Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Persahabatan Lintas Batas Negara dan Benua, Sid Engst dan Joan Hinton

24 September 2017   13:01 Diperbarui: 24 September 2017   13:08 1453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://history.sina.com.cn

Para ilmuwan di Los Alamos telah melihat Proyek Manhattan sebagai lomba senjata melawan Hitler. Dengan Jerman dikalahkan dan Jepang di ambang kapitulasi, banyak yang merasa ngeri saat militer bergegas menggunakan senjata baru mereka di Hiroshima dan Nagasaki. Joan menjadi semakin kecewa dengan pekerjaannya dan surat-surat Sid yang terus-menerus akhirnya meyakinkannya untuk bergabung dengannya di Tiongkok.

Tepat ketika Joan Hinton melipatgandakan pengejaran ilmiahnya, dia menerima surat-surat cinta Sid Engst atau Yang Zao. Surat itu menyala seperti lampu. Dia tertarik oleh Tiongkok yang semarak yang digambarkan oleh Yang Zao, namun dia tidak mau melepaskan fisika yang dia cintai. Apa yang terjadi kemudian melemparkan pencarian ilmiahnya ke jurang tanpa dasar secara menyeluruh.

Segera setelah Joan Hinton dan seorang ilmuwan yang menjunjung tinggi humanisme yang didiskusikan di depan umum, dia mendapat peringatan dari militer Amerika. Pada saat itu, dia baru mengetahui bahwa semua beasiswanya yang dia peroleh itu dari militer AS; jadi dia harus mematuhi perintah militer tanpa syarat.

Yang Heping menceritakan: Dua tahun setelah menerima besasiswanya, dia baru mengetahui bahwa itu dari militer AS. Itu menjadi pukulan fatal baginya. Dia menyadari jika dia terus mempelajari fisika nuklir, dia pasti akan meningkatkan bom atom AS secara tidak sadar dan itu akan tidak terhindarkan, maka Joan Hinton memutuskan untuk pergi ke Tiongkok dan secara pribadi menempuh kehidupan di Yan'an yang digambarkan oleh Yang Zao.

Jaon menuturkan: Pada waktu itu, Yang Zao dan kakak laki-laki saya(Han Ding) sudah berada di Tiongkok, saya juga pernah membaca buku "Red Star over China" yang ditulis Edgar Snow, saya bertanya-tanya mengapa kekuatan senapan-senapan kecil  (millet plus rifles) bisa berkekuatan lebih besar daripada bom atom. Saya sangat ingin mengunjunginya.

Dan sejak itu, seorang ahli nuklir Amerika Joan Hinton menghilang dari pandangan orang sekelilingnya di AS. Dan tinggal di rumah gua di Shaanxi utara, Tiongkok. Dengan nama Han Chun (). Berbeda dengan arti nama Yang Zao, nama Han Chun hanya berdasarkan lafal nama Inggris Hinton.

Yang Heping menceritakan: Nama ibu saya terkait dengan nama bahasa Inggrisnya. Han Chun terdengar mirip dengan Hinton, tapi transliterasinya telah digunakan. Dia mulanya menggunakan nama Han Qiong, Han Jiong dan nama lainnya. Akhirnya berubah menjadi Han Chun.

Pernikahan Yang Zao dan Han Chun.

Sumber: /kknews.cc
Sumber: /kknews.cc
Suatu hari di bulan April 1949, pemerintah daerah perbatasan Shaanxi-Ganshu-Ningxia ramai sekali. Sebuah pernikahan khusus diadakan di sana. Mempelai laki-laki dan mempelai pernikahannya adalah Yang Zao dan Han Chun.

Pasangan yang datang ke Yan'an karena cita-cita mereka mulai menjalani kehidupan baru di Tiongkok. Han Chun berkata: "Yan'an menandai awal dari mimpi yang putus dan keyakinan yang lain."

Dengan semangat anthusias dan warga sipil yang bekerja keras untuk melepaskan kesulitan, yang memungkinkan dirasakan Han Chun menaruh harapan tak terbatas untuk pembangunan di Tiongkok. Dia juga akhirnya bisa mengerti mengapa Yang Zao mencoba untuk tinggal di Yan'an, Tiongkok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun