Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengamati Konsep "Cool War" Antara Amerika dan Rusia

2 Maret 2018   10:02 Diperbarui: 19 Maret 2018   10:30 4376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah 50 tahun eskalasi konflik antara AS dan Rusia terjadi, dan kali ini terjadi lagi, akankah sejarah terulang dengan eskalasi lagi? Apakah ini juga kondisi Perang Dingin antara AS dan Rusia? Jarang ada fenomena internasional yang bisa memancing pikiran dunia kembali ke Perang Dingin seperti konflik Rusia-AS ini.

Pada saat di mana AS dan Uni Soviet adalah "negara adidaya" dunia. Bertarung untuk hegemoni global, kedua negara dan sekutu mereka memulai berjuang selama beberapa dekade. Selama periode ini, walaupun perbedaan dan konflik mereka sangat parah, kedua belah pihak berusaha menghindari sebisa mungkin berperang berskala besar di seluruh dunia, agar tidak tejadinya Perang Dunia ke III.

Sebagian besar pertarungan terjadi melalui perang proxy regional, lomba teknologi dan perlombaan senjata, perlombaan luar angkasa, perlombaan diplomatik, dan semua metode "dingin" lainnya, di mana mereka saling menekan, namun tidak menggunakan kekerasan, itulah sebabnya mengapa disebut "Cold War (Perang Dingin)".

Tapi menurut cendikiawan Royal Institute of International Affairs-Inggris, Andrew Monaghan mengatakan, sejarah Perang Dingin telah "disalahgunakan" oleh kenyataan. Perang Dingin tampaknya telah menjadi sebuah keranjang, dan semua konflik bisa masuk dalam keranjang tersebut. Pada kenyataannya, taruhan intrik AS dan Rusia tidak memiliki syarat untuk memasuki "Perang Dingin".

Sebagian analis merasa dalam hal ini tidak bisa menggunakan konsep Cold War terlalu ringan. Perang Dingin adalah oposisi sistemik dan sistematis yang komprehensif antara dua blok besar. Perang Dingin memiliki beberapa sifat: yang pertama adalah oposisi ideologis. Kedua kubu mereka sangat jelas perbedaannya. Sifat lainnya adalah persaingan universal, atau kita bisa menyebutnya persaingan global. Itu tidak hanya terkonsentrasi di Eropa, Timur Tengah, Asia-Pasifik, dan sejauh wilayah Karibia dan kawasan Afrika. Ada proxy, atau bayang-bayang kegiatan AS dan Uni Soviet di semua wilayah.

Jika kita mengukur kontes antara Rusia dan AS saat ini berdasarkan sifat-sifat Perang Dingin ini, jelaslah bahwa ini tidak mencapai tingkat ini.

Perlombaan senjata merupakan ciri utama dalam pertarungan Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet. Selama Perang Dingin, Amerika Serikat dan Uni Soviet pernah memulai perlombaan senjata senjata nuklir. Kedua belah pihak menciptakan puluhan ribu hulu ledak nuklir, yang sebagian besar diarahkan pada target inti masing-masing, dan berkemampuan untuk melakukan penyerangan kedua. Karena kedua belah pihak bisa saling menghancurkan satu sama lain, ini membentuk "keseimbangan nuklir" unik antara AS dan Uni Soviet selama Perang Dingin. Tidak ada yang berani menggunakan senjata mereka untuk mengakhiri hegemoni global lainnya.

Pada 5 Pebruari,  waktu setempat Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa AS dan Rusia telah menerapkan dan melaksanakan "Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (New Strategic Arms Reduction Treaty)" dan pada 5 Pebruari 2018 menandai dimulainya pembatasan inti dari persenjataan senjata nuklir strategis. kedua belah pihak.

Pada tahun 2010, Presiden AS Barack Obama menandatangani "Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru" dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev. Perjanjian ini menetapkan batas maksimum untuk menerapkan sistem senjata strategis di 1.550 hulu ledak nuklir dan 700 sistem peluncurnya.

Implementasi perjanjian ini dipandang sebagai tanda dari AS dan Rusia yang mengimplementasikan pasal enam dari "Perjanjian mengenai Non-Proliferasi Senjata Nuklir (Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons)," yang akan segera mengakhiri perlombaan senjata nuklir dan pelucutan senjata nuklir.

Namun, laporan terbaru "Nuklir Posture Review (NPR)" AS benar-benar menghancurkan warisan politik Obama. Asisten Sekretaris selama pemerintahan Obama Andrew Weber mengatakan bahwa "kebijakan baru akan membuat kemungkinan perang nuklir."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun