Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa yang Terjadi Pasca Keputusan Tribunal Sementara Arbitrase Laut Tiongkok Selatan

26 Agustus 2016   19:28 Diperbarui: 27 Agustus 2016   08:02 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AS-Tiongkok Berbaikan

Namun, Uni Eropa telah kalah dengan apa yang mereka telah lakukan di krisis Crimea yang pecah pada tahun 2014. Pada tahun 2015, Rusia mengirim pasukan ke Syria, menyebabkan sekutu AS di Timteng terus merosot ke dalam kekacauan.

Sejak awal tahun ini, krisis pengungsi telah melanda Eropa, dan pendukung dan pembantu AS yang paling cepat getol seperti Inggris, telah meninggalkan Uni Eropa. Sedang Uni Eropa sendiri sudah mulai runtuh.

Pada 15 Juli 2016, Presiden Turki Receo Erdogan telah menggagalkan kudeta milter dan ber-argumen dengan AS, Erdogan mulai menyelinap ke sisi Rusia.

Pada Agusuts, Rusia meng-aneksasi Crimea dan mengerahkan senjata anti-rudalnya yang paling canggih S-400 di sana. Dan konflik antara Ukraina dan Rusia mulai meningkat lagi. Kini orang dunia melihat bahwa AS dalam posisi sebagai hegemoni global sudah menunjukkan tanda-tanda berada dalam krisis.

Pengamat dan analis melihat posisi AS yang sedang tidak mantap dan canggung ini mengirim pasukan untuk menekan Tiongkok, namun tampaknya Tiongkok tidak bergeming. Tapi masalahnya terus muncul di kawasan ini. Ini oleh pengamat  dan analis karena design strategis yang bermasalah. Seharusnya AS bisa menerima kebangkitan Tiongkok, kemudian mendirikan sebuah hubungan bentuk baru dari kekyuatan utama untuk mencapai ko-eksistansi damai dengan Tiongkok di kawasan Asia-Pasifik. Tapi sekarang justru mengurusi negara-negara yang menyebabkan masalah, dan “berurusan” dengan Tiongkok yang seharusnya tidak menyebabkan masalah. Hal-hal yang positif itu tidak dilakukan karena meremehkan kekuatan Tiongkok.

AS-Tiongkok Berbaikan

as-tiongkok-57c032b9149773fe48b2b558.png
as-tiongkok-57c032b9149773fe48b2b558.png

Juni 2013, Presiden Xi Jinping dan Presiden Barack Obama bertemu di Sunnyland California, AS. Ini menunjukkan kedua negara dan komunitas internasional bahwa Tiongkok dan AS berkomitmen untuk memperkuat komunikasi strategis, meningkatkan kepercayaan strategis dan mempromosikan penbentukkan hubungan baru kekuatan utama.

Pada bulan Nopember 2014, kepala negara kedua negara ini menandatangani “Memorandum of Understanding Establishing the mutual Reporting and Trust Mechanisms on Major Military Operations”(MoU untuk membangun pengertian untuk saling melapor dan membangun mekanisme kepercayaan pada operasi militer utama) yang menyatakan bahwa kedua pihak berdedikasi untuk meningkatkan hubungan mereka,  memperkuat saling pengertian, mengurangi salah tafsir dan salah menentukan keputusan. Dalam hal ini juga diputuskan bahwa kedua pihak berharap untuk saling bertukar informasi terkait dengan kebijakan keamanan nasional, strategi dan hukum masing-masing.

Kita tahu transparansi  merupakan komponen penting dalam saling percaya. Hanya setelah semua pihak saling percaya satu sama lain barulah kita bisa saling menceritakan apa kartu kita (dalam permainan kartu), sebaliknya jika kita tidak ada rasa saling percaya, masing-masing pihak akan tetap membekap kartunya di dada mereka. Maka hal ini memerlukan saling menghormati, tidak beroposisi. Jika tidak ada saling percaya di antara kita, maka tidak ada cara untuk membangun hubungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun