Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Krisis Nuklir di Semenanjung Korea Bisa Terjadi?

29 Maret 2017   13:09 Diperbarui: 6 Mei 2017   07:51 1462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://foreignpolicy.com

Pada bulan Juni 2015, Kepala Staf Gabungan Korsel Choi Yoon-he bertemu dengan Komandan Pasukan AS di Korea, Curtis Seaparrotti dan secara resmi menanda-tangani “OPLAN 5015” Rencana ini yang paling misterius.

Sebelum ini, Komite Pertahanan Nasional Majelis Nasional meminta Kementerian Pertahanan untuk melaporkan rencana ini kepada Majelis Nasional, namun Menhan Korsel Han Min-goo mengatakan dalam penjelasanannya “OPLAN 5015” adalah masalah militer dan merupakan satu rahasia nasional di sektor diplomasi dan hubungan dengan Korut, jika dibuka untuk umum akan bahaya dan sangat mempengaruhi keamanan negara.”

Ketika mereka mengimplementasikan OPLAN 5015, itu berarti bahwa rencana ini dibuat tahun 2015. Ketika rencana ini dibuat maka kesempatan mendasar terjadi, itu bisa terjadi untuk premptive atau serangan dadakan. Yang berarti jika ditemukan sesuatu yang salah dengan Korut, atau Korut provokatif, maka bisa dilakukan penyerangan langsung.

Pada bulan Maret tahun lalu, selama latihan militer besama AS-Korsel “Key Resolve” dan “Foal Eagle” Perwakilan Permanen Korut di PBB menulis surat kepada Sekjen PBB, meminta agar mereka  untuk mengadakan sidang darurat.

Perwakilan Korut di PBB percaya bahwa tujuan dari latihan militer AS-Korsel besar-besaran kali ini yang tidak pernah terjadi sebelumnya adalah untuk menggulingkan pemimpin tertinggi Korut.

Selama beberapa dekade, selama latihan militer AS-Korsel skala besar, Korut selalu menguntuk keras mereka. Hanya tahun lalu, perwakilan Korut menyampaikan dua permintaan kepada Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan pertemuan darurat, dan Korut meluncurkan rudal beberapa kali selama latihan.

Sebagian analis dan pengamat melihat perang sungguhan bisa terjadi. Kim Jong-un tahu seperti apa situasi dia, sehingga melakukan persiapan, maka apakah itu persiapan politik atau militer benar-benar dipercepat pelaksanaaannya. Karena hasil akhir akan terjadi perang rudal dengan hulu ledak nuklir miniatur, itu barangkali yang akan menjadi metode Kim Jong-un untuk memperpersiapkan diri untuk  digunakan. Hal ini yang mungkin dikhawatirkan AS juga, yang pada akhirnya mereka akan berperang dengan senjata bom atom.

Pada 13 Maret lalu, Kementerian Urusan Unifikasi Korsel mengatakan bahwa Korut dapat melakukan ujicoba nuklir baru berdasarkan kebutuhan. Menurut informasi dari website Univerversitas John Hopkin “38 North” yang mempelajari Korut memperkirakan kekutatan nuklir Korut mungkin sedikitnya lima kali dari kekuatan uji coba nuklir yang kelima yang dilakukan September lalu. Namun orang tidak tahu kapan dan hari apa Perang Akan Pecah.

Kita telah melihat bahwa latihan militer AS-Korsel terus tumbuh dalam skala lebih membesar, dan semakin banyak tekanan militer kepada Korut, bahkan kini telah menuju ke “operations to cut the head off,”(operasi memotong kepala) yang targetnya dan tujuan oeprasional mereka untuk menjatuhkan pemerintah dan membangun kembali pemeritahan baru Korut dalam latihan militer.

Korut mempercept laju percobaan nuklir dan pengembangan rudal balistiknya. Tidak tahu kapan perang akan terjadi, lebih tidak tahu kapan perang bom atom akan terjadi.

AS dan Korsel telah bersikeras untuk menggelar sistem pertahan rudal THAAD, sehingga situasi baik di Semenanjung Korea dan seluruh Asia Timur Laut telah menjadi rumit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun