Namun yang jelas AS telah membatalkan semua penerbangan F-22 di Suriah. Apalagi bulan depan AS akan memulai uji coba dengan F-35. Tujuan utama dari uji coba ini adalah untuk mengetahui kemungkinan nyata F-35 terhadap S-300.
Ini membuktikan bahwa AS ragu dalam kemungkinan jet tempur silumannya bisa tembus terhadap sistem S-300.
Sistem EW Rusia ternyata dapat meng-jam (menggangu) pesawat pengintai AS dan NATO di Suriah.
Menurut Agen Rusia "Interfax": Pesawat pengintai AS "RC-135V" yang ditempatkan di pangkalan Teluk Suda di Yunani, melakukan pengintaian elektronik (electronic surveillance) di sepanjang pantai Suriah untuk mendeteksi pekerjaan sistem baru ini.
Inggris sebelumnya mengirim pesawat pengintai Angkatan Udara untuk pengintaian di dekat perbatasan selatan Suriah, kata badan itu.
Rusia telah menyerahkan sistem pertahanan udara S-300 pada bulan Oktober dengan diangkut "IL-22" ke Lattakia, yang menimbulkan kemarahan AS yang dianggap sebagai kesalahan dan eskalasi serius yang berbahaya.
F-35 dan F-22 Tampaknya Akan Mubazir Dengan S-400
Sistem rudal S-400 yang relatif murah $ 500 juta telah membuat program F-35 yang triliun dolar menjadi usang. Penjualan sistem rudal S-400 Rusia ke Tiongkok yang 3 milyar USD bukan hanya tonggak sejarah dalam hubungan kedua negara, tetapi juga contoh bagaimana sistem rudal yang murah dapat menembus proyek satu triliun dolar.
S-400 akan memiliki "efek mengubah sistem pertahanan menjadi sistem ofensif, dan memperluas payung A2/AD ((anti-access/area-denial) Tiongkok atas wilayah sekutu AS dan laut lepas."