Tetapi Obama, seperti presiden sebelum dia, mengklaim bahwa dengan melibatkan Tiongkok mungkin bisa memaksanya untuk bertindak kurang agresif di dunia maya, atau setidaknya berhenti menyerang AS begitu gencar.
Bush dan Obama hanya sedikit mengekang praktik perdagangan dan cyberespionage yang tidak fair oleh Tiongkok. Tetapi mereka memang menemukan cara untuk mengatasi keluhan penting dengan Beijing, seperti hak asasi manusia dan kebebasan pers, dan bekerja bersama dalam isu-isu seperti perubahan iklim dan interaksi militer, dengan mengikuti strategi umum Amerika untuk melibatkan Tiongkok pada masalah-masalah sulit, terkadang tidak menyenangkan, dengan harapan hubungannya bisa diperbaiki.
Trump sejauh ini menolak pendekatan cara itu. Bertindak sebaliknya. Trump menganggap Tiongkok adalah salah satu musuh paling licik bagi AS. Pada kampanye kampanye 2016 di Indiana, dia mengatakan kepada orang banyak, "Kita tidak bisa terus membiarkan Tiongkok memperkosa negara kita, dan itulah yang mereka lakukan."
Oleh karena itu tidak terlalu mengejutkan bahwa Trump menghindari cara pendekatan Bush dan Obama dan mengadopsi pendekatan yang lebih pugilistis (adu jotos). "Pemerintahan ini telah membuang keterikatan ideologis untuk keterlibatan demi keterlibatan," kata seorang pejabat senior pemerintahan AS kepada  seorang analis. "Itu mungkin sudah terlambat."
Ini artinya dalam praktik: AS tidak akan lagi hanya berbicara tentang masalah yang terjadi dengan Tiongkok. Sebaliknya, Washington hanya akan menghukum Beijing karena dianggap bersalah.
Itu sebagian besar dimanifestasikan dalam perang --- Perang Dagang.
Apa kata Trump dalam wawancara "Good Morning America 2015": "Itu (Tiongkok) adalah musuh ekonomi, karena mereka telah mengambil keuntungan dari kita tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah," Lanjutnya: "Apa yang telah mereka lakukan terhadap Amerika Serikat, ini merupakan pencurian terbesar dalam sejarah dunia."
Defisit perdagangan AS dalam barang dan jasa dengan Tiongkok adalah $ 335,4 miliar pada tahun 2017. Defisit itu terus meningkat, dan pada bulan Agustus itu bertambah $ 31 miliar, yang berarti bahwa Beijing mengekspor $ 31 miliar lebih banyak barang ke AS pada bulan itu daripada yang dikirim AS ke Tiongkok.
Trump dan beberapa penasihat ekonomi utamanya, termasuk Direktur Kebijakan Perdagangan dan Industri Peter Navarro, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, dan Sekretaris Perdagangan Wilbur Ross, melihat ini sebagai hal yang buruk.