1 Agustus 2017 ini adalah annivery ke-90 PLA (People Liberation Army/Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok) atau Angkatan Bersenjata Republik Rakyat Tiongkok., yang merupakan tentara terbesar di dunia.
Menurut sumber yang dekat dengan PLA, Presiden Xi Jinping akan melakukan kunjungan pertama ke Pangkalan Pelatiah Taktis Gabungan di Zhurihe, 400 km barat laut Beijing di Mongolia Dalam, untuk mengamati peragaan latihan perang-perangan yang melibar cyberwarfare, Pasukan Khusus, Penerbad, dan Elektronik Countermeasures (penanggulangan elektronik). (kenyataan memang terjadi).
Ada yang berspekulasi ulang tahun PLA tahun ini di Zhurihe dan Xi sebagai Komisi Militer Pusat telah mendorong modernisasi PLA, dan akan menjadi tamu kehormatan di Zhurihe. Dan tidak akan melakukan parade militer di Beijing.
Pasukan elit dari berbagai komando militer telah mengadakan latihan perang-perangan berskala besar di Zhurihe yang luasnya 1.066 km2, sebesar luas daratan Hong Kong, setiap tahun musim panas dilakukan perang-perangan antara Pasukan Merah dan Pasukan Biru, sejak tahun 2012.
Pada tahun 2012, pasukan biru terdiri dari Brigade infantri ke-195 yang dibaratkan sebagai kekuatan Barat. Pasukan merah terdiri dari berbagai militer elit pemerintah. Konfigurasi ini terus bertahan selama lima tahun terakhir ini.
Agar bisa meniru AD-AS, pasukan biru diberi senjata dan artileri yang telah di upgrade tahun lalu, termasuk Tank tempur ZTZ-96A yang canggih., Self Propelled Artileri Type-07, dan sistem peringatan dini, demikian menurut laporan dari CCTV China.
Menurut laporan media resmi Tiongkok, skala perang-perangan di Zhurihe telah diatur mendekati pertempuran nyata dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan tekad angkatan darat PLA untuk meninggalkan operasi kekuatan tunggal dari sebelumnya dan beralih ke operasi gabungan yang melibatkan unit-unit yang berbeda.
Zhurihe juga dijadikan platform pertukaran pegalaman militer antara PLA dan mitranya di Barat sejak dibukanya pangkalan kepada pasukan asing [tahun 2004], mengubahnya menjadi inkubator untuk membantu PLA mengeksplorasi lebih banyak keterampilan dalam strategi kerjasama.
30 July 2017, presiden Xi memimpin parade militer berskala besar di Pangkalan Latihan Militer Zhurihe yang terpencil di Daerah Otonomi Mongolia Dalam, di mana dia memeriksa pasukan dari atas sebuah jip, sebuah acara yang dilakukan siaran langsung (live) dan ditelevisikan CCTV pemerintah Tiongkok.
Â
Tank, rudal berhulu ledak nuklir yang dipasang diatas kendaraan, dan alutsista lainnya digulirkan saat pesawat militer terbang di atasnya, termasuk pesawat pembom H-6K, jet tempur J-15 dan jet tempur siluman generasi baru J-20.
Kantor berita Xinhua mengatakan, Tiongkok pertama kali melakukan upacara peringatan angkatan bersenjatanya yang jatuh 1 Agustus ini dilakukan dengan parade militer sejak berdirinya RRT 1949.
Ini juga untuk pertama kalinya Xi meninjau pasukan di lapangan seperti ini, Xinhua menambahkan. Lokasi parade tersebut mewujudkan "atmosfir medan perang yang tertutup debu" untuk 12.000 tentara yang berpartisipasi, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Ren Guoqiang () dalam sebuah pernyataannya.
Militer negara harus lebih lincah dan mengikuti reformasi teknologi agar lebih kompak dan responsif, dan mengurangi bergantung pada jumlah pasukannya, kata Xi pekan lalu.
Tiongkok belum pernah bertempur dalam perang sesungguhnya dalam beberapa dasawarsa dan pemerintah bersikeras tidak memiliki niat bermusuhan, namun hanya memerlukan kemampuan untuk mempertahankan apa yang sekarang menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia.
Namun, bagaimana Tiongkok, yang tidak pernah mengalami peperangan informasi memastikan bisa memenangkan perang di kemudian hari?
Dari bulan Juli sampai September 2016, latihan militer "the Stride 2016. Zhurihe" telah diadakan satu demi satu. Cabang-cabang militer dari lima wilayah tempur masing-masing mengirim sebuah brigade campuran untuk melakukan putaran oposisi otonom dengan "kekuatan biru" profesional.
Di pagi hari, sebuah brigade infanteri gunung dari Kelompok Keempat Korps Tentara Merah di 'sisi merah' dalam latihan maju menuju medan pertempuran yang telah ditentukan sebelumnya di sepanjang tiga jalur yang berbeda. Meskipun telah dilakukan pemadaman lampu dan komunikasi, kelompok tersebut masih mengalami serangan artileri yang sengit dari tentara biru sebelum mencapai posisi keberangkatan serangan yang ditetapkan.
Beberapa kendaraan transportasi hancur, dan sama seperti petugas dan tentara mengevakuasi dari kendaraan dan bersiap untuk mengorganisir sebuah serangan, lebih banyak kendaraan tertangkap dalam tembakan artileri tentara biru tersebut. Setelah itu, tentara merah melakukan reorganisasi dan bergerak maju, mempercepat langkah mereka dan menyebarkan kendaraan mereka, yang secara efektif menghindari babak baru penembakan dari tentara biru.Â
Semakin kompleks situasi di daerah ini, dan semakin kuatnya pasukan biru, akan semakin baik efek latihannya. Dan di masa lalu, itu semua sangat mudah, tapi sekarang, mungkin tidak ada bagian yang mudah. Mereka telah meposisikan di 'artileri musuh', dan pemandu datang. Jika mereka  tidak bersembunyi, mereka akan kehilangan separuh kekuatannya. Saat mereka maju, semula bisa cepat maju, tapi ada ranjau dan serangan udara musuh, dan berbagai serangan musuh, termasuk nuklir, kimia, dan biologi---ini sangat umum bisa terjadi dalam perang, dan mungkin itu bisa juga tidak akan terjadi, tetapi mereka diperlukan unutk bisa melewati situasi yang lebih ketat dan sulit dari keadaan perang yang sesungguhnya, itu yang justru dibutuhkan.
Saat ini, pasukan merah telah kalah dengan mengerikan atas pasukan biru. Setiap unit yang mengambil bagian dalam latihan menerima daftar masalah yang sangat panjang. Bagaimana mereka mengevaluasi kemajuan mereka? Agar jika mereka kembali lagi tahun depan daftar mereka bisa lebih pendek
PLA Meniru Metode Latihan Militer AS
Pada kenyataannya, latihan militer ini sangat mirip dengan metode pelatihan militer AS. Militer AS menerapkan mekanisme pelatihan tempur gabungan yang sangat mencerminkan kenyataan. Dari pengujian tempur dan pemeriksaan, perumusan rencana tempur, dan pelatihan gabungan untuk operasi tempur, mereka terlebih dahulu melakukan persiapan yang cukup matang.
Setelah rencana tempur gabungan mereka dirumuskan, selama masa damai, militer AS menggunakannya untuk melakukan latihan tempur sesuai dengan rencana ini, dan setiap tahun mengadakan beberapa latihan militer skala besar untuk ini.
Selama dalam latihan-latihan  ini, komando tempur mengorganisir, pasukan dan hubungan antar komando seperti layaknya dalam medan perang sesungguhnya. Siapa yang bertanggung jawab untuk memimpin latihan ini, siapa yang akan memimpin pasukan tempur selma dalam perang. Pasukan yang dikomandoi dalam latihan akan menjadi pasukan tempur sesungguhnya yang akan mereka gunakan selma perang.
Selama latihan, militer AS membuat latihan lebih sulit daripada pertempuran yag sebenarnya. Misalnya di gurun Nevada, dibangun kota Arab kecil untuk latihan berbagai operasi tempur di Irak. Dan juga dibangun kota kecil yang mirip kota-koata Irak dan Afganistan. Dan mencari warga AS yang bisa berbahasa Arab untuk datang memainkan peran sebagai polisi, pedagang, dan militan anti-AS, sehingga ketika pasukan AS masuk ke kota-kota yang sebenarnya, mereka seolah pernah berada disana.
Mereka harus merasakan betapa sulitnya pekerjaan itu, dan beradaptasi dengan lingkungan saat mereka menemukan target untuk operasi tempur. Beberapa proyek telah dimulai secara bertahap. Jadi ketika orang-orang ini pergi ke medan perang Irak, mereka menemukan bahwa kesulitan pertempuran sesungguhnya di Irak sebenarnya lebih rendah daripada kesulitan yang dialami saat pelatihan di AS. Hal ini untuk memungkinkan agar kemampuan tempur mereka mencapai tingkat yang sangat tinggi. Jadi mendekati pertarungan sesungguhnya sebisa mungkin, atau melebihi pertarungan sesungguhnya. Jadi melatih semaksimal mungkin merupakan metode penting untuk meningkatkan kemampuan tempur militer.
Latihan militer dengan sedapat mungkin mendekati dengan situasi pertempuran yang sesungguhnya akan dapat menemukan masalah-masalah yang kelak akan dihadapi dan bagaimana menyelesaikannya, sebagai standar inti dalam latihan. Tiongkok tampaknya meniru standar tertinggi dunia dari latihan militernya.
Dalam peperangan modern dituntut untuk bisa membuat keputusan dengan sangat cepat, harus bisa menilai informasi dengan segera membuat keputusan. Setelah keputusan dibuat harus bisa menguasai situasinya, karenanya harus memiliki metode modern. Tapi jika keputusannya terlalu terlambat akan berakibat kekalahan dalam perang.
Perang masa kini adalah perang informasi dimana hitungannya detik dan milidetik. Jadi komando otamatis semacam ini mengharuskan militer memiliki kemampuan pengambilan keputusan yang kuat dan tepat.
Tentu saja berkaitan dengan ini harus dibangun sistim komando yang dibagi-bagi tanggung jawabnya, dan sistem tempur terutama mempertimbangkan pertempuran bagaimana memenangkan perang dan resiko yang dihadapi dalam strategi tempur, serta ciri geografis militer dan musuh. Ciri-ciri untuk memerintahkan melakukan tidakan yang sesuai dengan sistem yang semacam ini yang paling rasional.
Membuat sistem komando yang "merata" adalah langkah pertama. Pada akhirnya inti dari apakah dapat meningkatkan efektivitas tempur, adalah apakah bisa atau tidaknya berbagai jenis unit militer dapat terhubung secara mulus tanpa hambatan (seamless).
AS telah menghabiskan puluhan tahun dalam proses penyesuaian untuk mencapai platform menuju integrasi komando yang medalam. Sedang Tiongkok baru saja mulai.
Komando pertempuran gabungan AS telah mengalami masa yang panjang untuk dipakai. Pada awalnya, Â konsep pertempuran gabungan pada dasarnya hanyalah hubungan antara berbagai jenis unit militer, dan kekuatan sebenarnya tidak dapat dikaitkan.
Sehingga pada Perang Teluk yang pertama, Perang Teluk pada tahun 1991, merupakan pelajaran buruk untuk AS - di antara berbagai kekuatan, terutama pada tingkat dasar, Angkatan Udara dan Angkatan Laut semua memiliki kekuatan penerbangan, dan Angkatan Darat juga memiliki kekuatan penerbangan, namun berbagai kekuatan penerbangan tidak dapat berkomunikasi. Â Jika sebuah pesawat Angkatan Darat melihat sebuah pesawat Angkatan Udara atau pilot pesawat Angkatan Laut melihat sebuah pesawat Angkatan Udara dan ingin menyapanya atau memperingatkan bahwa pesawat musuh akan datang, pesawat tersebut tidak dapat berkomunikasi. Jadi pada akhirnya, dalam Perang Teluk, sejumlah besar masalah semacam ini terjadi. Maka akhirnya diusulkan metode seamless-linked combat atau pertempuran gabungan yang terhubung mulus antar angkatan.
Selain mengorganiasi sistem hubungan, perlatan khusus seperti metode transmisi kumunikasi, perangkat keras dan perangkat lunak harus terintegrasikan. Integrasi semacam ini harus dilakukan sangat mendalam. Pada kenyataannya, di masa lalu semua ini terintegrasi pada tingkat strategis dan tempur. Tapi mereka tidak bisa tehubung secara taktis.
Kondisi PLA kini tampaknya baru berupaya mengintegrasikan pada tingkat strategis dan maju menuju tingkat integrasi taktis. Menurut analis militer.
Barangsiapa yang lebih kuat dari dunia menang di laut, barangsiapa yang lebih lemah di dunia kalah di laut.
Sudah dari 100 tahun sejak Perang Candu, modernisasi militer Tiongkok selalu dalam proses yang memalukan yang beralih dari kekuatan darat  ke kekuatan maritim, kemudian dari kekuatan maritim kembali lagi ke kekuatan darat, hal ini dikarenakan kekuatan nasionalnya yang menurun.
Tapi kini kekuatan nasional Tiongkok tidak bisa lagi dibandingkan dengan masa lalu. Kini dari kekuatan darat tradisionalnya menjadi kekuatan maritim modern. Ini bisa dilihat ketika terjadi sengketa Kepulauan Diaoyu dan Laut Tiongkok Selatan, dan saat melakukan misi memerangi bajak laut, dan ketika saat melakukan evakuasi dan warganya di luar negeri akhir-kahir ini. Mulai dari pertahanan pantai sampai pengawalan samudera, kini militer Tiongkok berlayar ke lauatan yang jauh sekali dari daratan.
Alutsista PLA Dalam Rangka Deterrence
Selama 90 tahun militer Tiongkok telah menempa diri dan maju, berusaha untuk menjadi setara dengan yang terbaik di dunia, mengoptimalkan sistem komando militer dan mengubah perkembangan militer dengan pendekatan masa depan dan modern.
Dalam 90 tahun ini, militer Tiongkok telah memiliki sekelompok alutsista yang dapat mempertahankan kepentingan nasionalnya. Menjadi deterrence selama masa damai dan menjadi kunci kemangan di masa perang.
DF-5B jangkauan tembaknya menjadi salah satu yang terbaik di dunia, bentuk luar penampilannya sangat mulus untuk model MIRV. Kemampuan menerobos sistim anti-rudal musuh, dibandingkan dengan SS-18 "Satan" Rusia atau dengan "Minuten-III" AS, DF-5B memiliki kelebihan dalam jumlah hulu ledaknya, sehingga lebih menguntungkan. Jangkauannya pada dasarnya dapat mencakup semua target strategis utama di dunia.
Selain itu, kemampuannya untuk menembus pertahanan saat ini merupakan faktor inti untuk menilai standar tempurnya. Dengan hulu ledak MIRV-nya, serta teknologi umpan, stealth, dan MIRV saat ini, DF-5B mampu menembus semua sistem pertahanan rudal yang ada saat ini.
Saat ini dua jenis rudal balistik yang berbasis di darat DF-5B dan DF-31 sudah masuk dalam satgas militer Tiongkok.
Metode merusak DF-31 tidak berbeda dengan DF-5B, rudal ini dipasang di kendaraan. Hal ini memungkinkan untuk sulit ditemukan posisinya saat akan meluncurkan rudal. Selain itu dua rudal ini saling melengkapi satu sama lainnya dalam memberi keuntungan untuk jangkauan pendek dan jauh.
Untuk rudal berbasis laut "Julang-2" (JL-2) merupakan modifikasi dari DF-31, ini rudal ICBM (ballistik antar benua) yang diluncurkan dari kapal selam dengan jangkauan 10.000 km dan dapat membawa banyak hulu ledak nuklir MIRV. Kemudian JL-3 sedang dikembangkan yang memiliki jangkauan maksimal lebiah dari 10.000 km.
AL-Tiongkok memiliki kapal selam strategis bertenaga nuklir yang mampu membawa berbagai jenis hulu ledak nuklir untuk melakukan pembalasan jika diserang dengan nuklir. Tingkat kelangsungan hidup kapal selam bertenaga nuklir sangat tinggi, karena biasanya bisa mencapai lebih dari 70%, dan mereka juga tersembunyi di kedalaman lautan, sehingga sulit ditemukan dan dilacak.
Dua jenis rudal berbasis di daratan dan laut ini dapat secara efektif menjaga keamanan negaranya dari serangan nuklir negara musuh.
Saat ini, Tiongkok tampaknya berada pada posisi berkemampuan melakukan serangan gabungan nuklir berbasis darat dan laut.
Di dunia saat ini hanya Rusia dan AS saja yang bekemampuan melakukan serangan gabungan nuklir berbasis darat dan laut serta berbasis udara.
Pada bulan Desember 2016, ketika Donald Trump masih menjadi Presiden terpilih (belum dilantik), dia mengatakan di media sosial bahwa AS perlu memperluas dan memperkuat kapasitas nuklirnya. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia akan terus memperkuat pengembangan kapasitas nuklirnya dan memastikan secara efektif dapat menembus pertahanan rudal AS.
Dibandingkan dengan kontes nuklir sengit antara AS dan Rusia, pembentukan kekuatan nuklir Tiongkok diakuinya didirikan untuk mempertahankan prinsip untuk membela diri, dan melakukan pembalasan jika diserang duluan, untuk tujuan ini tampaknya Tiongkok merasa strategi nuklirnya cukup efektif dan dapat diandalkan dalam segi deterren.
Untuk senjata dan peralatannya, tidak ada yang dikatakan tanda-tanda kesetaraan. Ambil contoh misalnya, AS atau Rusia jumlah senjata nuklir yang dimiliki sangat tinggi, keduanya telah sepakat tidak boleh memiliki lebih dari 5.500 hulu ledak, namun tidak berarti mereka harus mecapai julah tersebut agar kekuatan mereka setara.
Tiongkok menyatakan prinsipnya, jika mereka diserang dengan senjata nuklir, mereka memiliki kemampuan untuk membalasnya dengan senjata nuklir, dan merasa itu sudah cukup.
Pada tahun 1996, ketika terjadi Krisis Selat Taiwan, dan terjadi kebuntuan langsung antara militer Tiongkok dan dua kelompok tempur kapal induk AS, sehingga mendorong Tiongkok untuk secara mandiri mengembangkan rudal anti-kapal induk pertama di dunia, yang dikenal sebagai "pembunuh kapal induk", Dongfeng-21D (DF-21D).
Pada tahun 2009, pada upacara peringatan 60 tahun berdirinya RRT, untuk pertama kalinya diperlihatkan dalam parade militer di Hari Nasional tersebut.
Enam tahun kemudian, pada parade militer 3 September 2015, rudal balistik jarak jauh Dongfeng (DF-26) juga memiliki kemampuan untuk melakukan serangan presisi jarak menengah dan jauh  untuk kapal menengah sampai besar di laut. Rentang jangkauannya kira-kira dua kali lipat dari DF-21D, bisa mencapai Guam.
Saat ini, DF-21D dan DF-26 sudah tidak ada lawannya di dunia, karena semua rudal yang ada di dunia tidak ada tipe tunggal yang hanya digunakan untuk serangan balistik untuk sasaran kapal induk dan kapal pemukul amphibi (amphibious strike forces).
Model rudal penyerang Tiongkok ini unik di dunia. Sebelum ini Uni Soviet dan AS pernah mengembangkannya. AS pernah ingin menggunakan rudal pershing-2 untuk mengembangkan senjata yang bisa menyerang kapal induk Soviet, namun karena terlalu banyak kemacetan teknis, pihaknya membatalkan program tersebut.
Sedang Uni Soviet juga sudah mencoba berbagai uji coba rudal anti-kapal induk "balistik", namun tidak satupun yang berhasil. Hanya Tiongkok yang bertahan sampai akhir dan berhasil, hingga memilikinya.
Sehubungan dengan ini, ucapan Thomas Mehnken seorang ahli tentang militer Tiongkok dari Akademi Angkatan Laut AS/(the US Naval War College) yang kiranya bisa mewakili sikap AS, berkata: "We have to acknowledge that appearance of China's DF-26 series of new weapons ends an era that has lasted decades. This means that the era when the US could deploys oversea whenever it wanted with no risk, or very little risk, is over and not coming back." (Kita harus mangakui penampilan dari DF-26 Tiongkok yang modern, telah mengakhiri zaman AS yang bisa seenak mengerahkan kekuatan ke luar negeri dengan tanpa resiko atau dengan resiko kecil sudah lewat dan tidak akan kembali lagi).
Pada 1 Nopember 2016, Chengdu J-20 atau jet tempur siluman telah ditampilkan di Pameran Internasional Kedirgantaraan Tiongkok ke-11 (Chaina International Aviation & Aerospace Exhibition).
J-20 adalah jet temur siluman (stealth) generasi ke-4 Tiongkok pertama yang menggunakan mesin buatan Tiongkok sendiri. Yang bisa membawa beberapa rudal udara-ke-udara, udara-ke-kapal, udara-ke-darat. J-20 diyakini memiliki kemampuan tempur sama dengan F-22 AS, dan ketika dalam armada J-20 dapat menggunaka satu radar untuk mendeteksi beberapa target dan menyampaikan data tersebut ke pesawat lain, sehingga menjaga keheningan dari radar, secara efekif, diam-diam mendekati pesawat musuh dan menyerang mereka. Ini juga merupakan serangan klasik dari F-22.
Pada 9 Maret 2017, J-20 secara resmi telah bergabung dalam AU-PLA.
Saat ini, AS adalah satu-satunya yang telah mengembangkan dua model jet tempur stealth. Salah satunya adalah F-22, dan lainnya adalah F-35. Mereka adalah dua jet tempur siluman. Dan T-50, yang dikembangkan oleh Rusia masih dalam tahap pengembangan dan belum diimplementasikan ke dalam militer.
Saat ini, Jepang sedang mengembangkan jet tempur X-2 Shinshin, tapi ini adalah prototipe, dan tidak dapat berperan dalam pertempuran karena fungsinya tidak cukup baik.
J-20 Tiongkok adalah jet tempur stealth berat yang setara beratnya dengan  F-22 AS. Ini menunjukkan bahwa jet tempur stealth Tiongkok berada di generasi ke-4, dan telah bergabung dengan jajaran pesawat terbang teratas di dunia.
Dalam China International Aviation & Aerospace Exhibition, pesawat angkut Xian "Y-20", atau dijuluki "chubby girl atau gadis gendot," juga menimbulkan banyak kejutan. Dengan wilayah peperangan modern yang sangat luas dan laju peperangan yang sangat cepat berkembang setiap hari, maka pengerahan alutsista udara menjadi sangat penting.
Y-20 adalah pesawat transport militer strategis generasi baru dari salah satu pesawat transport militer strategis yang dikembangkan oleh Tiongkok sendiri. Memiliki jangkauan penerbangan kapasitas maksimum 4.400 km, dan berat lepas landas maksimum 220 ton, sedikit lebih rendah dari pesawat transport C-17 AS.
Pada bulan Juli 2016, Y-20 secara resmi bergabung dengan jajaran AU-PLA.
Karena Tiogkok tidak memiliki jenis pesawat angkut berskala besar ini di masa lalu, sebagai pesawat peringatan dini AWACS, misalnya, sekarang kita bisa melihat KJ-2000 Â menggunakan badan pesawat IL-76 Rusia. Jika mereka ingin mengerahkan pasukan atau mereka ingin melakukan pengisian bahan bakar di udara, tidak ada platform yang bagus untuk itu. Tapi setelah Tiongkok memiliki pesawat angkut besar Y-20, maka kini apakah itu mengangkut peralatan atau mengangkut personil, mereka bisa mengerahkan sejumlah besar sekaligus, di masa depan, pesawat tersebut dapat dikembangkan menjadi platform yang efektif untuk pesawat peringatan dini yang canggih. Atau pesawat pengisian bahan bakar udara.
"Jagoan petarung darat" tank tempur tipe 99A yang merupakan peningkatan dari tank tempur utama Tipe 99. Dalam beberapa tahun terkahir, Jepang dan Korsel telah mulai mengembangkan tank tempur utama baru. Sedang Tiongkok melalukannya terkahir, tapi akhirnya Tiongkok berada di depan.
Tank tipe 99A berkapsitas tempur paling ganas di dunia.Indikator teknis dan taktis utamanya cocok atau melampaui tank tempur utama AS dan Rusia saat ini.
Angkatan darat PLA memiliki dua pemukul berat utama---tank utama Tipe 99A dan helikopter bersenjata Wuzhi-10 (WZ-10). Â WZ-10 Tiongkok dikembangkan secara secara otonom oleh Tiongkok sendiri sebagai Helikopter Bersenjata.
Kedua sisi helikopter ini memiliki beberapa  hardpoint yang dapat membawa rudal anti-tank dan rudal udara-ke-udara, dilengkapi dengan senjata mesin perputar (rotating turret). Dan bergabung resmi dengan Penerbad-PLA pada 6 Agustus 2016.
Saat ini, strategi tentara AD telah berubah. Mereka ingin menyelesaikan pertempuran, dengan mekanisme pertempuran tiga dimensi penggempuran dan pertahanan. Jelas tank adalah yang terpenting dalam pertempuran semacam ini sebagai platform dari bertempur, dimana pengempuran dengan dikombinasikan dengan pertahanan, dan kecepatan operasi juga sangat cepat. Setelah diserang rudal, armor eksternal dirinya akan meledak untuk menetralisir kekuatan ledakan dari rudal tersebut.
Ketika kita membicarakan pertarungan tiga dimensi, itu berarti lebih dari sekadar pertarungan darat, ada juga pertempuran udara. Jadi kita sudah melihat helikopter WZ-10, yang sudah seperti memberi sayap pada harimau. Pesawat itu bisa terbang di ketinggian rendah di atas pepohonan dan menyerang tank, kapal selam, dan target tetap dan keras seperti bunker di daratan.
Departemen Pertahanan AS ada berkomentar tentang kekautan militer Tiongkok: "Pasukan PLA, udara, laut dan rudal semakin mampu memproyeksikan kekuatan pada masa damai dan merebut keunggulan dari militer AS, jika di suatu kawasan terjadi peristiwa. Kemajuan persenjataan Tiongkok tidak dirgukan lagi akan membentuk jaringan deterren dan lingkaran defensif yang handal." Â Ini dikemukakan dalam "Military and Security Developments Involving the PRC 2016 released by the US conflict."Â
Pada16 Juli lalu, kapal induk AL-PLA Liaoning kembali ke pelabuhan asalnya di Qingdao setelah berhasil menyelesaikan misi pelatihan manuver lintas regional dan menuju ke Hong Kong untuk ambil bagian dalam perayaan ulang tahun ke-20 PLA dimarkaskan di Hong Kong.
Untuk gugus tugas kapal induk, meninggalkan pelabuhan induknya untuk melakukan pelatihan manuver lintas regional merupakan metode penting untuk meningkatkan tingkat tempurnya.
Dan untuk Liaoning, ambil bagian dalam perayaan di Hong Kong setelah pelatihan berakhir tampaknya memiliki arti khusus.
Kita bisa melihat banyak orang naik lift ke bawah, dan melihat hanggar, dan kemudian mengamati dek, Â mereka mengamati pesawat berbasis kapal induk ini. Mereka juga mlihat untuk mengamati beberapa fasilitas pertahanan di kapal ini, dan juga beberapa hal lainnya di dek ini, seperti pengisian bahan bakar, pemuatan senjata, pompa udara, dan situs pengaman lainnya. Mereka juga membuka dek dan di bawah dek. Mereka bisa melihat di mana pesawat itu disimpan dan dipasang di hanggar, dan juga bisa melihat bengkel perbaikan di atas kapal ini.
Keterbukaan ini menunjukkan bahwa Liaoning dukungan belakang, operasinya, operasi deknya, semua fasilitas penerbangan sepenuhnya sistematik, dan telah dipratekkan dengan baik. Dengan membuka  ini kepada publik ini menunjukkan metode penetapan standar yang benar-benar standar, metode penyimpanan atau pergudangan, metode pemasokan dan metode pendukung---ini semua mengindikasikan bahwa Liaoning memiliki kapasitas initial tempur.
Degan ditampilkan kepada publik dengan begitu transparansi semacam itu, menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi. Â Dalam beberapa tahun terakhir, terobosan terus-menerus telah dibuat dalam penciptaan kapasitas tempur kapal induk AL-PLA. Ada puluhan pilot jet tempur berbasis kapal induk dan petugas sinyal pendaratan yang telah mendapatkan akreditasi kapal induk.
Tiongkok telah menjadi salah satu negara baru di dunia yang memiliki kemampuan untuk melatih pilot jet tempur berbasis kapal induk-nya sendiri. Terutama dari akhir 2016 sampai awal tahun ini, gugus tugas kapal induk berhasil menyelesaikan misi pelatihan lintas regional dengan menggunakan senjata nyata, dan membuat langkah penting untuk menciptakan misi pelatihan pertama untuk memperbaiki kapasitas tempur kapal induk di Samudra Pasifik Barat.
Untuk urusan tonase, kapal induk Liaaoning tidak sebesar USS Nimitz atau USS Gerald S Ford. Namun teknologinya telah berhasil menangkap beberapa teknologi inti kapal induk AS, misalnya untuk  Aircraft Launch System (EMALS = Electromagnetic Aircraft Launch System)-- kapal induk ini memiliki EMALS yang matang.
Selain itu kapal induk Tiongkok yang berikutnya juga menggunakan EMALS, ini akan menyelesaikan masalah penggerak/propulsi listrik penuh dan sistem kontrol daya terpadu. Selain itu, penelitian Tiongkok di pesawat berbasis kapal induk dan pesawat peringatan dini (AWACS) berbasis kapal induk sedang berlangsung. Banyak negara, termasuk negara-negara seperti Prancis membeli pesawat peringatan dini berbasis kapal induk mereka dari AS.
Inggris bahkan tidak memiliki, hanya memiliki helikopter peringatan dini. Tapi Tiongkok punya buatannya sendiri.
Kapal induk kuasi Jepang tidak memiliki pesawat terbang sayap tetap (fixed wing) berbasis kapal induk, jadi tingkatnya lebih rendah. Secara umum, ketika sampai pada kapal induk dek besar, dan kapal-kapal EMALS, pada dasarnya Tiongkok berada pada level tekonologi yang sama dengan teknologi EMALS AS-Prancis yang semuanya berbasis pada  teknologi Amerika.
Jadi Tiongkok menjadi negara yang memiliki hak kekayaan intelektual (intelectual property) yang independen, dan termasuk telah memasuki tingkat atas. Secara teknologi Tiongkok dapat dikatakan berada pada generasi yang sama dengan AS. Mungkin itu akan tidak berlebihan.
Pada 15 Oktober 2016, kapal selam bertenaga nuklir pertama Tiongkok, yang sudah pensiun perlahan-lahan ditarik ke dermaga Museum Militer Shanghai. Ini menandai fase baru kapal selam bertenaga nuklir Tiongkkok diganti dengan kapal baru.
 Pada 26 April 2017, kapal induk mandiri kedua di Tiongkok diluncurkan di Dalian, hanya lima tahun setelah kapal induk Liaoning dioperasikan. Tampaknya Tiongkok telah menguasai teknologi dan pengalaman manajemen kapal induk.
Hanya dalam tahun 2016 saja, AL-PLA telah melundurkan 30 kapal dengan total tonase 150.000 ton, Belum lama ini pada 28 Juni lalu, AL-PLA mengoperasikan 10.000 ton-class kapal perusak rudal Type 055, yang secara otonom diluncurkan di Galangan Kapal Jiangnan.
Ini menandakan kemampuan yang top-line Tiongkok dalam membangun kapal perusak rudal. Kekuatan AL Tiongkok berkembang dari AL berukuran sedang sampai AL berukuran besar, mulai dari perairan laut hijau ke perairan laut biru, sehingga menjadi salah satu AL terkuat di dunia.
Melihat kembali sejarah Tiongkok  abad-abad yang lalu, selama Perang Candu 1840, Angkatan Laut Inggris menyerang Guangzhou dan memaksa pemerintah Qing untuk menandatangani perjanjian yang tidak seimbang.
Tapi pada saat ini sebuah kapal induk Tiongkok berlabuh di Hong Kong, dan Tiongkok kini  memiliki basis dukungan militer di luar negeri---Angkatan Laut PLA telah melakukan perubahan yang luar biasa dan dengan perubahan inilah hak dan kepentingan maritim Tiongkok menjadi dipastikan. Mimpi Tiongkok akan berlayar ke lautan dengan lebih banyak kapal induk bergabung dengan barisan militernya tampaknya akan terwujud.
Pada tahun 1902, seorang penulis Tiongkok Liang Qichao pernah menuliskan tentang mimpinya "Masa Depan Tiongkok Baru" yang juga menajdi cita-cita dari rakyat Tiongkok, dia menuliskan "Tiba-tiba saya bermimpi kedamaian dan ketenangan, dan saat saya melihat Tiongkok yang begitu, saya segera masuk."
Setelah satu abad bereksplorasi, berjuang, mengatasi segala kesulitan dan kesengsaraan, dan menghadapi masa-masa hampir kolap, tapi akirnya kemuliaan dan kesemarakan Tiongkok sebagai satu negara yang kuat dan harus memiliki militer yang kuat yang dapat mempertahankan bangsanya, tampaknya sudah mulai tampak dan terwujud.
Mudah-mudahan perjuangan dan gambaran ini bisa menjadi suatu pelajaran bagi negara dan bangsa kita yang kaya akan SDM dan SDA untuk bisa mencapai kejayaan seperti Tiongkok dan bahkan lebih dalam abad ini.....
Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri
CCTV China
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 |Â 7 | 8 |
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H