Qian Sanqiang dalam masa itu di Universitas Qinghua memberikan kuliah kepada mahasiswanya tentang dasar-dasar garis terdepan dari konsep ilmu fisika, itu mendapat sambutan dan respon hangat dari para mahasiswa, sehingga menjadi dosen muda yang paling disenangi dan menjadi dosen favorit pada saat itu.
31 Januari 1949, di Beijing tersiar berita bahwa kota terbebaskan secara damai (saat itu sedang terjadi perang saudara antara KMT dan PKT, akhirnya KMT kalah dan lari ke Taiwan), Qian Sanqiang dengan penuh kegembiraan menyambut kejadian ini, segera mengendarai sepeda menuju ke Jalan. Chang’an ikut ber-ramai-ramai dengan masyarakat menari dan bersorai menyambut kebebasan ini. Sambil menyambut kedatangan PLA (Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok) masuk kota.
Suatu hari pada Maret 1949, setelah PLA dengan damai masuk kota Beijing belum dua bulan, Qian Sanqiang menerima sepucuk surat pemberitahuan penting, meminta dia untuk ikut serta menjadi perwakilan ahli fisika negara untuk pergi ke Paris, Prancis ikut serta dalam Pertemuan Perdamaian Dunia.
Qian Sanqiang gembira sekali mendapat undangan ini. Dengan tidak sabar dia langsung menemui Sekretaris delegasi Ding Zan (丁瓒). Qian mengatakan kepada Ding: “Ini kali kita pergi ke Paris ikut serta dalam Pertemuan Perdamaian Dunia, apakah bisa membawa beberapa valuta asing. Saya pikir akan menitipkan pada mentor saya Joliot Curie untuk membelikan beberapa peralatan laboratorium untuk penelitian teknologi nuklir. Karena dengan bantuan mereka bisa dapat harga yang pantas dan barang yang memenuhi standar, dan juga bisa menerobos embargo untuk bisa dikirim ke Tiongkok.”
Ding Zan menanyakan: “Diperkirakan harganya kira-kira berapa?” Qian menjawab: “Total kira-kira US$ 200 ribu.” Ding Zan kaget: “Apa! 220 ribu dollar!!!” Lalu Qian cepat-cepat menjelaskan: “Peralatan laboratorium nuklir semua itu sangat mahal. Saya pikir untuk bertukar pikiran dengan Anda, tapi jika kiranya tidak tepat ya tidak usah dilaporkan ke atas.”
Kemudian berselang beberapa waktu setelah itu, kabar untuk membawa valuta asing sudah tidak ada kabar perkembangannya. Qian Sanqiang menyadari akan cita-citanya dan keinginannya baik, tapi dengan keadaan negara yang baru berdiri ini benar-benar sangat sulit untuk bisa memenuhi keinginannya. Tapi dia masih merasa meneysal dan menyalahkan dirinya yang terlalu melihat intelektualnya, tidak memau lihat permasalahan yang lebih besar lagi.
Justru tiga hari sebelum keberangkatan rombongan delegasi, Qian Sanqiang menerima tilpon dari Zhong Nan Hai (Kontor Pemerintah Pusat) dari Central United Front Minister Li Weihan (李维/pejabat tinggi pemerintah) minta dia datang. Qian datang ke Zhong Nan Hai disambut Li dengan hangat, Li mengatakan: “Pemerintah pusat sudah mempelajari dan mempertimbangkan, Kamrad Zhou Enlai menganggap usulan Anda sangat bagus, untuk mengembangkan ilmu teknologi nuklir Tiongkok, kami sangat menghargai dan mendukung ide ini. Perkiraan 200 ribu USD bukankah dipakai sekaligus bukan? Diputuskan akan dikeluarkan dana pertama 50 ribu USD dulu, dan Anda pergunakan dulu ke Prancis”
Berkaitan dengan hal ini, pada Oktober 1990, Qian Sanqiang menulis dalam tulisan kenangannya, dia ada menuliskan sebagai berikut: “Detik ketika saya menerima uang USD untuk mengembangkan teknologi nuklir, perasaan saya penuh dengan gejlolak emosi dan merasa suka cita bukan main, tapi uang dollar ini berbau apek, itu jelas karena uang tunai dollar ini baru diambil dari gudang goa bawah tanah yang lembab. Saya membayangkan tidak tahu bagaimana uang ini telah mengalami berberapa kali pengemboman yang berdarah-darah. Kini uang ini diserahkan kepada saya seorang pekerja biasa, kenyataan ini benar-benar tak terbayangkan oleh saya......meskipun 50 ribu USD untuk kebutuhan mengembangkan teknologi nuklir, tidak mencukupi kebutuhan keseluruhannya, tapi visi mereka (orang pemerintah pusat) dan niat untuk kemajuan negara, ini benar-benar menunjukkan satu kemauan yang tulus dan polos, hal ini meyakinkan dan membuat orang percaya, serta memberi orang harapan.”
Dengan segera, Qian Sanqiang di suatu halaman Beijing mempersiapkan mendirikan Intitute Fisika Modern Tiongkok. Diantaranya termasuk istrinya dan dia semua terdiri dari lima orang. Qian Sanqaing merasa teknologi nukilir Tiongkok jika ingin siap terbang, maka harus ada tim pionirnya, lalu siapa yang akan menjadi pionir pembuka jalan?
Maka terpikir oleh Qian dua teman kuliahnya di fakultas fisika Universitas Qianghua, Prof. Wang Ganchang (王淦昌) yang ketika itu menjadi Direktur Fisika di Faklutas Fisika Universitas Zhejiang, Wang Ganchang pernah mendapatkan gelar PhD di Universitas Berlin, Jerman. Dan Prof. Peng Huanwu (彭桓武) dosen di Fakultas Fisika Universitas Qinghua yang pernah kuliah di Inggris, ketika itu menjadi orang Tiongkok pertama yang menjadi wakil Professor di Inggris, dia sangat mendalami teori ilmu fisika dan pandai menggabungkan teori dengan praktek. Atas undangan Qian Sanqiang dengan segera kedua orang unggulan ini berkumpul dalam Institute Research Fisika Modern Tiongkok.