Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siapa yang Bergencatan Senjata di Syria (3)

19 Maret 2016   11:28 Diperbarui: 19 Maret 2016   16:01 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="www.youtube.com & ilustrasi pribadi"]Negara Timteng Yang terlibat perang di Syria

Peringkat Kekuatan Militer Turki Merosot

Di medan perang Syria, Rusia dan Iran telah menjadi lawan yang kuat bagi Arab Saudi dan Turki. Kreig penasehat militer Qatar mengatakan, Arab Saudi dan Turki keduanya harus membalikkan situasi pertempuran, sehingga Arab Saudi memungkinkan mengkoordinasikan operasi dengan Turki dan Qatar.

Baru-baru ini, pada bulan Pebruari 2016, global.firepower.com merilis peringkat kekuatan militer 126 negara. Karena penurunan ekonomi , Turki jatuh dari peringkat 8 di dunia menjadi peringkat 10. Tapi dengan tentara 690.000 orang, jet tempur 950 lebih, dan 2.400 lebih tank tempur utama, menjadi peringkat  ketiga dalam NATO, setelah AS dan Inggris.

[caption caption="www.globalfirepower.com"]

[To 10 Global Fire Power]

Menurut DefenseNews.com, AS melaporkan pada 16 Desember 2015, Turki akan membangun pangkalan militer di Qatar dan dan memarkaskan (garisson) 3.000 tetnata di sana. Dalam beberapa tahun terakhir, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan telah menampilkan roadmap (peta jalan) garis kerasnya  ke seluruh dunia, yang telah dijuluki “ Sultan Ottoman zaman baru”oleh majalah Inggris “Economist.”                        

Erdogan ini mempunyai banyak ide, media menyebut dia Putin versi Turki. Dia sangat aktif dan mempunyai banyak ide, diplomatis. Tapi kadang-kadang strateginya tidak sama dengan NATO atau strategi AS.

Sebagian besar Turki sebelah tenggara adalah wilayah atau teritori orang Kurdi. Untuk mencegah Kurdi di Irak dan Syria serta di Turki bergabung dengan otonomi  Kurdi, selama lebih 10 tahun Turki telah menempatkan markas tentara di Irak utara, meskipun Irak terus memprotes.

Pada 14 Pebruari tahun ini, militer Turki membombardir banyak pangkalan Kurdi di Syria utara. PM Turki, Davutoglu bersikeras menentang yang mengizinkan Unit Perlingdungan Rakyat Kurdi Syria (Syria’s Kurdish People’s Protection Units) ikut menghadiri pembicaraan damai di Jenewa. Dia mengatakan bahwa kelompok ini adalah “teroris”yang tingkatannya sama dengan “ISIS”.

Turki melarang budaya dan bahasa Kurdi serta pendidikan mereka sendiri, karena itu tidak heran pasukan oposisi Kurdi dan ide-ide memberontak jadi sangat lazim. Kita telah melihat Turki sedang mencoba menggulingkan pemerintah Bashar al-Assad di Syria, sementara itu juga menembak jatuh jet tempur Rusia, dan pada saat yang sama telah mengumumkan bahwa mereka telah menyerang “ISIS”dan juga menyerang pasukan Kurdi yang sebenarnya bermusuhan dengan kekompok-kelompok ekstrimis.

Beberapa media telah berkomentar dengan mengatakan dalam pandangan Turki “Musuh dari musuh saya masih tetap menjadi musuhku.”

Masalah Kurdi adalah masalah terbesar yang dihadapi Turki yang sedang dipimpin Erdogan, pemerintah Turki, dan rakyat Turki. Tapi yang sangat aneh mereka tidak berkenan al-Assad berkuasa. Jika mereka mempertahankan sikap cukup moderat untuk masalah Syria, maka AS tidak akan begitu berksikeras mendukung Kurdi di Syria. Demikian menurut beberapa pandangan analis.

Kekuatan Militer Arab Saudi

Arab Saudi adalah salah satu negara terkaya di dunia, cadangan dan produksi minyak keduanya yang tertinggi di dunia, pemimpin GCC (Gulf Cooperation Council) dan OPEC. Juga sekutu militer utama AS di Timteng.

Pada 9 Pebruari 2016, sebuah Institute terkenal di London,  International Institute for Strategic Studies, merilis laporan tentang “keseimbangan militer 2016”bahwa  pengeluaran militer Arab Saudi sebenarnya merupakan ketiga tertinggi di dunia pada tahun 2015, sebesar 81,9 milyar USD. Sedang jika dibandingkan pengeluaran militer tertinggi ke-empat dan militer terbesar kedua dunia Rusia, hanya menghabiskan 65,6 milyar USD.

Tapi, meskipun sudah dilengkapi senjata-senjata canggih. Sejak bulan Maret tahun lalu, saat melakukan  perang dengan Houthi di Yaman, Saudi tidak memperlihat kinerja yang baik.

Pada 3 Desember 2015, militer Yaman yang perlengkapannya buruk bahkan bisa mengklaim telah mengempung dua kota Saudi --- Najran dan Jizan. Kita juga sudah melihat Arab Saudi telah banyak berupaya menyerang pasukan Houthi di Yaman dan menyerang pasukan gerilya ini, tapi efeknya sangat miskin.

Meskipun mereka memiliki senjata hebat seperti M1A1s, tapi mereka dikalahkan oleh T-72 bekas peninggalan Uni Soviet . Ini suatu kasus senjata canggih yang digunakan pemula yang menunjukkan kinerja buruk.

[caption caption="www.lemeg.com & www.wikiwand.com"]

[Tank buatan AS- M1A1s  &   T-72 buatan ex. Uni Soviet/Rusia]

Menurut laporan “Jane’s Defense Weekly” Arab Saudi sebelum itu Saudi mengumumkan akan mengadakan latihan militer bersama yang diberi kode “Nortern Thunder”bersama dengan militer 20 negara denegan total 350.000 personil.

Tapi melihat tayangan latihan yang dirilis stasiun TV resmi, skalanya tidak terlihat besar. Negara-negara seperti Chad, Komodo, Djibouti, Maladewa, Mauritania, Mauritius, Maroko, Senegal, dan Tunisia, yang dijadwalkan muncul tidak muncul dalam latihan.

Arab Saudi mendapatkan lebih dari 20 negara untuk berpartisipasi dalam latihan berskala besar ini, sebenarnya latihan ini merupakan acara protes. Mereka telah melakukan sikap ofensif, dan mereka coba mencoba menunjukkan keintiman mereka kepada pihak luar. Tujuannya untuk mendapat kartu dalam meja perundingan.

Pada 15 Desember 2015, pemerintah Arab Saudi mengeluarkan pernyataan melalui Saudi Press Agency, bahwa kaolisi kontraterorisme yang dipimpin Arab Saudi dari 34 negara Islam sudah terbentuk. Tapi, diantara negara-negar Islam, Iran dan Irak yang mayoritas Syiah tidak termasuk.

Semua orang tahu bahwa ada tiga koalisi yang memerangi “ISIS” sekarang. Salah satunya adalah koalisi internasional yang dipimpin AS yang memiliki paling banyak peserta lebih dari 60 negara seperti apa yang mereka katakan. Satu lagi yang dipimpin Rusia, tetapi pihaknya tidak banyak hanya Iran, Irak, Syria dan Hizbullah, terakhir koalisi yang dipimpin Arab Saudi yang dikatakan memiliki 30an negara.

Banyak negara merasa heran, seperti Pakistan dan Malaysia mengatakan, bahwa mereka bahkan tidak tahu mereka sebagai anggotanya sampai setelah mereka melihat ada dalam pernyataannya. Jadi koalisi yang ketiga ini menjadi yang paling substansial kekosongannya.

Pada kenyataannya, baik itu koalisi kontraterorisme yang diciptakan Arab Saudi atau latihan militer besar-besaran, negara ini telah mengorganisir negara-negara Sunni, yang tampaknya semua tindakan ini diarahkan ke Iran.

Pada 2 Januari 2016, Arab Saudi mengeksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr dengan tuduhan terkait terorisme, dengan sengaja memprovokasi Iran, dan kemudian mengumumkan putusnya hubungan diplomatik dengan Iran. Tapi Obama tidak bediri di sisi Arab Saudi.

Arab Saudi percaya bahwa dirinya pemimpin Sunni. Awalnya merasa percaya diri AS dan Barat pasti akan berdiri disisinya dengan itu. Tapi sekarang tidak yakin dan mengkhwatirkan masa depan akan tidak pasti, karena AS sudah membangun dinding pemisah antara dua faksi, berbaikan dengan dua faksi Arab Saudi dan Iran, sehingga Arab Saudi tidak suka dengan sikap AS ini. Mereka sangat frustasi, dan karena itu mereka melakukan segala macam tindakan untuk menghentikan AS dari rekonsialiasi dengan Iran.

Kekuatan Militer Iran

Walaupun agregat ekonomi Iran dan pengeluaran militer jauh lebih kecil dari Arab Saudi, tapi dari 1980 hingga 1988 pernah mengalami perang skala besar dalam Perang Iran-Irak, sehingga militer Iran dengan terus menerus mempertahankan kapsitas tempur yang sangat kuat.

Di Syria, Iran dan Rusia telah melakukan serangan yang keras, dan mereka sudah mulai memainkan peran yang lebih penting dalam proses konflik dalam masa depan Syria.

Rusia berharap untuk memulai proses rekonsiliasi secdepat mungkin., tapi beberapa analis melihat bahwa dikarenakan Iran telah melakukan investasi militer dan ekonomi di Syria, bagi mereka melakukan gencatan senjata pada saat dimana perang sedang berlangsung dengan baik bagi keuntungan mereka tidak tepat, sebenarnya Iran dan al-Assad tidak menginginkan gencatan senjata pada saat ini.

Pada bulan Januari 2016, AS mengakhiri sanksi yang berkaitan dengan masalah nikulir Iran, bagi Arab Saudi hal ini seperti membebaskan binatang buas.

Tapi di Timteng dengan adanya pengelompokan negara Sunni seperti Arab Saudi, Turki dan lain-lain, Iran akan menghadapi banyak kendala dalam mewujudkan mimpinya menjadi kekuatan utama di Timteng.

Kini, di Timteng telah ada gejala menjauhkan kepentingan negara-negara utama, dan sementara AS menghindari resiko terlibat lebih jauh. AS sedang coba melepaskan beban dan tanggung jawabnya di Timteng, yang tampaknya hal ini tumbuh menuju kenyataan.

Analis berpandangan jika ingin melihat siapa yang benar-benar akan menang dalam perang semacam ini beberapa tahun lagi, kita dapat mengatakan sangat sederhana bahwa itu akan menjadi milik Rusia, Iran, Hizbullah-Libanon, dan pemerintah Syria, dan pemerintah Iran yang juga dikenal sebagai kaolisi Syiah.

Kita telah melihat pemain catur global yang kuat AS dan Rusia, dan para pemain catur regional   Turki, Arab Saudi dan Iran, Syria telah membentuk keseimbvangan baru. Dan al-Assad telah memperoleh  ruang aktif tertentu lagi.

Di Syria terdapat percampuran kepentingan dan konflik yang komplek antara kekuatan domestik, asing, besar  dan kecil. Orang mengatakan bahwa disini, tidak hanya berlaku musuh dari musuhmu mencuri musuhmu, bahkan teman-temanmu atau teman dari temanmu mungkin menjadi musuhmu.   

Tapi untungnya semua telah tercapai konsensus superfisial “ISIS” dianggap kelompok ekstrimis.  Ini menjadi konsensus global. Tapi masalahnya bagaimana seseorang  harus menentukan siapa yang merupakan kelompok teroris dan siapa kelompok moderat?

Begitu setelah semua perang dikatakan telah selesai, apa yang akan menjadi pertimbangan orang?

Pada 26 Pebruari 2016, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat mengeluarkan Resolusi 2268 tentang penghentian pemusuhan di Syria, dengan harapan memulihkan pembicaraan damai di Sryia sesegera mungkin, bahwa babak baru pembicaraan pembicaraan perdamaian Syria akan diselengarakan di Jenewa pada tanggal 7 Maret mereka harus menerapkan “Komunike Jenewa” PBB untuk masalah Syria.

Hari pertama setelah gencatan senjata, juru bicara oposisi Syria dan pasukan sekutu-sekutunya telah melanggar 15 kali, namun pasukan oposisi masih menghormati gencatan senjata. Orang yang bertanggung jawab atas Koordinasia Rusia di sentral Syria mengatakan,  “Dalam 24 jam, ada 9 pelanggaran gencatan senjata, termasuk 100 angakatan bersenjata menembus perbatasan Syria dari Turki menyerang wilayah Tal Abyad di Syria utara.”

Presiden Turki, Erdogan mengatakan bahwa itu adalah serangan udara terhadap kelmpok-kelompok ekstrimis dari koalisi internasional yang dipimpin oleh AS dan Arab Saudi.

Menlu Arab Saudi, Adel Al-Jubeir menekankan bahwa mereka masih tidak menghilangkan kemungkinan pilihan lain. Jika pemerinthan al-Assad dan sekutunya tidak dapat menegakkan gencatan senjata menjadi terlaksana, kami akan dengan serius mempertimbangkan menggunakan cara lain untuk mengatasi krisis.

Pada 11 Pebruari 2016, sebelum gencatan senjata, Presiden Syria, Bsahar al-Assad mengatakan dalam sebuah wawancara dengan AFP, bahwa ia siap berperang jangka panjang untuk merebut kembali semua wilayah Syria.

Dalam hal ini, Dubes Rusia di PBB, Virtaly Churkin mengeluarkan peringatan keras kepada al-Assad, bahwa jika ia tidak bertindak sesuai dengan proses perdamaian yang dianjurkan Rusia, dia akan menghadapi “konsekuensi berat”!

Dalam masalah Syria, Rusia bisa dikatakan bak berjalan di sutas kawat tinggi. Mereka harus menemukan keseimbangan, sehingga mereka dapat ikut campur tangan dengan efektif untuk mendukung pemerintah al-Assad agar tidak jatuh, tetapi mereka juga tidak ingin terjebak.

Meraka harus tetap dapat dengan tepat untuk mengontrol seberapa besar mereka harus berinvestasi. Saat ini, Rusia telah dengan baik melakukan pekerjaan ini. 

Walaupun AS dan Rusia telah mencapai konsensus tentang al-Assad untuk ikut ambil bagian dalam proses pembicaraan permdamaian, oposisi Syria masih menolak utnuk melakukan pembicaraan damai dengan al-Assad.

Seorang analis Syria, Osama Danula percaya bahwa jika dua isu utama dari mendefinisikan kelompok teroris dan apakah al-Assad harus tetap berkuasa atau lengser tidak bisa diselesaikan, maka proses politik tidak bisa diselesaikan, proses politik tidak bisa dimulai, dan gencatan senjata tidak mungkin dilanjutkan.

Dan dalam hal ini, siapa yang merupakan kelompok teroris dan siapa yang merupakan kelompok oposisi moderat? Karena kepentingan yang berbeda dari masing-masing pihak, pandangan mereka bervariasi secara liar. Pandangan mereka tentang kelompok teroris ini yang menyebutkan dirinya Muslim Sunni. Apakah itu kekuatan utama Barat atau kekuatan Muslim Syiah, jika mereka memberantas itu sendiri, itu akan mudah menyebabkan kesalah-pahaman agama atau konflik.

Negara-negara yang mempunyai pengaruh dalam perang sipil Syria termasuk demokrasi sekuler, monarki, dan teokrasi. Aliansi  terbentuk antara negara-negara yang memiliki karakteristik tertentu, dan karakteristik ini juga mempengaruhi tata letak (road map) geopolitik di Timteng.

Dengan strategi AS untuk cabut dari intervensi militer dari Timteng, dan adanya keterlibatan intervensi militer Rusia, situasi strategis dari Timteng saat ini sedang mengalami perubahan baru.

Banyak analis yang berpandangan untuk masalah Syria hanya AS dan Rusia yang satu-satunya benar-benar bisa melangkah ke meja perundingan. Dengan resolusi masalah nuklir Iran, posisi Iran meningkat di Timteng, dan proses kenaikan ini merupakan proses kerjasama komprehensif besar-besaran dengan Rusia dalam Politik, Ekonomi, dan Keamanan.

Tanda-tanda awal dari aliansi keamanan masa depan antara Iran, Rusia, Irak dan Syria telah terbentuk. Mungkin dalam proses lebih dipadatkan (mengkristal). Dengan kata lain, suara Rusia dalam masalah keamanan di Timteng bisa menambah kartu baru dalam permainan.

Syria berada di wilayah Barat Asia dan di tengah “lima laut”: Laut Mediterania, Laut Merah, Laut Hitam, Laut Kaspia, dan Teluk Persia. Ini adalah jembatan yang menghubungkan Asia, Eropa, dan Afrika, dan yang merupakan sumber peradaban.

Di zaman kuno, Syria disebut “jantung dunia.” Tanah kuno ini mengalami lama diperintah dengan jangka panjang oleh Kekaisaran Romawi, Kekaisaran Arab dan Kekaisaran Ottoman, telah berulang kali mengalami perang yang tak terhitung jumlahnya dan mengalami berulang-ulang masa transisi.

Kalau kita lihat, dari masa lalu dan masa depan, Timteng sudah seperti sekarang ini dimana selalu yang membuat keputusan akhir adalah kekuatan utama dan negara-negara regional ini hanya memainkan peran tidak begitu penting dan menentukan, karena negara yang bersangkutan tidak bisa mengatur keinginannya sendiri, dan terpecah belah, setiap faksi bisa memainkan peran tertentunya sendiri.   (mudah-mudahan Indonesia tidak mengalami hal serupa, dengan “reformasi & demokrasi”yang kebablasan kini.)

Dari pernyataan bersama dari AS dan Rusia, karakter yang paling penting dari negara-negara utama di Timteng adalah AS dan Rusia, kita tidak bisa membiarkan fenomena jangka pendek ini dan menutup mata kita. Demikian menurut pendapat para analis dan pemerhati masalah Timteng.

Untuk negara kecil dan memiliki pemerintahan yang baik adalah penting, jika rakyatnya bersatu. Maka negara-negara utama regional dan global sebenarnya tidak memiliki kesempatan untuk intervensi. Tetapi jika negara tersebut terpecah dan situasi menjadi buruk, maka masa depan tidak berada ditangan kita sendiri. Lebih-lebih jika negara dikuasai para koruptor dan penjual nusa dan bangsa, dan patriotisme penguasa telah luntur, maka negara akan tergadaikan......

Belum lama ini, Washington Post” menggambar komik tentang Syria sebagai telah menjadi panggung untuk perang dunia miniatur. Masyarakat yang hidup dilingkungan yang damai mungkin  tidak dapat merasakan pengalaman bagaimana orang-orang terutama perempuan dan anak-anak yang tinggal dan hidup di sana......

[caption caption="www.dw.com"]

[Adonis Penyair Syria Terkenal Dunia]

Sekarang gencatan senjata Syria telah tiba, dan akhir-ahhir ini sebagian armada perang Rusia juga sudah ditarik pulang. Mungkin kata-kata seorang penyair Syria terkenal, Adonis (Ali Ahmad Said esber) yang berdoa untuk perdamaian rakyat Syria yang terjebak turbulensi ini baik sebagai penutup tulisan ini sebagai renungan....

When the sun sets its feet upon the mountaintop, and holds its son, dawn, before they reach our village, the organ has prepared to meet it in the fields. The harvest and trees have sipped  the last drop of the night’s dew. I run to embrace you, dawn. I run to embrace you, field.

( Habis )

Sumber ; Media TV dan Tulisan Luar dan Dalam Negeri

 http://www.bbc.com/news/world-middle-east-35556783

http://www.bbc.com/news/world-middle-east-35634695

http://www.al-monitor.com/pulse/originals/2016/03/syria-ceasefire-aleppo-peaceful-protests.html

http://www.theguardian.com/world/2016/mar/05/syrian-ceasefire-russia-peace-talks-european-leaders

http://www.aljazeera.com/news/2016/03/sos-syria-besieged-darayya-residents-160310121122305.html

http://www.bbc.com/news/world-middle-east-35539897

http://www.bbc.co.uk/news/world-middle-east-35472699

http://www.bbc.co.uk/news/world-middle-east-26116868

http://www.globalfirepower.com/

http://www.poetryfoundation.org/bio/adonis

http://www.dw.com/en/syrian-poet-adonis-hits-back-at-criticism-over-german-peace-prize/a-18691869

http://www.poetryinternationalweb.net/pi/site/poet/item/22899

http://www.nytimes.com/2010/10/18/books/18adonis.html?_r=0

http://worldrepublicofletters.com/sites/default/files/excerpts/adonis_excerpt.pdf

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun