Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money featured Pilihan

Apa yang Kurang Kita Perhatikan tentang Brexit?

14 April 2017   09:42 Diperbarui: 27 Mei 2019   09:18 9035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan hal ini telah berlangsung selama bertahun-tahun, meskipun Inggris oleh media telah dikatakan memiliki “dua pikiran (doubel standar),” tapi masih memperoleh banyak konsesi dari Uni Eropa dan menikmati banyak “hak istimewa.”

Misalnya, Inggris masih tetap mengunakan mata uangnya GBP, dan tidak menggunakan mata uang standar euro. Terus mempertahankan perbatasannya dan tidak mau terlibat dengan Visa Schengen. Pada kenyataanya, hubungannya dengan Uni Eropa secara historis terus menjaga jarak.

Bahkan berkaitan dengan kerjasama politik dan hukum, Inggris selalu mejaga sistem intelijennya sendiri dan relatif independen.

Sedang untuk persoalan kerjasama keamanan, untuk mendirikan militer Eropa seperti yang diusulkan Prancis dan Jerman, hal itu tetap tidak tertarik bagi Inggris.  Untuk persoalan keterlibatannya dalam integrasi, semestinya Inggris adalah anggota yang raltif lebih tua, tapi yang paling tidak terintegrasi. Sehingga dengan mudahnya menarik diri dari Uni Eropa.

Namun, bagaimana Inggris akan menghadapi tantangan masa depannya sendiri, setelah kehilangan banyak kemudahan berintegrasi dengan Eropa?

Analis memperkirakan, Inggris pasti akan menderita kerugian. Pertama-tama pasar akan mengalami kepanikan karena ketidak-pastian, dan ini bisa terlihat dari fluktuasi nilai GBP.  Akan ada fluktuasi pasar saham dan nilai tukar, dan ini akan tercermin dalam fluktuasi di pasar komoditas.

Dan semua ini akan mempengaruhi ekonomi Inggris. Satu hal lagi, Inggris dan Uni Eropa harus membahas begitu banyak masalah untuk hubungan mereka, hubungan ini jelas tidak bisa kembali lagi seperti hubungan mereka ketika mereka masih sebagai seksama anggota Uni Eropa.

Mereka secara jangka pendek sedikit banyak akan terpengaruh semacam ketakutan. Jika ditemukan standar yang ada di negara-negara Uni Eropa, maka akan cendrung meninggalkannya kepada Uni Eropa. Dan ini akan menjadi doubel standar. Satu standar kekuatan ekonomi. Jika PDB suatu negara melebihi presentase tertentu, maka ia harus membuat konstribusi. 

Tetapi jika PDB berada dibawah persentase tertentu, itu bisa mendapatkan subsidi. Jelas yang sekarang mendapatkan subsidi adalah negara-negara yang tidak akan meninggalkan Uni Eropa, tapi ada standar lain yang merupakan standar politik dan keamanan. Berdasarkan standar ekonomi yang telah disebut diatas. Negara-negara Eropa Utara dan Barat yang kaya pada dasarnya semua diatas standar.

Tapi jika untuk politik dan keamanan, dari sudut pandang niat politik dan keamanan, jelas tidak akan meninggalkannya, karena mereka yang sudah tenggelam pada titik paling dalam dalam proses integrasi, dan justru mereka yang paling awal untuk memulai integrasi.

Pada kenyataannya, jika dilihat dari hubungan sejarah kekuatan ekonomi mereka sendiri, atau aspek-aspek pengaruh internasional mereka, dan bahkan lokasi gografis mereka, Inggris mungkin unik di Uni Eropa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun