Seorang kapten kapal nelayan Filipino Ramil Rosal menceritakan: Mereka (nelayan Tiongkok) sedang berinteraksi dengan kita. Sebenarnya, ini sangat membantu karena jika kita membutuhkan sesuatu, kita bisa pergi dan berdagang dengan orang Tiongkok itu tanpa khawatir.
Ini hanyalah cerminan kecil dari perdagangan dan pertukaran antara orang-orang Tiongkok dan Filipina. Sejak Duterte menjabat, peningkatan hubungan Sino-Filipina memiliki banyak manfaat bagi Filipina.
Dari 18 sampai 20 Oktober 2016, Presiden Duterte memimpin sebuah delegasi perdagangan lebih dari 500 orang ke Tiongkok, dan mencapai serangkaian hasil dalam mempromosikan pembangunan infrastruktur dan pengembangan industri, mempromosikan pertumbuhan perdagangan dan investasi, dan mempromosikan ekspor buah-buahan dan produk pertanian Filipina lainnya. Â Menandatangani 13 dokumen bilateral dengan total lebih dari 20 miliar USD.
Dan efek langsung dari hal ini adalah bahwa 27 perusahaan Filipina mulai mengekspor kembali buah-buahan tropis ke Tiongkok. Filipina telah menghitung bahwa ekonomi nasionalnya telah tumbuh dengan cepat di bawah pemerintahan Durterte.
Pada 2017, pertumbuhan ekonomi Filipina diperkirakan mencapai 6,5% dan tumbuh jauh lebih tinggi menjadi 7% sampai 8% dalam lima tahun ke depan, dan Tiongkok merupakan kekuatan kunci dalam pencapaian ini.
Pada suatu sore hari 24 Juli 2017, Presiden Filipina Duterte mengeluarkan Pernyataan Negara Tahun Kedua untuk masa jabatannya. Duterte menyebutkan bahwa dia mendapatkan bantuan Tiongkok dalam pembangunan ekonomi.
Duterte menyatakan: Bagaimanapun, karena saya tidak bisa mendapatkan dana, saya pergi ke Tiongkok dan berteman dengan mereka. Dan Duta Besar Zhao, terima kasih atas bantuannya. Dan faktanya, mereka mau. Mereka mengatakan jika Kongres Anda tidak punya uang, kami akan memberi Anda uangnya. Dan Tiongkok telah berkomitmen untuk membangun dua jembatan untuk membentang di Sungai Pasig secara gratis. Sehingga Anda akan nyaman dalam persimpangan Sungai Pasig.
Kenyataan menunjukkan setelah Duterte menjabat  meskipun kebijakan untuk LTS disesuaikan, dia tidak kehilangan dukungan rakyatnya di Filipina dikarenakan hal ini, bedasar opini publik yang terbaru tentang jajak pendapat, rating persetujuannya atau kepercayaannya lebih dari 80%.
Setelah melihat manfaat substansial, pemerintah Filipina telah mulai menunjukkan "kartu merah" kepada mereka yang akan menimbulkan masalah di LTS, dan mengatakan "tidak" kepada pembuat masalah.