Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Persahabatan Lintas Batas Negara dan Benua, Hans Muller dan Kyoko Nakamura

5 Oktober 2017   09:54 Diperbarui: 5 Oktober 2017   10:02 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nakamura menceritakan kemudian: Dia juga mengetahui jika dia yang membawa sendiri peralatan bedah yang dia beli dari Swiss itu sendiri itu akan lebih baik. Dia merasa sangat menyesal. Maka dia mengirim surat ke Palang Merah Swiss untuk meminta peralatan bedah.

Itu adalah satu-satunya perangkat alat bedah yang lengkap saat itu. Dengan peralatan bedah itu, dia telah menyelamatkan banyak nyawa tentara yang tak terhitung jumlahnya. Ketika peralatan ini hilang dia merasa sangat kesal dan sedih, dia berikrar pada dirinya sendiri untuk menyelamatkan lebih banyak pasien dengan keterbatasan sumber daya.

Suatu hari di tahun 1944, Muller menerima sebuah misi yang mendesak. Organisasi partai memintanya untuk memimpin tim medis untuk berangkat ke pasukan Yang Dezhi. Ternyata satuan pasukan pemberani ini menderita tipus setelah dipindahkan dari Shandong ke utara Shaanxi.

Situasi wabah---sebuah perintah! Memimpin sebuah tim medis, Muller tiba di markas garnisun malam itu juga, segera dia menyusun rencana aksi pencegahan. Mereka diperintahkan untuk menyiapkan panci besar dan minta setiap petugas dan tentara untuk melepaskan pakaian mereka dan memasukan pakaian mereka ke dalam air mendidih untuk disterilkan.

Sebagian besar tentara di unit tersebut berasal dari Provinsi Shandong. Satuan korp tempur yang gagah berani, mulanya mereka langsung marah dan kasar. Mereka terus mengeluh saat mendengar harus melepas pakaian dan memasukkan pakaian ke air mendidih. Seperti diketahui suhu sangat bervariasi antara siang dan malam di Shaanxi utara. Sulit untuk pakaian dan perlengkapan tidur (batal selimut) yang sudah direbus  untuk mengering dalam waktu singkat, oleh karena itu tentara tersebut mengeluh dan bahkan menolak mematuhi perintah tersebut.

Namun dengan tindakan Dr.Muller yang teliti dan sabar, wabah tipus dalam satuan pasukan segera bisa dikendalikan.

Jepang Menyerah Dan Ketemu Jodoh

Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang mengumumkan menyerah tanpa syarat. Ketika berita itu tersiar, Hans Muller, seperti orang Tiongkok lainnya, melewatkan malam tanpa tidur di tengah sorak sorai gembira.

Setelah agresi Jepang, Muller mengajukan permohonan untuk pulang ke tanah airnya. Mengingat Muller mungkin merindukan keluarganya, organisasi Partai secara aktif mengatur agar Muller kembali untuk reuni dengan keluarganya.

Namun, kondisi transportasi sangat buruk sehingga Muller memutuskan untuk melepaskan kesempatan untuk kembali pulang dan tinggal di Tiongkok untuk terus berpartisipasi dalam perang pembebasan melawan KMT.

Yang membuat Muller merasa beruntung adalah keputusan tersebut memungkinkannya untuk menemukan cintanya dengan Kyoko Nakamura, seorang perawat Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun