Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Persahabatan Lintas Batas Negara dan Benua, Sid Engst dan Joan Hinton

24 September 2017   13:01 Diperbarui: 24 September 2017   13:08 1453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.nps.gov/articles/whitesandsww2.htm

Pada akhir tahun 2003, Yang Zao meninggal karena penyakitnya, Han Chun mengubur abunya di bawah pohon pinus di samping halaman peternakan sapi sesuai keinginan terakhirnya.

Pada tahun 2010, Han Chun meninggalkan peternakan sapi selama-lamanya (meninggal) dimana dia telah mengabdikan dirinya selama 60 tahun. Anak-anaknya memutuskan untuk menebarkankan abu orang tuanya  di tempat awal perjalanan mereka di RRT, tanah di utara Shaanxi.

Yang Zao dan Han Chun datang ke Tiongkok untuk kepercayaan mereka dan mendedikasikan usaha seumur hidup mereka untuk tujuan memelihara sapi di Tiongkok.

Han Chun pernah menulis, "Melihat kembali perjalanan hidup saya, saya menjalani kehidupan bahagia dari sekolah dasar ke institut tersebut; Tapi membandingkan dengan berdiri di antara orang-orang untuk mengubah masyarakat secara keseluruhan dan menggunakan kedua tangan untuk menciptakan negara baru yang baik dan kaya tanpa penindasan dan eksploitasi, pandangan asli tentang kebahagiaan ternyata sempit. "

Mengapa Yang Zao dan istrinya Han Chun dari Amerika Serikat memilih untuk menghabiskan sisa tahun mereka sampai mati di Tiongkok? Han Chun memberikan jawabannya: "Kami tinggal di Tiongkok untuk seumur hidup bukan untuk sapi tapi untuk kepercayaan dan keyakinan kami!"


Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

CCTV China

Referensi: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun