Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sepak Terjang AS untuk “Menyeimbangkan” Kembali Asia-Pasifik

10 Juni 2016   10:28 Diperbarui: 16 Juli 2016   20:49 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi banyak pengamat dan analis melihat AS mempunyai maksud-maksud lain,  untuk menarik negara-negara ASEAN pada sisi TPP hanyalah salah satunya. Hal lain AS menawarkan untuk menyediakan keamanan, Hal ini juga dapat meningkatkan posisi diplomatik mereka jika berada pada sisinya,.

Ada juga tujuan lain yang terselubung, yaitu inflitrasi budaya dan personil, melalui LSM AS yang memang sudah sangat aktif di negara-negara ASEAN, sehingga memungkinkan untuk menggunakan banyak cara yang berbeda untuk mengontrol negara-negara ASEAN, dalam segi ekonomi adalah salah satunya.

Sementara AS berupaya keras mendorong untuk memajukan TPP, disamping itu juga mulai bernegosiasi untuk “Trnas Trade and Investment Partnership’ (TIPP).

Selama negosiasi TIPP, Uni Eropa dan AS akan menyumbang setengah dari total domestik Total PDB dunia, dan sepertiga dari total perdagangan global; dengan total perdagangan harian rata-rata 7 milyar USD dan saling  berinvestasi 3,7 trilyun USD.

Jika TIPP bisa tercapai, pengaruhnya akan melampaui TPP, secara luas itu akan mengubah aturan perdagangan dunia dan standar industri, serta tantangan quasi-perdagangan negara-negara sedang berkembang terutama negara-negara kelompok BRICS.

Jika AS berhasil melengkapi stategi tata-letak  strategis yang mencakup dua Samudra dari TPP  dan TIPP yang berpusat di sekitar kawasan perdagangan bebas Amerika Utara. AS akan memimpin Eropa dan Jepang untuk mendapatkan kembali keuntungan geopolitik global melalui integrasi perdagangan lintas nasional dan regional.

Untuk titik ini, selain Tiongkok dan negara BRICS, ekonomi utama dunia akan memasuki dua bidang perdagangan ini, lebih lanjut memperkuat AS memonopoli suara dalam merumuskan aturan perdagangan global, dan posisinya sebagai pemimpin ekonomi global akan lebih sulit untuk digoyang.

Menhan AS, Ashton Carter untuk strategi menyeimbangkan kembali Asia-Pasifik mengusulkan untuk keamanan dan aliansi hanyalah satu aspek dan aspek yang lebih penting adalah TPP. Dia mengatakan TPP lebih bermetode dengan menggunakan militer untuk memperkuat untuk mencapai kerjasama ekonomi dengan negara-negara di kawasan Asia-Pasifik.

Sejauh ini untuk persaingan ekonomi AS tidak banyak memperoleh banyak keuntungan, tetapi untuk Tiongkok justru mendapat keuntungan besar. Jadi dengan memperkuat rencana TPP, maka pengaruh ekonomi dan kehadiran AS di kawasan Asia-Pasifik akan memperkuat posisinya dalam memimpin di kawasan tersebut, terutama dalam pembentukan peraturan ekonomi masa depan, dan situasi ekonomi masa yang akan datang.

Jadi itu sebabnya mengapa AS berupaya dengan semua cara itu dengan mendorong perjanjian TPP. Setelah mendorong perjanjian TPP, AS merasa waktunya telah benar. Sehingga AS kini akan mengatakan : “kalian baik-baik saja, sekarang yang memimpin adalah AS.”

AS pecaya dengan bisa menggoalkan metode ini, persaingan dengan Tiongkok di kawasan Asia-Pasifik akan berakhir pada keuntungan pada dirinya dan memperoleh keuntungan kembali. Ini adalah yang AS inginkan. Setelah ini semua tercapai, AS akan merasa itulah yang dimaksud dengan keseimbangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun