Industri kedirgantaraan memerlu industri penunjang seperti yang ditunjukkan dalam piramida di atas. Hal itu tampaknya mudah, namun tidak sederhana dan mudah untuk mencapainya.
Pengalaman India dalam membangun jet tempur Gen-3 LCA
Pada awal tahun 2016, LCA jet tempur pertama India telah membuat debut di Bahrain Air Show, dan ini merupakan LCA untuk pertama kali melakukan pertujukan internasional.
Pada awal tatun 1980an, India telah mengusulkan untuk mengembangkan LCA jet tempur ringan. Dengan ini telah mendorong perkembangan industri penerbangan India. Terutama untuk mendapatkan kapasitas pengembangan jet tempur Gen-3.Â
17 Nopember 1995, LCA pertama kali mendapat verifikasi teknis, Â akhirnya bisa keluar. Namun karena ada kegagalan dalam fly by wire, rencana yang ditetapkan pada penerbangan perdana tahun 1996 diundurkan hingga akhir abad ke-20.
Pada tahun 1998, India berhasil melakukan uji coba bom nuklir, hal ini menyebabkan India dijatuhi sanksi embargo oleh Barat dan AS, dengan demikian program pengembangan LCA mendadak tidak mendapat dukungan dari teknologi Barat dan AS.
Dikarenakan dasar industri kedirgantaraan India masih lemah, baik untuk mesin ber-kinerja tinggi, sistem kontrol penerbangan, dokumentasi perekaman radar dan kurangnya kemampuan pengembangan independen untuk sistem radar dan sistim avionik masih kekurangan dan kemampuan R&D yang independen. Dan kemandirian teknologi persiapannya belum cukup, hingga 4 Januari 2001, mesin verifikasi teknis LCA (Tejas) yang pertama, TD-1 baru berhasil menyelesaikan uji coba terbang perdana.Â
Padahal LCA India pada Pameran Kedirgantaraan Bahrain sangat mendapat perhatian, saat itu LCA akan menjadi saingan atau kompetisi  sengit yang kuat dari jet tempur joint produksi Tiongkok-Pakistan JF-1 "Xiaolong" (JF-17).
Pada awalnya India mulai mengembangkan jet tempur ini, jika dilihat dari prospek perkembangannya sangat menjanjikan. Namun sayang mereka mulai terlalu awal dan menyelesaikannya terlalu terlambat. Mereka mulai dengan kwalifikasi cukup tinggi, namun kemudian makin lama makin merosot, karena industri dasar penunjangnya tidak cukup mendukung program tersebut.
Sehingga rancangan semula yang cukup tinggi, ketika direalisasikan keteteran. Saat itu mereka memasukkan teknologi jet tempur Prancis "Phantom" dan juga keunggulan lainnya.