Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Diharapkan Kerangka Kerja "COC" Membawa Kedamaian dan Stabilitas Abadi

23 Agustus 2017   10:25 Diperbarui: 23 Agustus 2017   10:51 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Disebut Kerangka --Kerja "COC" untuk LTS?

Berapa analis berpendapat, hal ini dikarenakan "COC" memiliki konteks rancangan atau bisa disebut arah disain. Atau arah pemikiran dua jalur.

Pemikiran dua jalur berarti bahwa perselisihan di LTS yang terkait dengan kedaulatan wialyah harus diselesaikan dengan saluran dua jalur. Perdamaian dan stabilitas di LTS akan dipertahankan oleh Tiongkok dan negara-negara ASEAN dengan pemikiran dua jalur.

Namun hasil yang menggembirakan bagi warga di negara kawasan ini dan pencinta damai dunia ini malah menimbulkan kecurigaan dan keraguan dari beberapa pihak. Beberapa kekuatan ekstra-regional secara terbuka mengungkapkan "keprihatinan mereka."

 

Pada pagi hari 7 Agustus lalu, Menteri Luar Negeri Jepang yang baru diangkat Taro Kono, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson, dan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengeluarkan sebuah pernyataan bersama dalam pertemuan mereka di Manila yang sangat menentang "tindakan sepihak" Tiongkok di LTS.

Juli Bishop Menlu Australia menyatakan: Perselisihan teritorial di LTS mendestabilisasi dan meningkatkan ketegangan antar negara.

Pada hari yang sama, Menlu Jepang Taro Kono juga mengadakan konferensi pers pada KTT ASEAN dimana dia membuat sambutan. Dengan mengatakan: Berkaitan dengan isu-isu LTS, saya mengungkapkan keprihatinan serius saya atas situasi ini, dan menentang upaya sepihak untuk mengubah status quo secara paksa. Aturan hukum adalah bagian dari negara. Dalam hal ini, saya menekankan pentingnya keputusan arbitrase, dan juga fitur perselisihan non-militerisasi.

Tiga negara yang berada jauh dari LTS mengeluarkan sebuah pernyataan bersama yang dianggap terlalu dini oleh pengamat yang mengecam Tiongkok pada saat Tiongkok membuat kemajuan yang baik dengan negara-negara ASEAN mengenai isu-isu LTS.  Ini membuat banyak pihak yang tidak bisa tidak bertanya-tanya, apa niat asli dari AS, Jepang dan Australia?

Timbul pertanyaan dari pihak di kawasan ini, kita tidak cemas, jadi mengapa pihak yang berada di ekstra-regional menjadi cemas? Apa minat kalian di disini? Apakah ini justru mengungkapkan manipulasi kalian di balik layar? Sehingga mereka menyebutkan pernyataan bersama ketiga negara ini sebagai "skinny dipping." (sesuatu yang menelanjangi diri sendiri).

Biasanya, banyak pihak yang melihat mereka ini berbuat di belakang layar, tapi sekarang mereka mengungkapkan diri mereka sendiri, dan membuat masyarakat internasional dengan jelas bisa melihat kemitraan mereka yang tidak pantas. Mereka memperluas trik mereka untuk membuat kotor perairan di LTS seperti yang telah mereka perbuat sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun