Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Persahabatan Lintas Batas Negara dan Benua, Sid Engst dan Joan Hinton

24 September 2017   13:01 Diperbarui: 24 September 2017   13:08 1453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kenyataanya, pada periode itu, salah satu departemen Tiongkok pernah juga meminta Han Chun apakah bersedia bekerja sesuai dengan keahliannya dan membantu Tiongkok mengembangkan bom atom, Han Chun menggelengkan kepalanya dan berkata: "Kekurangan orang Tiongkok sekarang bukanlah bom atom tapi susu."

Mengenai pekerjaan Han Chun, pemerintah Tiongkok menghormati pilihannya. Selama periode Repelita pertama Tiongkok, Yang Zao dan Han Chun mengabdikan diri untuk membangun sosialisme dengan antusias bersama dengan rakyat Tiongkok.

PM Zhou Enlai beberapa kali telah mengunjungi mereka. Yang Zao berkata dengan penuh humor: "Kami bersedia bekerja untuk Ketua Mao. Kami sudah lama tidak bekerja untuk dinikmati untuk diri sendiri atau merasa lelah saat melakukan sesuatu sesuai kehendak kami."  Yang Zao juga telah menargetkan dirinya sendiri "Biarlah semua orang Tiongkok bisa mempunyai cukup susu untuk diminum, susu segar, dan jangan membuang susu apa saja."

Pasangan tersebut menerima surat yang disimpan dan dipelihara sampai sekarang. Yang mengatakan: "Generasi pertama anak-anak RRT dapat meminum susu yang Anda produksi."

Pada tahun 1982, Yang Zao dan Han Chun pindah dan tinggal di peternakan eksperimental Xiaowangzhuang di bawah Kementerian Pertanian saat itu. Mereka dengan pasti mengedepankan: "Cairan seminal berkualitas tinggi dan transplantasi embrio harus digunakan untuk memperbaiki sapi."

Yang Zao dan Han Chun pergi untuk membeli cairan mani dan embrio sapi berkualitas tinggi dari Amerika Serikat dan Belanda dengan uang mereka sendiri. Di Amerika Serikat, embrio berharga 1.400 USD, dan cairan mani dari sapi unggulan (banteng) per kepala harganya 100 USD. Ketika ditanya berapa banyak dana yang telah mereka habiskan, Yang Zao mengangkat bahu dan menjawab: "Hanya Tuhan yang tahu!"

Yang Zao ingin membeli satu set peralatan berat otomatis pemerahan susu dengan 20.000 USD dari tabungan yang dia simpan dalam 4 tahun, tapi tidak cukup. Jadi dia menjual karpet indah di rumahnya untuk membeli peralatan tersebut setelah menukar uangnya dengan dolar AS.

Keahlian fisika Han Chun juga memainkan peran penting dalam melakukan pengembangbiakannya. Dia merancang wadah susu pendinginan pertama di RRT, dan peralatan pemerahan susu tipe yang dirancangnya dan dipasang oleh Yang Zao,  peralatan ini dapat dikatakan sebagai yang menyebabkan  dimulai transformasi signifikan pada peternakan sapi di Tiongkok.

Peternakan sapi yang dibangun sesuai dengan gagasan baru Yang Zao dan Han Chun memiliki tata letak yang kompak dan memiliki tingkat mekanisasi yang cukup tinggi. Pada peningkatan peternakan sapi 1.000 ekor sapi dapat diperah pada saat bersamaan, sehingga meningkatkan efisiensi produksi hampir 10 kali.

Beberapa tahun kemudian, seluruh rangkaian peralatan mekanis peternakan sapi yang diproduksi secara independen di Tiongkok diperkenalkan dari Xiawangzhuang ke seluruh negara.

Pada akhir tahun 2001, Yang Zao dirawat di rumah sakit karena penyakitnya. Dia mengatakan kepada istrinya, "Kali ini saya dirawat di rumah sakit. Mungkin saya tidak bisa lagi meninggalkannya. Jika saya meninggal, kuburkan saya di tempat dimana saya  bisa melihat sapi. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun