Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prestasi Kontra-Terorisme AS & Rusia, Latar Belakang Aliansi Pimpinan Arab Saudi, “ISIS” Mulai Ambruk (4)

18 Januari 2016   18:41 Diperbarui: 18 Januari 2016   18:45 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhir Desember 2105, perang melawan “ISIS” memperolah serangkain kemenangan berturut-turut di sepanjang garis depan Syria dan Irak. Ini menunjukkan AS dan Rusia telah membuat kemanjuan dalam kerjasama dalan kontraterorisme, dan juga ditandai dengan munculnya dialog dan kerjasama antara aliansi dan negara-negara yang memerangi “ISIS.”

Ada tiga aliansi yang memerangi “ISIS” koalisi (aneh) yang dipimpin AS, koalisi 4-negara yang dipimpin Rusia, dan kemudian aliansi 34 negara yang dibuat Arab Saudi. Alainsi ini tidak berinteraksi dan pada kenyataannya masih berkonflik. Ini yang dikhawatirkan bisa membuat hal-hal yang bisa bikin kacau?

Jika tidak hati-hati, aliansi ini bisa saja mulai saling bertempur antara mereka sendiri. Ini akan jadi masalah jika hingga terjadi perang sebelum mereka berhasil menghancurkan “ISIS.” Maka yang paling baik setiap pihak pergi ke tempat dimana tidak ada sengketa---PBB.

Saat ini, memang tampaknya seolah mereka setidaknya telah melakukan beberapa diskusi tentang pemecahan masalah Syria dibawa ke PBB. Ini mungkin karena konsesi dari AS, karena AS masih memandang PBB. Dan masalah koalisi harus dipecahkan dengan trek PBB.

Namun, Rusia terus membuat kemajuan dengan membantu militer Syria merebut kembali wilayah yang hilang direbut “ISIS”, namun masalah sulit mungkin akan dihadapi Rusia.

Masalahnya Rusia tidak dapat menyeberangi pertahanan wilayah pertahanan Free Syrian Army (FSA) untuk menyerang “ISIS”,  FSA tidak akan membiarkan Rusia melakukan itu. Karena itu untuk tahun 2016, medan perang Syria akan mengalami situasi politik dan militer yang sangat komplek terjalin antara semua kekuatan. Dan tidak sederhana apa yang bisa dibayangkan. Bukan hanya akan ditentukan satu sisi saja, kemudian dengan satu kali tiup “ISIS” akan hancur.

Setiap pihak tidak saja menghadapi satu musuh saja. Mereka semua berpikir tentang “ISIS”  sebagai musuh, tetapi selain dari “AS,”  musuh masing-masing pihak bisa saja dari sekutu mereka juga.

“ISIS” Mulai Amruk & Mengirim Militan Keluar Timteng

Pada 26 Desember 2015, Abu Bakr al Baghdadi, pemimpin yang memproklamirkan dirinya sebagai “Khalifah” dari “ISIS” yang pernah dilaporkan media telah mati oleh media beberpa kali, telah merilis di internet dengan mengatakan bahwa serangan udara Rusia dan AS terhadap “ISIS” hanya akan membuat kelompoknya menjadi lebih keras kepala.

Dia juga mengatakan : “akan mempersiapkan dirinya untuk menghadapi hari-hari sulit.” Tampaknya ini suatu pengakuan bahwa dia telah mendapat pukulan besar.

Meskipun “ISIS” mungkin telah mendapat pukulan yang traumatis di Iran dan Syria, dan bahkan pukul meluas ke daerah yang lebih besar.  Laporan menyatakan bahwa pada bulan Nopember 2015, kelompok-kelompok ekstrimis mulai berturut-turt menarik diri dari Ramadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun