"DOC" tersebut menegaskan bahwa Tiongkok dan ASEAN berdedikasi untuk memperkuat kemitraan saling menguntungkan dan saling menjaga perdamaian dan stabilitas di LTS, yang menekankan penyelesaian sengketa LTS melalui konsultasi dan negosiasi yang ramah, dan metode damai.
Masing-masing pihak berjanji untuk menahan diri sebelum perselisihan diselesaikan, dan tidak melakukan tindakan apapun untuk mempersulit atau memperluas perselisihan tersebut. Mereka juga berjanji untuk membangun saluran saling percaya dengan semangat kerja-sama dan pengertian, termasuk mengembangkan kerjasama di bidang-bidang seperti perlindungan lingkungan maritim, pencarian dan penyelamatan (search & rescue), dan memerangi kejahatan transnasional.
"DOC" tidak hanya mengumumkan kepada dunia bahwa LTS tidak lagi kekurangan peraturan, namun juga membuktikan bahwa negara-negara ASEAN dan Tiongkok benar-benar mampu mengelola dan menggunakan LTS.
Meskipun saat ini, isi "DOC" tampak sedikit belum lengkap, dan tidak sepenuhnya memuaskan, pengaturan mengenai metode penyelesaian perselisihan, pengelolaan perbedaan, dan penguatan kerja sama maritim praktis telah memberikan kerangka perilaku untuk interaksi positif antara negara-negara regional di negara-negara LTS, dan mengungkapkan adanya kebijaksanaan dan kepercayaan masing-masing negara. Yang diikuti peran yang dimainkan mendasar dalam periode perdamaian di LTS.
DOC ini telah memainkan peran penting dalam menstabilkan situasi LTS. Setelah itu, apa yang harus dilakukan oleh Tiongkok dan ASEAN secara praktis, lebih dari 15 tahun, adalah untuk menyingkirkan gangguan, dan selanjutnya menerapkan dan memperkaya "DOC" - ini termasuk beberapa putaran pertemuan pejabat senior, dan mereka semua memfokuskan diri pada bagaimana untuk lebih mengkristalkan "DOC."
Tapi pada saat salah satu dari mereka yang terlibat ini sempat membahas "DOC" kemudian berhenti, karena adanya strategi AS untuk "kembali ke Asia Tenggara" pada tahun 2007 dan 2008. Dan setelah itu semuanya menjadi kontes antara kekuatan utama. Namun setelah berakhirnya kasus arbitase LTS. Barulah dimulai lagi negosiasi "DOC dan "COC." Â
Jadi jika kita kembali pada masa lalu selama 10 tahun sejarah perkembangannya, kejadiannya tidaklah demikian. Di masa lalu lebih dari 10 tahun, negara-negara ASEAN dan Tiongkok terus-menerus berupaya menerapkan "DOC" dan memperbaruinya ke "COC."
Pada bulan Juli 2011, Tiongkok dan ASEAN mencapai konsensus tentang "DOC", dan akhirnya merumuskan COC yang mengikat. Dan ini terjadi hampir sepuluh tahun setelah "DOC" dirancang.
Pada bulan September, 2013, Tiongkok dan negara-negara ASEAN secara resmi memulai negosiasi mengenai "COC" dan mencapai hasil yang positif. Setelah hampir empat tahun, pada bulan Mei 2017, draft kerangka kerja "COC" telah tercapai.
Untuk batas-batas tertentu, "COC" adalah versi upgrade dari "DOC." Mengapa dikatakan demikian? Karena ketika Tiongkok dan ASEAN menandatangani "DOC" pada tahun 2002, pada saat itu, tujuan setiap pihak bukanlah untuk menandatangani "DOC" -- melainkan untuk menandatangani "COC."
Lalu apa perbedaan "COC" dan "DOC" ? Â Seperti apa yang telah ditulis diatas, "COC merupakan penegaskan dari "DOC." Â Yang perlu ditekankan disini "DOC" bukanlah tanpa kekuatan yang mengikat. Janji yang dibuat untuk negara-negara terkait tersebut sebanarnya dipandang sudah terkait dengan hak dan kewajibannya.