Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Persahabatan Lintas Batas Negara dan Benua, Sid Engst dan Joan Hinton

24 September 2017   13:01 Diperbarui: 24 September 2017   13:08 1453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuomintang (KMT) menyetujui prinsip dasar membangun Tiongkok Baru dengan metode damai, mengakui status hukum yang sama dari berbagai pihak dan beberapa hak demokratis tertentu dari rakyat, dan berjanji untuk mengadakan "Konferensi Diskusi Politik," namun menolak untuk mengakui rezim  dari PKT dan angkatan bersenjata di daerah yang dibebaskan.

Pada bulan Maret 1947, Hu Zongnan melanacarkan serangan besar-besaran ke Yan'an. Mengerahkan pesawat pembom di atas Yan'an menghancurkan kedamaian Yan'an.

Suatu hari, Yang Zao dan beberapa ahli asing lainnya datang ke Wangjiaping dimana Komite CPC berada. Saat memasuki gua tempat tinggal, mereka melihat sosok yang sudah akrab, Mao Zedong. Yang Zao merasa sangat senang saat berjabat tangan dengan Mao Zedong hari itu.

Saat itu, Mao Zedong menganalisis situasi masa itu untuk para ahli asing. Dia memberi mereka pilihan: meninggalkan Yan'an bersama dengan Komite Pusat CPC atau pergi ke tempat penampungan sementara di wilayah yang dikuasai KMT. Yang Zao tahu bahwa Mao ingin memastikan keamanan keselamatan fisik para ahli asing tersebut dengan menerimanya secara pribadi; Tapi bagaimana Yang Zao bisa melepaskan nyawa baru dia, dimana dia baru mulai di dunia yang dia rindukan dan kini telah  berhasil mengatasi kesulitan?

Yang Heping anak Yang Zao kemudian menceritakan: Ketika otoritas CPC di Shanxi utara akan mengambil inisiatif untuk mundur, Ketua Mao, Zhou Enlai dan Chu De memanggil para orang asing yang ada  di Yan'an dan memberitahukan situasinya kepada mereka. Mereka bertanya kepada ayah saya apakah dia ingin tinggal di Yan'an dan pergi ke Shaanxi utara dengan mereka atau kembali ke daerah yang dikontrol KMT. Ayahku bilang dia ingin tinggal. Oleh karena itu, Yang Zao memutuskan untuk ditransfer bersama dengan CPC sambil melindungi sapi-sapinya.

Namun, di tengah serangan tentara KMT dan pesawat bom yang datang bergelombang, sulit untuk melindungi belasan sapi yang lamban itu. Oleh karena itu, Yang Zao memanfaatkan medan curam di Shaanxi utara, menggiring sapi-sapi ke jurang dalam yang jauh, mengirim beberapa orang untuk menjaganya sementara semua orang dievakuasi dalam kelompok.

Yang Heping menceritakan: Begitu ada informsi tentang musuh akan datang, sapi-sapi diungsikan lebih dulu karena gerakannya lamban. Kemudian mereka memperkuat pertahanan dan membersihkan ladang pertanian, mebungkus biji sereal di ladang dan meletakkan dipungugung keledai atau kuda dan menyingkir. Mereka harus waspada terhadap patroli pesawat tempur dan meriam pasukan KMT, dan bersembunyi di di tempat tinggal gua-gua di siang hari dan cepat-cepat meninggalkan tempat pada malam harinya.

Seperti yang telah diperintahkan oleh Mao, korp lapangan PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) menghindari pasukan KMT dalam operasi defensif, dan menfokuskan perang mobile (terus bergerak berpindah tempat) untuk memusnahkan musuh dalam berbagai pertempuran sengit selama setahun penuh. Yang mengejutkan Yang Zao adalah dengan pertempuran itu menungkinkan dia melihat popularitas dua rezim ini di antara masyarakat umum. Pasukan KMT tidak disukai oleh rakyat di Shaanxi utara dan bahkan untuk bertanya jalan pun tidak bisa.

Setelah serangkaian pertempuran seperti Pertempuran Qinghuabian, Pertempuran Yangmahe, dan Pertempuran Panlong, dengan bantuan penduduk lokal di Shaanxi utara, 20.000 tentara korps lapangan barat PLA mengalahkan tentara yang dipimpin oleh Hu Zongnan.

Setelah itu Yang Zao sangat yakin bahwa Tiongkok akan mengubah dunia karena kesenjangan antara CPC dan KMT bukan terletak pada jumlah tentara namun pada dukungan rakyat. Yang Zao ingin melihat Ketua Mao mengubah dunia dengan matanya sendiri. Dia bersedia menyumbangkan kekuatannya sendiri untuk keajaiban "millet plus rifles."

Surat Cinta Dan Bom Atom Pertama Dunia Meledak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun