Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Persahabatan Lintas Batas Negara dan Benua, Sid Engst dan Joan Hinton

24 September 2017   13:01 Diperbarui: 24 September 2017   13:08 1453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://history.sina.com.cn

Han Chun menceritakan: Di Amerika Serikat di mana ekonomi begitu berkembang, tapi untuk mengembangkan bom atom, namun di Wayaobu, di sana hampir tidak ada semuanya, pedang besi, roda mobil dan besi bekas peninggalan perang. Disitu tidak ada apa-apa. Tapi potongan-potongan itu dimasukkan ke dalam smelter atautanur untuk membuat panci besi untuk memasak. Itu menakjubkan.

Di hari-hari selanjutnya, Yang Zao dan Han Chun selalu membantu masyarakat lokal di Yan'an dalam pengembangan pertanian dan peternakan, inovasi alat pertanian dll.

Pada musim gugur 1949, Yang Zao dan Han Chun memindahkan sapi pedigree Belanda, yang terselamatkan di tengah tembakan perang, ke Sanbian Ranch di persimpangan Shaanxi utara dan Mongolia Dalam. Peternakan itu begitu terpencil sehingga tidak ada jalan. Mereka harus berpergian dengan keledai. Dengan usaha Yang Zao, Han Chun dan penggembala lokal, sapi-sapi itu bertambah banyak dari ayng tadinya 100 ekor sapi asli menjadi lebih dari 1.000 sapi.

Di Sanbian Ranch, Yang Zao dan Han Chun memperluas skala sapi dan mempopulerkan pengetahuan tentang pencegahan epidemi hewan ke penggembala, sehingga mereka menerima konsep vaksinasi dan pencegahan penyakit.

Ketika RRT telah berdiri, dikarenakan komunikasi yang belum baik, mereka baru mengetahui kabar ini setelah 20 hari kemudian. Mendengar kabar ini Han Chun dengan bahasa Mandarin mengatakan: "Bagus! Kami akhirnya mendirikan negara baru. Ini benar-benar membanggakan."

Di Sanbian Ranch, Han Chun sedang hamil. Pada tahun 1952, Han Chun, yang telah hamil selama tujuh bulan, khawatir bahwa persalinannya akan berbahaya, jadi dia memutuskan untuk melahirkan di Beijing.

Kebetulan pada saat itu, sedang dilakukan persiapan Pertemuan Perdamaian Asia Pasifik (Asia and Pacific Peace Meeting) di Beijing. Soon Ching-lin mengundang Han Chun untuk menghadiri pertemuan tesebut sebagai salah satu perwakilan. Tanpa diduga penampilan Han Chun saat itu telah mengakibat dirinya dalam krisis.

Yan Heping menceritakan: Selama dalam pertemuan tersebut, pada suatu hari ketika makan siang, dia menceritakan kepada delegasi Jepang yang semeja dengannya bahwa dia sebelumnya pernah terlibat dalam penelitian senjata nuklir. Dan mereka memintanya untuk membicarakannya di pertemuan tersebut. Setelah itu, para wartawan mengatakan bahwa mereka tidak tahu bahwa dia akan membicarakannya, jadi mereka tidak mencatatnya. Setelah bertemu, dia membicarakannya di ruang pertemuan yang luas lagi, dan para jurnalis mencatatnya. kemudian pihak AS mengetahui bahwa dia sebagai seorang ahli fisika nuklir AS yang sudah berada di Tiongkok.

Han Chun menarik perhatian orang Amerika karena penampilannya itu. Pada bulan Juli 1953, Han Chun digambarkan sebagai "mata-mata bom atom" dalam sebuah artikel di majalah Amerika berjudul "Truth." Yang dapat terbaca , "tidak ada keraguan bahwa ilmuwan AS yang berkomitmen untuk mempelajari bom atom lolos ke Tiongkok Merah dan total mengkhianati dirinya sendiri."

Pihak AS percaya bahwa Han Chun telah benar-benar mengungkapkan rahasia nuklir AS dan mungkin akan membantu Tiongkok dalam mengembangkan bom atom.

Yang Heping menceritakan: Dia mengabaikan mereka karena dia pikir itu sangat menggelikan. Dia hanya melakukan apa yang menurutnya berharga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun