Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kong Hu Cu – Kongfusianisme – Pendukung dan Pengeritik pada Zaman Pra-Dinasti Qin 551–221 SM Jilid I (1)

10 Juni 2016   17:04 Diperbarui: 10 Juni 2016   17:25 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Biasanya jika langsung berhadapan dengan teman, dia akan menyebutkan nama resmi sebagai bentuk hormat, dan tidak dengan kata ganti “kamu atau dia”. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa Kong Hu Cu telah membentuk suatu tatakrama dalam kehidupan sosial dalam masyarakat Tionghoa, dan ini terus berlanjut ribuan tahun. Misalnya seorang rakyat atau pejabat, berhadapan dengan raja dan menyebutkan seseorang, maka akan langsung menyebut namanya, tapi jika langsung berhadapan dengan orangnya maka dia akan menyebut nama resminya sebagai bentuk hormat.

Zi Gong menyatakan Yuan Hui diajari satu dan dapat menguraikan menjadi sepuluh, ini menunjukan akan komprehensifitas dia, berarti luas pandangannya (悟性wu xing). Jadi komprehensifitas sangat penting dalam belajar. Sehingga dalam mendidik, Kong Hu Cu telah mengembangkan dan membina murid-muridnya untuk berpikir secara komprehensif. Inilah yang sangat luar biasa dari cara mendidik dari Kong Hu Cu.  Kinipun banyak pendidik dalam mengajar hanya dikira cukup mengajari ilmu atau pengetahuan saja. Memang ilmu pengatahuan harus diajarkan, tapi mempelajari ilmu pengetahuan yang penting harus disertai kemampuan untuk bisa ditrapkan dalam kehidupan. Kepandaian untuk mempraktiskan ilmu bukanlah karena pandai, tapi harus berpikiran komprehensif. Ilmu pengetahuan itu sendiri hanya dasar, yang penting harus bisa dikembangkan dalam praktek nyata, baru bisa berguna. Kita boleh pandai mengotak atik rumus-rumus atau angka-angka ilmu pengetahuan, tapi tanpa bisa mempraktiskannya tidak ada gunanya.  Karena ilmu pengetahuan itu tidak akan habis untuk dipelajari, walaupuan kita mempunyai memori yang baik, daya ingat yang kuat, tapi akan tidak ada gunanya jika kita tidak dapat mentrapkan dalam kehidupan. Maka yang diperlukan adalah komprehensifitas.

Pernah satu kali Kong Hu Cu menanyakan kepada Zi Gong, “Apakah kamu kira saya ini banyak baca, dan memiliki daya ingat baik?”    Zi Gong langsung menjawab: “ ya.” . Tapi Kong Hu Cu menjawab “ Salah. Saya ini bukan banyak baca, berpengetahuan banyak atau ingatan baik. Tapi justru belajar sesuatu dengan menghayati dan menelusuk kedalam.”  Inilah yang dikatakan belajar dengan tuntas ( 纲举目张wang ji mu chang).

Dapat mempraktekannya dengan tepat (实践shi jian). Kong Hu Cu sangat menekankan bahwa inti dari pengetahuan adalah untuk dipraktekan ( the essence of the knowladge is to apply it ).

Mengenapa Kong Hu Cu sangat menekankan pada pelaksanaan dari ilmunya? Karena ajaran/ilmu beliau pada pokoknya terdiri dari dua displin ilmu yaitu :

  1. Ilmu politik 政治学(cheng zhe xue)
  2. Ilmu Etika atau Prinsipal Moral伦理学(lun li xue)

Kedua ilmu diatas ini sangat butuh untuk dipraktekan, harus dipraktekkan dalam kehidupan barulah terlihat manfaatnya. Tanpa dipraktekan kita tidak akan tahu apa ilmu yang diajarkannya memang benar atau tidak, selain itu apakah sudah tepat guna atau tidak, ilmu yang demikian ini tanpa dipraktekan tidak akan berguna. 

Sedang ilmu politik dimana harus kita dipraktekan? Hal itu tidak lain harus menjadi pejabat negara dan menjadi eksekutif. Demikian pula dengan Ilmu Etika dimana harus dipraktekan? Tiada lain juga harus diaplikasikan dalam masyarakat luas, serta dalam kehidupan sehari-hari.   Untuk mempraktekan Ilmu Politik & Ilmu Etika harus dilakukan dengan bagaimana? Ketika itu tiada lain dengan berusaha menjadi Pejabat/Abdi Negara, karena setelah menjadi Pejabat Negara barulah dapat dilaksanakan gagasan-gagasan politik yang dikehendaki, serta dilaksanakannya ilmu politik yang dianut. Melalui jabatannya dapat memungkinkan mengubah dan menciptakan keadaan sesuai yang dikehendaki, yaitu untuk menegakkan Etika masyarakat yang baik seperti yang di-idam-idamkan.  Sehubungan dengan alasan diatas, maka dapat dimengerti mengapa Kong Hu Cu untuk membuktikan kebenaran ajarannya, menginginkan menjadi Pejabat Pemerintahan atau Abdi Negera, untuk membuktikan bahwa ajarannya adalah tepat guna dan benar.

Sekarang yang menjadi pertanyaan apakah selama hidupnya Kong Hu Cu ingin menjadi pejabat atau abdi negara ?

Kita bahas dalam tulisan berikutnya atau kunjungi situs penulis : http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/2016/06/konghu-cu-kongfusianisme-pendukung-dan.html 

( Bersambung...... )

Sumber : Media TV dan Tulisan Luar Negeri & Literatur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun