Tapi semua orang tahu, adanya pesaingan antara militer aliansi yang dipimpin AS dan AS di Suriah timur saat ini semakin meningkat.
Kemajuan Militer Suriah Dibawah Bimbingan Penasehat Rusia Mencemaskan AS
Pada akhir Mei tahun ini, Komandan penasehat militer Rusia ditempatkan di Suriah Let-Jend Valery Asapov berhasil memimpin operasi militer dengan kode nama "Grand Dawn." Yang melakukan serangan garis panjang di sepanjang dekat Aleppo di Suriah utara, Homs di Suriah tengah, Deir ez- Zor di Suriah timur, dan militer Suriah membuat kemajuan militer yang menyolok.
Pada 4 September lalu, "koalisi internasional" pimpinan AS mengumumkan bahwa selama operasi militer "Euphrates Anger," SDF merebut Masjid Agung yang strategis dan penting di distrik kota tua Raqqa.
Pada 5 September, Letnan Jenderal Valery Asapov sekali lagi bergabung dan mengarahkan militer sekutu Suriah dalam sebuah kampanye melawan Deir ez-Zor dengan bantuan dari AU-Rusia, dan melakukan ofensif terhadap kota ini dalam satu serangan, menerobos tiga  blokade sepanjang tahun di sekitar Deir ez-Zor.
Washington Post" yang berbasis di AS mengatakan bahwa militer AS dan Rusia telah tiba di Sungai Efrat sebagai sebuah batas. Operasi militer Rusia dan Suriah menyerang sasaran di tepi barat, dan kelompok-kelompok yang didukung AS berada di tepi timur.
Tapi sekarang, batas ini telah menjadi sama sekali tidak efektif, dan tidak lagi berfungsi. Pada pagi hari 18 September, Let-Jend Valery Asapov mengarahkan militer Suriah dan sekutunya untuk mulai menumbangkan Sungai Euprates di sebelah timur Dier ez-Zor. Setelah itu, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa Pasukan Demokratik yang didukung oleh AS telah menduduki tepi timur Sungai Efrat berkoordinasi bersama Pasukan Khusus militer AS telah menggunakan mortir dan artileri untuk menembaki tentara Khusus Rusia dan Suriah sebanyak dua kali.
Militer Rusia mengeluarkan sebuah peringatan kepada AS, yang menyatakan, "Jika militer Rusia diserang lagi, mereka akan mengarahkan serangan pada pasukan oposisi Suriah yang didukung oleh AS."
Namun, sebuah tragedi masih terjadi. Komandan penasehat militer Rusia yang ditempatkan di Suriah, Let-Jend Asapov yang dapat dikatakan sebagai komandan medan perang yang sebenarnya dari militer Rusia dan Suriah di medan perang Suriah. Kematiannya merupakan kerugian besar bagi sistem komando militer Rusia di medan perang Suriah, namun Rusia belum menghentikan langkah operasi militernya.
Perang yang telah dilancarkan Rusia hingga April 2017, Â sebanyak 84% pilot Rusia telah bertempur di Suriah.
Pada 20 September tahun ini, dengan bantuan Angkatan Bersenjata Aerospace Rusia, militer Suriah telah menghancurkan lebih dari 96.000 fasilitas teroris, dan telah membebaskan lebih dari 89% wilayah Suriah dari tangan "ISIS".