Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bisnis Senjata dan Latar Belakang India Membeli S-400 Rusia

22 Oktober 2018   18:10 Diperbarui: 22 Oktober 2018   18:40 1834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KSAD India Bipin Rawat menanggapi hal ini dengan mengatakan bahwa India mungkin mendapatkan beberapa teknologi melalui kerja sama dengan AS, tetapi akan selalu menuntut kebijakan diplomatik independen.

Sanksi AS mungkin tidak akan mempengaruhi keputusan India, dan India akan melanjutkan kerja sama militernya dengan Rusia dan AS. Meskipun di bawah tekanan besar, mengapa India begitu bersikukuh untuk melakukan kebalikan dari apa yang diinginkan AS?

Pengamat melihat ada dua pertimbangan mengapa India membeli sistem S-400 meskipun ada tekanan AS. Yang pertama adalah meningkatkan dan mengganti senjata dan peralatan pertahanannya. Itu adalah sebuah aturan keharusan.

Di masa lalu, mereka membeli dalam jumlah besar peralatan Soviet, tetapi teknologinya kini telah sangat berkurang dan tertinggal. Saat ini, pertahanan udara India tidak memiliki kemampuan anti-rudal. Kapasitas tempur yang besar dari S-400 dapat meng-upgrade senjata mereka, hal itu yang menjadi pilihan alami.

Alasan kedua dengan membeli sistem S-400 meskipun mungkin AS akan memberikan tekanan yang lebih besar.Tapi mereka dapat menggunakan sistem S-400 sebagai chip poker, itu akan membuka jalan bagi AS untuk mau mengekspor alutsista ke India, terutama alutsista canggih.

Jika dilihat putusan India membeli alutsista dari Rusia, tampaknya mendapat tekanan dari AS memiliki efek penting.

"Pada akhirnya, Modi Mengejek AS" demikian komentar dari "Vzgyad" Rusia, pemerintah Modi bertahan dari tekanan AS, tetapi beberapa informasi juga mengungkapkan bahwa India sedang mencari kekebalan dari sanksi AS.

Randall Schiver Asisten Menhan AS mengatakan: "Kami masih akan memiliki kekhawatiran yang sangat signifikan jika India mengejar platform dan sistem baru dari [Rusia]. Saya tidak bisa duduk diam di sini dan memberi tahu Anda bahwa mereka akan terkecualian dibebaskan, itu akan menjadi keputusan presiden."

Alasan bahwa presiden harus menjatuhkan sanksi terhadap India karena Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (NDAA) untuk tahun fiskal 2019 yang dirilis pada bulan Agustus telah memberikan kewenangan kepada Presiden AS untuk membebaskan sanksi AS terhadap India, Vietnam, dan Indonesia yang biasanya akan dijatuhkan karena pembelian peralatan militer Rusia.

Analis telah menunjukkan bahwa artikel terkait tentang hal ini akan disesuaikan untuk India dan negara lain. Jadi, akankah Trump benar-benar menerapkan sanksi terhadap India?

Meskipun AS telah mengancam, tapi karena AS saat ini sedang ingin mempercepat strategi Indo-Pasifiknya, dan India adalah mata rantai paling sentral dalam strategi Indo-Pasifik AS, hubungan India-AS baru-baru ini telah mendapatkan beberapa kemajuan praktis, jadi dalam mata para pejabat senior India, meskipun AS telah membuat ancaman, dalam kenyataannya, itu tidak akan benar-benar menerapkan sanksi terhadap India, terutama karena belum lama ini, India dan AS sedang melangsungkan pertemuan "2 + 2" dan selama pertemuan ini kedua negara mungkin telah membentuk beberapa perjanjian secara diam-diam. ( baca: Menilik Strategi Pemerintahan Trump-AS "Indo-Pasifik" )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun