Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Upaya Hegemoni Global AS dengan Konsep Pangkalan Militer “Lily Pads” (1)

11 Juli 2016   11:59 Diperbarui: 23 November 2016   10:02 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pangkalan militer luar negeri sangat penting bagi strategi militer AS untuk menghegemoni dunia. Menurut laporan “Base Structure Report for the 2013 Fiscal Year” yang dirilis oleh Pentagon tahun 2014, pangkalan militer AS yang tersebar di seluruh dunia (kecuali Antartika) dan lautan dunia total ada 588 yang berada di 40 negara-nagara.

Sekitar 400.000 tentara AS di garison atau dimarkaskan dengan jumlah padat di pangkalan  militer ini di luar negeri, disertai 11 kapal induk yang berkeliaran di lautan seluruh dunia, semua ini berfungsi sebagai tumpuhan penting bagi strategi global AS, yang mendukung domain kekuasaan global AS yang terpancar dari Washungton DC.

Mengenang Anti Pangkalan Militer Asing Soekarno Tahun 1965

soekarno-2-578322611d23bd9315c88124.png
soekarno-2-578322611d23bd9315c88124.png

Menjelang dijatuhkan Soekarno oleh rezim militer Orba, pada 17 Oktober tahun 1965 Soekarno menyelengarakan Konferensi Internasional Anti Pangkalan Militer Asing (KIAPMA) di Hotel Indonesia Jakarta, yang dibuka oleh Soekarno sendiri. Konferensi internasional ini penyelenggaranya adalah Indonesia dan sasaran utamanya adalah Amerika Serikat.

Dalam konferensi tersebut, Soekarno juga mengatakan pentingnya umat manusia harus menghilangkan apapun pangkalan militer asing di kawasan demi kepentingan perdamaian dunia. Presiden pendiri dan pejuang kemerdekaan Indonesia juga menuduh AS dan sekutu Barat-nya karena menggunakan orang-orang dari negara-negara berkembang sebagai kaki tangan dan alat mereka. Soekarno di hadapan peserta konferensi juga menyatakan, orang-orang seperti itu ada di Indonesia dan telah membawa bencana dalam perjuangan negara melawan kekuatan yang sudah mapan, seperti AS, Inggris dan sekutu-sekutunya.

Para elit politik dan rakyat pun sudah tahu bahwa Soekarno seringkali mengatakan, dunia terbagi ke dalam dua kubu: Kekuatan yang sudah lama mampan (Oldefos) dan kekuatan besar yang baru muncul (Nefos). Dalam hal ini Soekarno menyerukan kepada kekuatan-kekuatan (negara) yang ada untuk membantu dalam mengakhiri garis kehidupan imperialis terkait keberadaan pangkalan asingnya.

Tak bisa disangkal bahwa Soekarno pada saat itu mengarahkan serangan frontal terhadap Inggris yang telah mendirikan pangkalan militernya di Malaysia dan Singapura, dan pada saat yang sama ia juga mengecam kegiatan AS di Vietnam, dan tentu saja kehadiran militernya di Filipina. Ini bisa dimengerti karena AS berikut sekutu lamanya Inggris menjadi target utama dalam konferensi tersebut.

Di antara 40 negara yang hadir dalam konferensi tersebut, Radio Republik Indonesia melaporkan bahwa Vietnam Utara, Jepang, Perancis, Tanzania dan Selandia Baru sebagai anggota Badan Eksekutif. Republik Rakyat Tiongkok tidak diizinkan untuk hadir karena pada waktu itu oleh rezim militer Orba diduga terlibat dalam upaya kudeta September yang mendukung Partai Komunis Indonesia (PKI), yang pada saat itu dituduh oleh front anti komunis sebagai aktor kunci yang memicu upaya kudeta September 1965.

Sikap Soekarno yang kekeh dan melakukan serangan konfrontatif melawan pendirian pangkalan militer asing di kawasan Asia harus dibaca dalam konteks perjuangannya yang tak kenal lelah dalam melawan dominasi negara-negara Barat yang menjajah negara-negara Asia dan Afrika selama berabad-abad.

Dilihat dari tren global saat ini yang melibatkan AS, negara-negara Eropa Barat, Rusia dan Tiongkok, masalah menghapuskan pangkalan militer asing sebagaimana dimaklumatkan oleh Soekarno Oktober 1965 masih menjadi inspirasi bagi mereka yang menentang kehadiran militer AS dan sekutu-sekutunya di kawasan Asia. Sebagai inspirasi Soekarno berkata: "Kita akan menang. Kita akan menghancurkan imperialisme dengan kekuatan gabungan kita. Kita harus menciptakan Perdamaian Dunia tanpa kejahatan imperialisme yang berasal dari kapitalisme. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun