Sampai tahun 1972, setelah Tiongkok dan Jepang membuka hubungan diplomatik, Kyoko berkesempatan untuk kembali ke Jepang bersama keluarganya.
"Pada tahun 1953 dan 1958, beberapa orang Jepang dikirim kembali oleh Palang Merah tapi saya memiliki keluarga sendiri di sini, jadi saya memutuskan untuk tetap tinggal."
"Dibandingkan dengan Muller, saya masih lebih beruntung," katanya. Ketika Muller berada di garis depan Tiongkok, ayahnya berada di sebuah kamp konsentrasi. "Pada musim semi tahun 1974, kami pergi ke Jerman dan menemukan makam ayahnya," kata Kyoko. "Sepupunya mengatakan kepadanya bahwa ayahnya telah meninggal di rumahnya."
Muller meninggal dua tahun lalu. Sekarang hanya Kyoko sendiri yang tinggal di rumah mereka di Beijing. Dia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk membaca dan mengunjungi teman lama mereka. "Mimi dan Dehua berharap saya akan pindah untuk tinggal bersama mereka, tapi saya tahu hidup saya ada di Tiongkok," kata Kyoko. "Saya percaya Mueller setuju dengan saya." Cerita diatas ini diceritakan oleh Kyoko Muller Nakamura pada tahun September 1998.
Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri
CCTV China
1Â
3Â
4Â
5Â