Generasi pertama kapal selam nuklir di Tiongkok diciptakan dengan bentuk (garis sebaris) fluid-drop line shape, ekor kapal berbentuk salib dengan axis tunggal. Rudder horizontal diletakkan di depan menara kontrol untuk sail (berlayar). Hull atau lambung kapal diciptakan dengan struktur doubel shell dan pressure hull dilengkapi dengan kabib : torpedo, command/ruang komando, reaction, auxiliary machinery/mesin cadangan, host machine/mesin utama and stern compartments.
Dia memutuskan untuk mengadopsi metode rudder operasi (kemudi) dengan  menggabungkan rudder berlayar (sail) dengan stern horizontal sail, berhasil memecahkan masalah yang berkaitan dengan stabilitas dan kemampuan manuver kapal selam saat kapal tersebut sedang berlayar di bawah air dengan kecepatan tinggi dan rendah.
Terjadi Krisis Nasional Ekonomi Dan Pergolakan Politik
Namun, pada tahun 1960an, kondisi garis depan proyek militer jauh lebih buruk daripada sekarang. Jauh di pegunungan di Tiongkok barat daya di mana reaktor tenaga nuklir dibangun dan di pulau-pulau laut di Tiongkok utara di mana pabrik perakitan umum yang melakukan desain umum kapal selam nuklir berada, kondisi kehidupan yang sulit jauh melampaui imajinasi mereka.
Huang Xuhua menceritakan: Jagung yang kami punya sering berjamur, tapi kami tetap memakannya. Kami mendapat 3 liang (kati) minyak goreng hanya dalam sebulan. Dalam situasi yang lebih sulit, kami tidak mendapat minyak goreng dalam waktu setengah tahun.
Dengan pecahnya Revolusi Kebudayaan, muncul krisis baru. Rekan penelitian ilmiah dari proyek kapal selam nuklir yang melakukan penelitian dan pengembangan kapal selam nuklir, berada dalam kondisi yang sangat prihatin dan diperlakukan kasar, namun dalam keadaan masih stabil.
Setelah Revolusi Kebudayaan pecah, produksi pabrik dihentikan dan organisasi ilmiah dan penelitian berantakan.
Organisasi ilmiah dan penelitian yang berpartisipasi dalam penelitian dan pengembangan mencakup lebih dari 20 provinsi dan kota dengan ribuan pabrik yang melakukan tugas untuk meneliti, mengembangkan dan memproduksi. Komite partai dan kebanyakan pemimpin dari organisasi lumpuh dan tidak bisa memulai melakukan pekerjaan mereka.
Huang Xuhua menceritakan: Dalam Revolusi Kebudayaan di siang hari, banyak tenaga tulang punggung teknisi dikritik dan diserang. Saat itu, pada malam hari terang benderang karena semua orang dengan sadar menginginkan agar waktu kerja yang ditinggalkan siang hari dilakukan malam harinya.
Peng Shilu juga menceritakan: Kami mengikuti perintah Partai dan bertekad untuk mengembangkan kapal selam nuklir untuk negara kita.