Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Latar Belakang AS “Mengendorkan” Tekanan Terhadap Iran (2)

7 Februari 2016   14:20 Diperbarui: 7 Februari 2016   14:28 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AS Punya Keinginan Melakukan Serangan Militer Pada Iran

Pada bulan Oktober 2007, Menhan AS, Robert Gate, secara terbuka mengakui saat itu salah satu opsi Presiden Bush sedang menyusun “rencana rutin”  untuk serangan militer terhadap Iran.

Berdasarkan atas tuntutan strategis Bush, rencana itu untuk menjatuhkan Iran dengan satu kali pukulan. Bisa juga melalui sanksi atau bahkan melalui aksi militer. Pandangan militer seperti ini telah beberapa kali dibidikan ke pintu Iran, dan siap untuk melakukan perang, tetapi akhirnya AS mengurungkan dan mundur.

Sanksi yang terhadap Iran yang dipimpin AS, dengan serius membatasi ekspor minyak Iran, perdagangan, kerjasama teknologi dan industri dengan luar negeri serta kegiatan ekonomi lainnya. Hal ini mengakibatkan Iran mengalami inflasi yang parah selama beberapa waktu, yang menyebabkan mata uangnya merosot dan industrinya menurun.

Menurut data IMF,  pada tahun 2000, PDB Iran lebih tinggi dari Arab Saudi, tetapi setelah sanksi ekonomi, PDB Arab Saudi saat ini 650 milyar USD lebih tinggi dari Iran yang hanya 400 milyar USD.

Tapi yang bisa kita lihat selama 10 tahun sanksi dijatuhkan kepada Iran tidak mengganggu pemerintah Iran, sebaliknya telah membuat Iran secara bertahap membangun sistem ekonomi nasionalnya yang cukup lengkap.

Meskipun PDB Saudi 50% lebih besar dari Iran, tapi PDB per kapita Arab Saudi beberapa kali lebih tinggi dari Iran, dan produksi minyak Arab Saudi tiga kali lipat dari Iran, dalam waktu dekat ini situasi akan berubah secara signifikan. Demikian menurut pandangan banyak analis.

Arab Saudi dan Iran adalah negara-negara penghasil minyak utama dunia, tetapi dibanding dengan Iran, komposisi industri Arab Saudi sedikit lebih seragam. Ketergantungan ekonomi Arab Saudi 90% pada minyak, sementara ekonomi Iran hanya kertergantungan 30% pada minyak. Proposinya 1:3. Untuk masalah Industri,  Iran lebih maju dari Arab Saudi beberapa tahun.

Pengaruh Iran-Syiah Membesar di Timteng

Iran negara yang menerapkan caesaropapisme, sistem republik teokratis dengan Islam Syiah sebagai agama nasional. 98,8% warganya beragama Islam, dengan 91% dari mereka berfaksi Islam Syiah dan 7,8% Islam Sunni.

Sebagai negara Islam Syiah terbesar di dunia, dalam beberapa tahun terakhir ini Iran sebagai keturunan Persia kuno, telah mengalami peningkatan pengaruh politik dan militer di Timteng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun