Pada 2 November lalu, Angkatan Udara AS menyelesaikan penggelaran dua belas jet tempur F-35 ke Pangkalan Udara Kaneda di Okinawa, Jepang. Ini adalah pertama kalinya militer AS menggunakan model ini di Asia Pasifik.
Militer AS mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa F-35A dapat menambah keunggulan udara, dan memberikan kemampuan serangan presisi yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk melawan ancaman terbaru.
F-35 adalah Jet tempur untuk pilot tunggal, bermesin tunggal, multi-role dan stealth, merupakan jet tempur canggih yang dikembangkan untuk menggantikan F-16, yang variannya mencakup F-35A dipergunakan untuk landasan pacu tradisional, F-35B untuk take-off, landing landasan pendek dan take-off vertikal, F-35C merupakan jet tempur berbasis kapal induk.
Beberapa analis percaya bahwa penggelaran jet tempur F-35A ke Jepang, AS telah mengubah sistem pertempuran udaranya di Asia-Pasifik ke sekitar serial F-35, yang membentuk "busur kemampuan tempur stealth/siluman" sehingga berfokus pada jet tempur generasi kelima.
Hingga hari ini, AS telah mengerahkan F-35 dengan waktu yang strategis. Serial F-22 juga telah dikerahkan selama beberapa bulan terutama di sepanjang Semenanjung Korea. Jadi disini telah dikerahkan jet paling canggih F-35A yang radius tempurnya lebih dari 1.000 km, dengan demikian sudah bisa meliputi sepenuhnya Semenanjung Korea.
Tentu saja, itu juga bisa melangkah lebih jauh ke barat dan menutupi Kepulauan Diaoyu dan Tiongkok. Dengan menggelar serial  F-35A di Jepang, AS telah menyatakan niatnya. Ketika masuk untuk masalah pasukan penerbangan Asia-Pasifik, sama sekali tidak lebih buruk daripada di tempat lain.
Hal ini telah menjadi pendorong penyelesaian bagi Jepang dan Korsel. Untuk hal pertempuran amphibi versi "Korp marinir" Jepang akan mendirikan "Brigade Amphibi Gerak Cepat" (Amphibious Rapid Deployment Brigade) yang mengkhususkan diri dalam pertahanan pulau, akan sepenuhnya didirikan di Nagasaki, Jepang pada akhir Maret tahun depan. Dan untuk lebih jauh menyusutkan jarak tempur, pemerintah Jepang dengan sengaja akan memperluas pengerahan "Brigade Amphibi Gerak Cepat" ke Okinawa.
"Brigade Amphibi Gerak Cepat" versi Jepang ini telah dipandang sebagai langkah kunci di Jepang untuk merebut kendali hak-hak maritim dalam skala yang lebih besar. Dan ini milik Angkatan Bersenjata Bela Diri Maritim Jepang (JMSDF/Japan Maritime Self Defense Force), dan dimarkaskan di Kamp angkatan darat---JGSDF (Japan Ground Self defense Foorces) Ainoura di Nagasaki, Kyushu, Jepang. Yang dilengkapi dengan alutsita amphibi penyerang serbaguna dan pesawat transport "Osprey" dan diharapkan untuk dua kompi sekitar 2.000 personil. Formasi untuk "Brigade Amphibi Gerak Cepat" kemungkinan akan diperbesar kelak.
Kemungkinan ini sangat tinggi, karena untuk penyesuaian kesiapan tempur militer saat ini ditambahkan pada kemampuan pertahanan pengerahannya yang cepat, dan kenyataannya, kemampuan tempur dengan pengerahannya yang cepat terfokus pada Kepulauan Ryukyu.
Hal ini penting untuk intervensi di barat daya yang difokuskan untuk Kepulauan Diaoyu---area yang cukup kecil dalam skala teritorial, juga untuk Taiwan, karena setelah tahun 2005, AS dan Jepang dengan suara bulat memutuskan untuk mencantumkan Taiwan yang harus dilindungi oleh perjanjian keamanan AS-Jepang. Itu berarti di masa depan, jika AS intervensi di Taiwan, Jepang harus mengikutinya.
Baru-baru ini, ketika Presiden AS Donald Trump berkunjung ke Jepang, dia meminta agar Jepang membeli lebih banyak senjata Amerika untuk mengurangi perbedaan perdagangan di antara mereka. Dan Jepang ingin mengimpor sistem anti-rudal baru yang sudah diingini untuk beberapa waktu hingga sekarang. Selama seminggu kemudian, Jepang mengumumkan bahwa mereka akan membeli dua sistem pertahanan anti-rudal Aegis berbasis darat dari Lockheed-Martin. Kedua sistem ini secara resmi akan siap tempur dan bertugas paling lambat pada 2023.