Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Krisis Nuklir di Semenanjung Korea Bisa Terjadi?

29 Maret 2017   13:09 Diperbarui: 6 Mei 2017   07:51 1462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://foreignpolicy.com

Latihan diandaikan jika militer AS diserang, bagaimana Jepang untuk membantunya? Itu diartikan Abe sedang berupaya untuk mempromosikan kekuatan militer Jepang dengan mengatas namakan “membantu AS”  dan apakah militer Jepang telah tumbuh ke arah pasukan pertahanan nasional negara normal. Jadi banyak pihak yang mewaspadai perkembangan ini.

Sejak tahun 1990an, setelah Perang Dingin antara Timur dan Barat berakhir, dan Korut dan Korsel keduanya menjadi anggota PBB pada saat yang sama, pemerintah Korut telah minta AS untuk memperbaiki hubungan dengan menandatangani “perjanjian damai,” dan membangun hubungan domestik resmi, dan mengakhiri keadaan perang.

Selama AS, Jepang dan Korsel tidak mau mengakui pemerintah Korut sebagai negara nasional yang normal, Semenanjung Korea tetap dalam keadaan perang dingin hingga hari ini.

Jika titik konflik benar-benar bisa dihilangkan dengan menanda-tangani “perjanjian damai,” maka AS tidak memiliki alasan untuk menimbulkan kekacauan, menimbulkan masalah dan menciptakan ketegangan di kawasan tersebut. Jadi banyak pengamat dan analis yang berkeyakinan AS tidak akan mau untuk mencapai “perjanjian damai” dengan Korut di masa mendatang. Jadi lebih menginginkan keadaan dalam gencatan senjata. Karena keadaan demikian adalah yang paling ideal bagi AS untuk dapat memanfaatkan keadaan demikian ini untuk tetap bisa mengenkang Korsel dan Jepang, dan meningkatkan pertahanan untuk melawan Tiongkok.

Kini, yang paling dikhawatirkan orang adalah apakah Perang Korea akan pecah lagi?

Dalam konferensi pers Kementrian Luar Negeri Tiongkok, Menlu Tiongkok Wang Yi mengatakan: “Pihak utama masalah nuklir Senanjung Korea adalah Korut dan AS. Hingga hari ini, Tiongkok didedikasikan dan berupaya untuk mendorong Pembicaraan Enam Pihak untuk menengahi kontak anatara Korut dan AS. Pada saat yang sama kami telah membuat kontribusi untuk membuat dan melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB. Kami akan tetap bersedia untuk menjadi “switchman” dan membawa masalah nuklir semenanjung Korea kembali ke solusi melalui negosiasi. Apa yang ingin ditekankan disini adalah memiliki senjata nuklir tidak membaut Anda jadi aman, dan tidak ada solusi dengan menggunakan cara-cara militer. Masih ada kesempatan untuk memulai lagi diadakan Pembicaraan Enam Pihak, dan masih ada harapan untuk perdamaian.

Kenyataan selama ini, semakin AS menekan Korut, semakin Korut kurang bersedia kompromi. Isu nuklir Korut telah terbentuk menjadi aneh seperti lingkaran setan bagi Korut.

Isu nuklir Korut terus tumbuh besar dan lebih besar seperti bola salju. Banyak analis yang mengatakan ini disebabkan dari kebijakan Perang Dingin AS terhadap Korut.

Tiongkok sebagai pemakarsa Pembicaraan Enam Pihak telah mengajurkan untuk dilakukan konsultasi secara setara dan dengan penuh pengertian dari semua pihak saat melakukan pembicaraan. Ini kiranya menjadi satu-satunya cara dan metode yang benar untuk menyelesaikan konflik. Seperti apa yang telah Tiongkok lakukan untuk bagaimana berhasil menyelesaikan maslah nuklir Iran. Demikian pendapat beberapa analis Tiongkok dan dunia luar yang memberi perhatian dengan isu nuklir Semenanjung Korea ini.

Mudah-mudah akhirnya bisa ditemukan jalan keluar secara damai untuk masalah ini.....

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri (1, 2, 3 dan 4)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun