Kemudian diproduksi porselen ekspor yang khusus dibuat untuk pasar ekspor Eropa, yang bergaya Eropa degan gambar bertema tradisonal Tiongkok telah menunjukkan melalui teknik lukisan orang Tiongkok, yang populer di Barat pada abad ke-17.
Porselen biru dan putih berglasir berbentuk mangkok dengan permukaan mulut berkelopak buatan Jingdezhen terdapat di Museum Nasional Tiongkok sekarang. Porselen mangkok dengan diameter 5,5 cm dan diameter mulut 10,5 cm, dibuat pada Dinasti Song. Seluruh tubuh mangkok porselen diglasir biru dan putih, ada pola dalam mangkok, permukaan mulut mangkok bentuknya berkelopak, meskipun tidak ada desain ukiran warna-warni yang cantik di seluruh tubuh mangkuk, tapi warna mengkilap pada glasir benar-benar terkesan indah seperti batu giok.
Porselen indah seperti diatas ini juga ditemukan dalam kapal karam Huaguangjiao One. Mangkok berkualitas dengan tubuh sangat tipis ini dibuat di Jingdezhen. Sebagaimana dipaparkan dalam buku-buku sejarah, bahwa biru seperti langit dan seterang cermin, dan setipis kertas, jika diketuk akan bunyi seperti genta, ini menunjukkan teknik yang sangat baik dari pengrajin Jingdezhen.
Namun mangkok temuan diatas ada cacat pada porselen ini, tubuh dan mulut mangkok tidak diglasir, ini tampaknya melawan arus dengan warna glasir yang mengkilap. Apakah itu sengaja diabaikan oleh pengrajin?
Porselen Mangkou (芒口) juga disebut porselen Fusshao (覆烧) yang bisa diartikan dibakar berulang, dibandingkan dengan porselen Zhengshao (正烧) yang dibakar dengan posisi terbalik. Sepotong porselen hanya bisa dibakar sekali dalam satu tungku kiln, sehingga produktivitas sangat rendah.
Kemudian pada Five Dynasties (五代北宋) dan Dinasti Song Utara, terutama pada awal Dinasti Song Utara, pengrajin di Ding (定) Kiln, Tiongkok Utara menciptakan tenik pembakaran baru, dimana beberapa potong porselen bisa dibakar dalam dengan dijajar keliling sekali bakar dalam satu tungku pada sekali pembakaran.
Dengan teknik ini mangkok bisa dijajar keliling berbentuk lingkaran ditumpuk ke atas. Setelah dibakar glasir mangkok dihapus ketika mangkok di balik agar tidak lengket. Dengan cara ini tungku bisa membakar banyak satuan porselen sekali bakar, sehingga produksi mendadak meningkat dan diperkirakan karena teknik baru ini maka promosi perdagangan porselen ke luar negeri berkembang.
Badan kapal karam di Batu Hitam ini pada dasarnya dalam keadaan baik dari ujung depan ke belakang, terdapat tiang layar dengan ketinggian yang sama, dek dihubungkan dengan tali yang terbuat dari serat kelapa. Ini merupakan tipikal kapal layar dengan dua layar dua tiang tungal yang sama tinggi yang biasa dibuat orang-orang Arab.
Meskipun tidak ditemukan buku catatan, daftar pengiriman dan peta dikapal karam tersebut, menurut para ahli, kapal dagang Arab ini semestinya sedang berlayar ke selatan disepanjang Laut Tiongkok Selatan setelah bermuatan penuh di pelabuhan Yangzhou kuno yang menjadi perlabuhan utama di Tiongkok, dengan tujuan seharusnya ke Basra sebuah kota pelabuhan Arab 800 tahun yang lalu.
Tampaknya ada pedagang Arab dan Persia di kapal Batu Hitam ini, hanya sayang kapal ini ketika kembali berlayar dari Tiongkok, harus mengakhiri pelayarannya di Batu Hitum Belitung sekaligus mengubur impiannya.
Sudah ribuan kapal yang berlayar di sisi dan diatas kapal karam ini. Dan lebih banyak lagi kapal dagang yang berlayar melewati kapal karam ini menuju Barat, dan dengan lancar serta selamat tiba di Basra dan atau pelabunan sibuk sepanjang Teluk Persia dan Laut Merah dan berualang kali mewujudkan impiannya.