Kini AS telah mengendorkan tekanan terhadap Iran, sehingga memungkinkan Iran untuk mengambil keuntungan dari situasi untuk berkembang dan bahkan mengubah situasi di Timteng?
Sebanarnya program nuklir Iran dimulai pada akhir tahun 1950an. Teknologi nuklirnya terutama di-import dari AS dan negara-negara Barat lainnya yang ketika itu dekat dengan Iran.
Pada tahun 1979, Revolusi Iran meletus di Iran, menggulingkan Shah Pahlevi yang pro-AS. Setelah revolusi, AS mengizinkan Shah Pahlevi diasingkan ke AS untuk alasan perawatan medis di AS, tapi pemerintah Iran menghendaki Shah Pehlevi diekstradi kembali ke Iran untuk diadili.
Saat itu pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei mengatakan : “Amerika adalah akar dari segala kesalahan.”
Pada tahun 1980, AS dan Iran memutuskan hubungan diplomatik. Selama dekade berikutnya, AS secara konstan menerapkan kebijakan penekanan dan isolasi terhadap Iran, dan Iran melihat AS sebagai musuh.
Pada bulan September 2001, AS melancarkan perang melawan terorisme di Afganistan, dan Iran membantu AS untuk menggulingkan pemerintah Afganistan Al Qaeda, tetapi pemerintah AS tidak memberi respon positif.
Pada Januari 2002, Presiden George W. Bush dalam pidato kenegaraan memasukan Iran dalam daftar sebagai salah satu negara anggota “poros kejahatan yang mengancam perdamaian dunia.” (“the axis of evil that threaten world peace”). Bush mengatakan : “Iran merupakan ancaman perdamaian dunia.”
Pada bulan Mei 2002, AS sekali lagi dimasukan dalam daftar sebagai “Negara yang mendukung terorisme.” Pada September 2002, sebuah satelit AS menemukan bangunan yang mencurigakan di Nantanz da Arak, di Iran tengah, yang diduga pabrik pengolahan untuk memperkaya uranium dan reaktor air berat (AHWR/Andvance Heavy Water Reactor).
Pada bulan Pebruari 2003, Iran mengumumkan bahwa mereka telah menemukan dan mampu memperkaya uranium yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit tenaga nuklir. Namun AS bersikukuh menduga Iran menggunakan untuk memproduksi senjata nuklir, dan menggunakan ini sebagai alasan menuntut IAEA mengawasi dan memeriksanya.
AS juga secara sunguh-sungguh melarang semua kegiatan pengayaan uranium Iran, termasuk penggunaan untuk tujuan damai energi nuklir. Awal thaun 2006, AS mendorong dan mengarahkan Dewan Keamanan PBB untuk menerapkan serangkaian sanksi terhadap Iran.