Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bagaimana Kebijakan AS Terhadap Asia-Pasifik Setelah Presiden Trump Setahun Berkantor?

23 Januari 2018   18:18 Diperbarui: 23 Januari 2018   18:36 2128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"America First" telah menjadi prinsip dan tujuan pemerintah Donald Trump sejak awal sampai sekarang. Dia telah menekankan "America First" dan dia tidak pernah meninggalkan itu. Dia ingin membuat ekonomi AS dan militer lebih kuat, dan membangun kembali kepemimpinan dan dominasi AS yang rusak dalam urusan dunia.

Strategi Indo-Pasifik Trump

Pada 10 November tahun lalu, Trump berpidato di KTT CEO APEC di Vietnam. Dengan pengamatan yang cermat, dapat dilihat bahwa dalam pidato sekitar 30 menit, "Asia-Pasifik" yang oleh mantan presiden Barack Obama secara halus diubah menjadi kata lain.

Dalam pidato ini Trump mengatakan: Hari ini, saya di sini untuk menawarkan kemitraan baru dengan Amerika, untuk bekerja sama untuk memperkuat ikatan persahabatan dan perdagangan antara semua negara di Indo-Pasifik, dan bersama-sama, untuk mempromosikan kemakmuran dan keamanan kita.

Perspektif strategi Asia Pasifik dan strategi Indo-Pasifik berbeda. Strategi Asia-Pasifik adalah istilah tradisional, namun jika kita mengikuti ini dari perspektif dia yang menekankan strategi aliansinya, lebih menguntungkan untuk mengusulkan strategi Indo-Pasifik.

Dengan strategi Indo-Pasifik, ini jelas merupakan menaikan posisi India. Asia-Pasifik didirikan berdasarkan aliansi AS-Jepang, sementara strategi Indo-Pasifik didirikan pada aliansi AS-Jepang-Australia-India.

Pada 26 Juni tahun lalu, PM India Narendra Modi memulai kunjungannya ke AS, dan memulai pertemuan pertamanya dengan Trump. Kali ini, "pelukan beruang Modi" menggantikan jabat tangan Trump yang membuat headline di media.

Dalam pidatonya Trump mengatakan: India dan AS tidak pernah lebih kuat, tidak pernah lebih baik seperti sekarang. Dengan bangga saya sampaikan ke media.

Selama kunjungan ini, India membeli 22 pesawat pengintai MQ-9B dari AS dengan total 2 milyar USD. Kedua belah pihak juga mengadakan negosiasi yang tampaknya seperti terburu-buru dengan harapan segera menyelesaikan kerangka kesepakatan untuk memindahkan produksi pesawat jet tempur F-16 AS ke India.

Reuters mengatakan bahwa saat ini, AS telah menjadi penyedia utama pembelian alutsista militer India. Sejak 2008, kedua belah pihak telah menandatangani perjanjian pembelian militer senilai lebih dari 15 miliar USD.

Penjualan produk militer ini, juga bisa membantu India memperkuat kekuatan militernya, dan membendung Tiongkok dan Rusia yang berarti AS bisa membunuh dua burung dengan satu batu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun