Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menguak Latar Belakang Krisis Diplomatik Arab Saudi dan Iran (3)

27 Januari 2016   15:01 Diperbarui: 27 Januari 2016   16:05 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengaruh Terhadap Harga Minyak Dunia & Tekanan Terhadap Keuangan Saudi

Pada hari Arab Saudi mengumumkan putusnya hubungan diplomatik dengan Iran, harga minyak internasional melompat juga. Tapi setelah itu mulai menurun.

Dengan kedua negara ini merupakan negara penghasil energi utama, apakah dengan putusnya hubungan Iran dan Saudi akan mempengaruhi pasokan energi seluruh dunia? Apakah akan ada perang yang lebih mendalam di balik pemutusan hubungan diplomatik ini?

Setelah berita Arab Saudi dan Iran menjadi topik, harga minyak New York naik sekitar 3% mencapai 38 USD per barrel. Harga minyak mentah Brent juga naik lebih dari 2%. Tapi kenaikan itu hanya sesaat, karena setelah itu mulai terjadi keseimbangan lagi. Pada banyak situasi sebelumnya, meningkatnya ketegangan di Timteng secara otomatis menyebabkan harga minyak naik.

Namun kali ini pemutusan hubungan Iran dan Arab Saudi,  kenaikan harga tidak terjadi.

Harga minyak pada tahun 2015 berada di tingkat rendah cukup lama, yang memberi tekanan langsung pada keuangan Arab Saudi, menyebabkan defisit keuangan negara pada 2015 mencapai rekor US$ 98 milyar, dengan meningkatnya defisit mendorong Arab Saudi yang selalu memiliki sistem kesejahteraan sosial tinggi mulai mengurangi.

Pemerintah Arab Saudi telah menaikan harga bahan bakar, air, listrik. Tekanan keuangan ini mungkin menyebabkan Arab Saudi untuk memproduksi minyak mentah lebih banyak untuk mendapatkan dana lebih banyak.

Saat ini di pasar pasokan jauh lebih besar dari permintaan. Dengan keadaan demikian tidak dapat dihindari harga minyak internasional menjadi jatuh.

Jadi pertanyaannya apakah Arab Saudi akan terus begini dan bahkan memperbesar produksinya sampai batas tertentu, karena jika meningkatkan ekspor bisa menjatuhkan harga minyak mereka dan mengurangi keuntungan mereka. Mereka memiliki jumlah besar sumber daya ini, sehingga bisa saja mereka akan tidak perduli apakah mereka mengekspor dua juta barrel untuk US$ 10 milyar atau tiga juga barrel untuk US$ 10 milyar juga. Yang mereka perdulikan adalah keuntungan sebenarnya untuk mereka sendiri.

Setelah masyarakat internasional melepaskan sanksi terhadap Iran, tampaknya Iran juga bermaksud meningkatkan pasokan minyak menyak ke pasar internasional.

Sebelum kena embargo mulai pada tahun 2012, Iran menggirim minyak mentah sekitar 600 ribu barrel per hari ke Eropa, setara dengan 17% dari produksi negara. Menteri Perminyakan Iran, Bijan Namdar Zanganeh pernah mengatakan bahwa tugas utama Iran adalah untuk kembali ke pangsa pasar yang telah hilang, tidak perduli seberapa harga minyak  akan terpengaruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun