Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dilema Amerika Menyerahkan Jet Tempur F-35 Kontrak Turki dan Rusia S-400

8 Agustus 2018   10:38 Diperbarui: 8 Agustus 2018   10:55 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: store.strategicdefenceintelligence.com

S-400 diyakini sebagai sistem pertahanan udara militer paling canggih buatan Rusia. Sebagai sistem pertahanan udara yang komprehensif di daerah pertempuran, dan juga memiliki reaksi yang kuat serta kemampuan menyerang terhadap keunggulan udara AS. Jadi ketika menyangkut kepentingannya, Turki ingin membeli S-400 Rusia yang murah harganya, tapi bagus dari sudut pandang militer dan sudut pandang teknis, jadi itu dianggap masuk akal.

Pada kenyataannya, untuk membicarakan kemampuan S-400, ahli militer Australia, Carlo Kopp, dengan jelas menunjukkan bahwa radar S-400 yang secara khusus digunakan untuk menembak jatuh jet tempur modern dengan kemampuan siluman yang baik dan bisa melawan jet tempur generasi kelima. Dan ini menjadi kounter untuk melawan F-35.

Laporan-laporan media Rusia mengatakan bahwa mulai tahun lalu, militer Rusia mengadakan beberapa latihan militer 'live fire' intersepsi dari sistem pertahanan udara dan senjata serangan udara yang terdiri dari S-400, radar gelombang meter (meter wave radar), dan sistem rudal Pantsir di Ashuluk, selama latihan ini mereka mentargetkan pesawat dan target lain yang lengkap menirukan rudal jelajah "Tomahawk" dan F-35.

Mengenai F-35 dan S-400 dapat diumpamakan seperti tombak dan perisai --- kedua senjata yang satu menyerang yang lainnya menangkal. Jika kedua senjata ini terlibat dalam pertempuran, latihan, atau berhadapan perang secara langsung di Turki, maka peristiwa itu akan menjadi kesempatan langka yang sangat diinginkan Rusia.

Situs majalah dua bulanan "National Interest" AS pernah mempublikasikan satu artikel pada 7 Juli lalu, dengan judul "America's Big Fear: Turkey Mixing F-35s and Russia's S-400 Air Defense System (Ketakutan AS: Percampuran Turki Dengan F-35 dan Sistem Pertahanan Udara S-400 Rusia)." Dalam artikel ini disebut mereka percaya jika Turki memiliki F-35 dan S-400a pada saat yang sama, itu akan dapat menguji kemampuan stealth F-35, serta seberapa efektif mereka ketika menghadapi senjata pertahanan udara yang menakutkan dikenal sebagai S-400. Jika Turki bisa mendapatkan data ini, maka Rusia mungkin akan mendapatkannya juga.

Seperti diketahui seluruh sistem pertahanan udara terediri dari sejumlah besar komputer dan mikro-elektronik yang memproses data ini, dan ketika itu terlibat dalam dukungan teknis, termasuk ketika ada peningkatan perangkat lunak atau ketika meningkatkan dan mengganti unit penembakan, akan ada sejumlah besar teknisi Rusia yang akan memandu mereka.

Pada saat itu, setiap data, perangkat lunak, atau perangkat keras akan berada dalam keadaan terbuka. Maka akan terjadi bagi para ahli ini, tidak ada yang akan menjadi rahasia. Ini akan menjadi celah bagi AS baik untuk perangkat keras maupun untuk perangkat lunaknya. Sehingga sejumlah besar data dari AS dan NATO akan bocor ke tangan pihak Rusia.

Sehubungan dengan adanya resiko tinggi bocornya rahasia teknis ini, tampaknya menjadi masuk akal jika bagi Pentagon ingin menunda penjualan F-35 ke Turki. Jadi, sebagai anggota NATO, mengapa Turki ingin membeli sistem rudal pertahanan udara Rusia?

Iler Turan, seorang professor hubungan internasional di Universitas Bilgi, Istanbul Turki, mengatakan: Alasan mengapa Turki memilih S-400 adalah karena Amerika tidak mau menjual rudal Patriot ke Turki dengan harga yang wajar, dan mereka tidak menanggapi tuntutan Turki untuk produksi bersama rudal tersebut, jadi, maksud saya sebenarnya tidak adil untuk mengatakan bahwa Turki hanya beralih ke Rusia.

Memang selama ini, pertahanan udara Turki masih sangat lemah. Pada tahun 2002, dipengaruhi oleh meluapnya krisis Suriah, Turki menuntut NATO menggunakan rudal Patriot di sepanjang perbatasannya untuk mempertahankan diri dari serangan rudal yang datang dari Suriah. AS, Jerman, dan Belanda segera menempatkan rudal Patriot di Turki.

Tapi pada tahun 2014, ketika hubungan AS-Turki menjadi bergolak, dan pada tahun berikutnya, AS langsung menarik sistem rudal Patriot dari Turki yang mengatakan bahwa para perwira dan prajurit dari pasukan rudal pertahanan udara Patriot perlu menguatkan diri kembali (recuperate). Jerman segera menyusul. Turki sangat marah dengan tindakan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun