Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa yang Terjadi Pasca Keputusan Tribunal Sementara Arbitrase Laut Tiongkok Selatan

26 Agustus 2016   19:28 Diperbarui: 27 Agustus 2016   08:02 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 6 Agustus lalu, beberpa pesawat pembom B-1B tiba di Pangkalan Andersen di Guam, membawa sekitar 300 tentara AS. Pesawat B-1B  ini berkemampuan terbang di altitude rendah untuk penetrasi pertahanan udara lawan jauh melampaui dari pesawat pembom B-52.

b-1b-b-52-57c03034f57e61d551f8bd45.png
b-1b-b-52-57c03034f57e61d551f8bd45.png
Militer AS juga berencana untuk meningkatkan jumlah kapal tempur pesisir (LCS/Littoral Combat Ships) untuk dikerahkan di LTS dari 1 sampai 4 kapal sebelum tahun 2018.

lcs-57c0306af57e61a551f8bd44.png
lcs-57c0306af57e61a551f8bd44.png
Jadi banyak pengamat yang percaya bahwa ketegangan yang mengendor sekarang hanya sementara. Pasti akan ada penekanan lagi di kemudian hari untuk dijadikan fokus strategis dari pertentangan antara Tiongkok dan AS.

Banyak pihak yang mempertanyakan dikatakan AS tidak mau terlibat dalam arbitrase LTS dan tidak terlibat, tapi megapa mengklaim berkepentingan nasional tertinggi di LTS?

Jika kita kembali melihat pada sejarah dan mempelajari bagaimana kebijakan AS untuk LTS dari “pengamatan” terus menuju “intervensi” dan berubah menjadi “di balakang layar” hingga ke “tengah panggung,”  kita akan melihat dan tahu mengapa AS makin lama makin lebih terlebat dalam isu LTS.

Mengapa sengketa LTS harus makin menjadi fokus dari strategi AS untuk menyeimbangkan kembali kawasan Asia-Pasifik?

Perang AS-Spanyol

Pada 25 Pebruari 1898 Asisten Menteri AL AS yang kemudian menjadi presiden AS, Theodore Roosevelt mengirim satu telegram yang tidak biasa kepada Admiral George Dewey—Komandan Armada Pasifik AS.

Dalam telegram ini dikatakan: “Jika AS jadi berperang dengan Spanyol, misi Anda adalah untuk mengontrol pergerakan armada Spanyol di perairan Asia, dan kemudian melancarkan serangan militer ke Filipina.”

Dua bulan kemudian, Perang Amerika-Sapnyol mulai pecah dengan kekalahan dari pihak Spanyol. Filipina kemudian menjadi koloni AS.

Pada tahun 1898 dan 1900, AS dan Spanyol menandatangani “Perjanjian Damai antara AS dan Spanyol” dan “Perjanjian antara Spanyol dan AS untuk Penyerahan Kepulauan terluar dari Filipina.” Dalam kedua Perjanjian ini jelas memutuskan perbatasan paling barat Filipina pada Bujur Timur  (BT) 118o (derajat), dan garis B.T 118otidak termasuk Kepuluan milik Tiongkok termasuk Pulau Huangyan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun