Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tata Kelola Global Menurut Pandangan Tiongkok untuk Zaman Milenial dan Generasi Z

25 Oktober 2017   08:58 Diperbarui: 25 Oktober 2017   09:17 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.voaindonesia.com

Bagi Tiongkok, PBB adalah kombinasi dari negara-negara yang setara, dan banyak kegiatan internasional harus terjadi dalam kerangka kerja PBB---ini harus sebagai prasyarat untuk mengelola global seperti yang diusulkan oleh Tiongkok.

Presiden Tiongkok Xi Jinping mengunjungi Pejabat PBB di Jenewa pada 18 Januari 2017, waktu setempat, di mana dia hadir di pertemuan tingkat senior mengenai "menciptakan sebuah komunitas bernasib bersama" dan memberikan sebuah pidato kunci (keynote speech).

Dalam pidato tesebut Xi Jinping menekankan bahwa dia percaya Tiongkok akan menjadi baik jika dunia juga baik, dan dunia akan lebih baik jika Tiongkok juga bagus. Menghadapi masa depan, tekad Tiongkok untuk menjaga perdamaian dunia tidak akan berubah.

Tiongkok akan terus menjalin hubungan "lingkar pertemanan" yang membentang di dunia ini. Tekad Tiongkok untuk mendukung multilateralisme tidak akan berubah, dan akan terus dengan gigih mempertahankan sistem internasional yang berpusat di sekitar PBB, dengan tetap menjaga prinsip-prinsip dasar untuk hubungan internasional berdasarkan pada tujuan dan prinsip Piagam PBB, dengan tetap menjaga otoritas dan posisi PBB, dan dengan tegas mempertahankan peran inti PBB dalam urusan internasional.

Tiongkok adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB, dan sekarang juga merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia. Bisa dikatakan bahwa Tiongkok bisa dinilai telah meningkatkan keefektifan PBB---efektivitas dan kapasitasnya untuk menyelesaikan masalah global ini.

Kini kemanusiaan berada dalam periode perkembangan besar, revolusi besar, dan penyesuaian kembali yang besar, namun juga merupakan periode yang penuh dengan berbagai tantangan dan peningkatan risiko. Rencana Tiongkok adalah menciptakan sebuah komunitas bernasib bersama untuk mencapai sharing yang saling menguntungkan. Menetapkan tatanan internasional yang adil dan rasional adalah tujuan yang harus dicari dan dicapai oleh manusia dengan tanpa lelah. Dalam situasi baru ini, kita perlu menuntut persamaan yang berdaulat, dan mempromosikan persamaan hak, persamaan kesempatan, dan aturan yang sama di semua negara.

President Sessi ke-71 dari Majelis Umum PBB,  Peter Thomson mengatakan bahwa usulan Presiden Xi tentang konsep "Creating a Community of Common Destiny" (Menciptakan Komunitas Bernasib Bersama) adalah pemikiran yang memprovokasi dan menjanjikan. Untuk waktu yang lama, Tiongkok telah menjadi pendukung setia PBB, dan pidato Presiden Xi Jinping sangat mendebarkan dan menggembirakan, karena ini memberikan momentum besar bagi PBB untuk mempromosikan perdamaian dan pembangunan berkelanjutan.

Jika kita melihat Piagam PBB, pertama-tama yang ditekankan bahwa semua negara setara dan itu adalah konsep yang sangat penting, jadi tentu saja dengan keterbukaan Tiongkok, dan solusi keterbukaan sejalan dengan kepentingan PBB serta sesuai dengan "Piagam PBB". Itu adalah komentar mendalam tentang semangat "Piagam PBB" dalam tata kelola global di abad ke-21. Banyak analis yang menganggap itu pentingnya solusi Tiongkok.

Dari kunjungan Xi Jinping tahun 2014 ke Markas Besar UNESCO di Paris untuk menghadiri pertemuan puncak tahun ketujuh puluh PBB yang diadakan di New York pada tahun 2015, kemudian kunjungan ke Kantor PBB di Jenewa dan pidato yang disampaikan di Istana Bangsa-Bangsa mengenai "Creating a Community of Common Destiny" (Menciptakan Komunitas Bernasib Bersama), Tiongkok menghargai PBB lebih dari sebelumnya, dan menunjukkan dukungan tegas Tiongkok untuk PBB dan multilateralisme.

Pada 17 November 2016, pada resolusi PBB No.  A / 71/9 yang dengan tanpa suara menentang disahkan oleh Sidang Majelis Umum PBB ke-71 dan meminta semua negara untuk mempromosikan Prakarsa Belt and Road. Sejak 2013, ketika Presiden Xi Jinping mengusulkan Prakarsa Belt and Road, lebih dari 100 negara dan organisasi internasional telah secara aktif berpartisipasi dan mendukungnya. Lingkaran pertemanan ini terus berkembang, dan memberi kontribusi kearifan Tiongkok untuk perkembangan global.

Tiongkok mengusulkan Asian Infrastructure Investment Bank  (AIIB) dan Belt and Road Initiative keduanya merupakan kontribusi Tiongkok terhadap tata kelola global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun