Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Krisis Kepercayaan terhadap Produk "Made in Japan"

8 November 2017   10:07 Diperbarui: 9 November 2017   09:35 2400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Grabed from CCTV News

Industri manufaktur merupakan rantai industri yang sangat penting dalam masyarakat saat ini. Ini secara langsung mewakili tingkat manufaktur suatu negara. Dan jika ketika sampai menanyakan pemimpin atau jagonya industri manufaktur, kita harus menyebutkan Jepang.

Kemampuan manufaktur Jepang diakui di seluruh dunia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, sering adanya rumor pemalsuan data dari industri manufaktur Jepang telah mengejutkan dunia.

Ambil contoh untuk kasus kali ini misalnya, skandal pemalsuan data Kobe Steel yang baru-baru ini terungkap tidak hanya menghancurkan reputasi perusahaan itu, namun juga menghancurkan kredibilitas keseluruhan industri manufaktur Jepang. Jadi, insiden Kobe Steel dan insiden lainnya, apakah mempengaruhi citra global "Made in Japan" yang telah ditempa selama bertahun-tahun ini akan tiba-tiba runtuh?

Insiden Kobe Steel lebih dari sekedar mempengaruhi hanya satu perusahaan dan satu industri saja, namun  telah merembes ke semua tingkat negara dalam skala besar.

Abenomic

Sejak Abe menjabat sebagai PM Jepang, dia telah meluncurkan serangkaian kebijakan untuk merangsang ekonomi, yang menyebabkan Jepang menjadi negara pertama yang memasuki era "suku bunga negatif (negative interest rate)," yang mengakibatkan depresiasi nilai tukar yen dengan cepat, sehingga memicu harapan. untuk industri manufaktur Jepang.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, industri manufaktur Jepang telah mengalami krisis, dan tidak diketahui apakah dengan Abe akan mengikuti pemilu sebagai pertahana dapat mencegah badai tersebut.

Beberapa tahun setelah Abnomics diimplementasikan, kebijakan pelonggaran kuantitatifnya (quantitative easing policies) memperoleh beberapa pencapaian yang seperti gelembung berbuih. Beberapa indeks dan angka benar-benar membaik, namun kita melihat semakin banyak perusahaan Jepang yang mengalami kemunduran karena masalah dengan manajemen. Ini sebenarnya hal yang paling ironis tentang Abenomics.

Penurunan industri manufaktur Jepang merupakan rebound yang disebabkan oleh kemiringan ekonomi Jepang. Dan sudah bertahun-tahun kebijakan Abe juga menyebabkan rebound dari sebagian besar populasi yang condong secara liberal, umumnya populis, dan rebound dari perlawanan. Saat rebound ini digabungkan, pasti akan berpengaruh besar pada politik Jepang. Demikian menurut pendapat para analis dunia luar.

Baru ketika industri manufaktur secara bertahap pulih, ekonomi Jepang baru dapat perlahan-lahan keluar dari depresi ini, dan menstimulasi kepercayaan masyarakatnya lagi. Secara internasional, suara juga akan semakin besar.

Baru-baru ini, pemerintah Jepang menghabiskan sekitar 495 juta USD untuk membayar perusahaan konstruksi besar Jepang untuk membantu serah terima dan inspeksi jembatan lintas laut Tan Vu-Lach Huyen di Vietnam. Selama inspeksi, Vietnam dengan menyesal menyatakan bahwa pada ujung kepala jembatan ini terdapat masalah kualitas dengan tenggelam lebih dari yang diperkirakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun