terjadi negara-negara ini bisa dibebani dengan tugas yang sangat penting dan langkah ini dapat dilihat dalam tingkat yang lebih besar.

Seperti Arab Saudi selama ini telah mendapatkan banyak bantuan AS beberapa tahun terakhir ini, termasuk pengadaan rudal pertahanan udara.

Tapi Arab Saudi tidak hanya mengambil garis lurus, kecuali membeli sistem rudal pertahanan udara AS "THAAD" , tetapi juga membeli sistem rudal pertahanan udara buatan Rusia S-400, selain itu juga berminat membeli rudal pertahanan udara buatan Israel "Iron Dome."  Alasan utama Arab Saudi karena kekuatan tempurnya terlalu lemah, maka filosofinya jika diserang lawan yang penting bertahan dulu, bukanlah memiliki  konsep offesif. Semua pihak dapat melihat ini dengan jelas.

UAE justru menjadi penting bagi AS dengan menjual kepadanya dua macam alutsista dalam dua tahun ini. Pertama alutsista ofensif berupa F-16 dalam jumlah besar, jadi jika kelak terjadi menyerang Iran, tempat ini akan menjadi sangat penting, karena keadaan sekarang F-35 tidak ada di posisi ini. Kelak jika F-35 AS digabungkan dengan ditempatkan disini, tempat ini bisa digunakan untuk pemicu menekan Iran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun