Tampaknya dalam situasi begini saat ini, Arab Saudi telah menghitung bahwa jika harga diturunkan menjadi 28 USD per barel, mereka masih memperoleh keuntungan, karena biaya produksi minyak Arab Saudi adalah yang terendah, dan mereka sudah menggenggam dollar, dengan harga transpotasi masih antara 10 sampai 20 dolar, sehingga pada level 20 USD per barel masih meraih keuntungan.
Tapi Iran tidak bisa melakukan itu, biaya produksi minyak Iran jauh lebih tinggi, sehingga walaupun sanksi terhadap Iran telah dicabut, dan pasokan minyak juga akan terus meningkat, tampaknya Arab Saudi tidak akan mengubah resolusinya.
Tampaknya mereka akan menggunakan kompetisi irasionil ini untuk membuat lawan mereka kolaps.
“Financial Times” Inggris, meberi pandangannya: Arab Saudi tidak pernah mau menyerah dalam menggunakan minyak dan USD dalam arena politik. Ini menjadi senjata diplomatik penting bagi Arab Saudi. Saat ini Arab Saudi dan sekutunya di kawasan Teluk lainnya menggunakan harga minyak sebagai senjata politik untuk menyerang Iran dan Rusia.
( Bersambung ......... )
Sumber: Media TV dan Tulisan Luar dan Dalam Negeri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H