Sindiran Putin Terhadap AS
Selama dalam pertemuan dengan Valdai Club Rusia*, Presiden Valdimir Putin ketika membicarakan malasah Syria, mengatakan tujuan AS adalah untuk menggeser Presiden Syria al-Assad, tetapi tujuan Rusia adalah untuk kemenangan melawan terorisme.(*Valdai Club : Klub diskusi yang diadakan pertama dekat danau Valdai, diadakan setiap tahun yang diikuti lebih dari 900 perwakilan dari Rusian dan luar negeri, masyarakat ilmiah internasional dari 62 negara telah mengambil bagian dalam klub ini dari perguruan tinggi terkenal dunia).
Putin mengatakan : “dengan pikiran yang bercabang tidak mudah. Anda menyatakan perang terhadap teroris dan sekaligus mencoba untuk menggunakan beberapa dari mereka untuk digunakan di papan catur Timteng untuk kepentingan Anda sendiri, seperti apa yang Anda pikirkan.”
Pidato Putin untuk mengungkapkan motif egois AS dalam masalah Syria itu sudah tanpa diragukan lagi. Koalisi kontra terorisme 64 negara yang aneh pimpinan AS, dimana semua negara mempunyai rencana dan kepentingan mereka sendiri-sendiri.
Jadi ketika negara-negara ini bergabung dengan koalisi kontraterorisme AS, mereka juga memiliki ambisi mereka sendiri dan mereka mempunyai pilihan siapa yang harus diperangi. Mereka mungkin hanya akan memerangi kekuatan-kekuatan yang mereka pikir tidak bermanfaat bagi mereka, dan mereka tidak akan melakukan serangan nyata pada kelompok-kelompok militan ilegal yang akan menguntungkan mereka. Kapan harus menyerang Turkmen? Misalnya Saudi Arabia dan Qatar kapan harus menyerang yang mereka anggap “oposisi moderat”? AS juga mempunyai pilihan saat akan menyerang “ISIS”.
Masing-masing negara ini hanya akan menyerang yang mereka anggap itu ekstrimis dan pasukan teroris saja, terutama bagi negara-negara GCC hanya yang mereka akui sebagai ekstrimis teroris Islam saja.
Analis menganggap itu terutama soal sikap dan kemudian baru strategis. Ini bukan berarti AS tidak mampu, AS memiliki kemampuan dan telah menghabiskan banyak uang pada tahun terakhir ini.
Kongres AS juga telah melaporkan bahwa mereka telah menghabiskan 560 juta USD untuk melatih kekuatan oposisi moderat di Syria sendiri. Tapi kinerja mereka sangat payah, mereka melatih 82 orang, sebenar tidak harus mahal untuk melatih mereka. Jadi AS menghabiskan banyak uang, bersikap sangat tinggi dan tidak efektif.
Dimana letak kelebihan Rusia dibanding dengan AS dalam kontraterorisme di Syria ini? AS tidak punya hubungan dengan Syria seperti Rusia. Rusia telah mempunyai hubungan panjang dengan pemerintah Syria, yang dalam hal ini dengan pemerintah al-Assad.
Selama 40 tahun terakhir ini, Rusia dan Syria telah mempertahankan kemitraan yang erat. Ketika ayah mendiang ayah Bashar al-Assad---Hafez al-Assad memerintah, Syria dan Uni Soviet telah mempunyai hubungan dekat yang komprehensif. Kota pelabuhan Syria Tartus juga merupakan pangkalan AL-Rusia di Timteng.
Pada 20 Oktober, 2015, Presiden Syria al-Assad melakukan kunjungan singkat ke Rusia. Dan Rusia berulang kali mengemukakan ketidak setujuan pasukan asing menentukan nasib pemimpin Syria.
Dengan Rusia memiliki hubungan dekat dengan pemerintah al-Assad, hal itu menyebabkan Rusia memiliki kondisi unik yang menguntungkan dalam melakukan operasi militer di Syria.
Rusia dan pemerintah al-Assad telah bernegosiasi, dan mereka memiliki peta yang cukup lengkap tentang dimana pasukan “ISIS” dikerahkan, dan bagaimana mereka disebarkan, sehingga ketika menyerang mereka didaerah yang luas di kawasan yang luas ini, bisa memperoleh prestasi lebih.
Selain itu, selama ini Kemenhan Rusia juga terus mempertahankan komunikasi yang erat dengan militer Syria dan pasukan oposisi. Pertukaran informasi dan intelijen yang saling mendukung yang membuat meningkatnya efektivitas operasi militer Rusia.
Kepala Direktorat Operasi Utama Staf Umum Angkatan bersenjata Rusia (Chief of the Main Operational Directorate of the General Staff of the Russian Armed Forces) Letjend. Sergey Rudskoy mengatakan : “Saya ingin menekankan disini bahwa kita sedang bergabung dengan militer Syria dan militan Syria untuk tekad memerangi terorisme internasional.”
Setahun setelah diserang AS, kelompok-kelompok ekstrimis telah membentuk penangkalan dan penanggulangan yang efektif mereka sendiri. Mereka telah mengembangkan dan menggunakan perang gerilya gurun pasir dan perang kota. Mereka bergerak dibawah tanah di kota-kota dan kota-kota yang mereka kendalikan. Dengan memindahkan logistik dan dukungan material serta ruang perawatan rumah sakit dan istirahat di bawah tanah.
Mereka juga menyembunyikan material/logistik miltier dan perang di bawah tanah. Di beberapa kota, mereka bahkan pindah dengan transpotasi di bawah tanah. Dalam situasi demikian, baik koalisi kontra terorisme yang dipimpin AS dan Rusia, serangannya tidak akan efektif, dengan target-target yang tersembunyi dan tidak terlihat di bawah tanah. Jadi mereka perlu berkoordinasi dengan pasukan darat.
Rusia melakukan serangan udara saling berkoordinasi dengan serangan darat militer al-Assad. Rusia mengebom, dan menduduki daerah yang menjadi target yang jelas. Setelah mereka menduduki daerah itu, memsterilkan semua kekuatan “ISIS” yang tersembunyi di bawah tanah, sehingga benar-benar menduduki wilayah yang telah diserang dari udara. Dan itulah yang menyebabkan Rusia memperoleh efek pengeboman yang sangat berbeda dengan AS.
Sebuah jajak pendapat publik terbaru menunjukkan, warga AS telah kehilangan kepercayaan 64% dari mereka yang disurvei tidak menyetujui cara Obama menanggapi kelompok-kelompok ekstrimis. Hanya 51% responden yang percaya bahwa pemerintah AS bisa mencegah serangan teroris dan melindungi warganya. Jumlah ini tadinya 65% pada tahun 2010.
Situs CNN ada mengatakan bahwa Gedung Putih telah meminta para pejabat senior semua departemen untuk secara aktif mempromosikan rencana kontraterorismenya Obama.
Obama mengatakan : “Saya pikir sah saja ada kritik dari apa yang saya lakukan, dan pemerintah yang telah kami lakukan dalam arti bahwa kita tidak secara teratur jelaskan semua pekerjaaan yang telah kami lakukan selama lebih dari setahun, sekarang kita sedang mengalahkan ISIS.”
Peristiwa serangan teroris Paris dan krisis pengungsi Eropa secara signifikan menjadi pukulan ke negara-negara Eropa. Anggota Uni Eropa seperti Prancis, Inggris dan Jerman semua telah benar-benar melancarkan serangan militer terhadap pasukan “ISIS” di Timteng.
Dalam situasi demikian, AS juga telah meningkatkan kekuatan serangannya. Hal lain adanya Rusia yang telah membuat prestasi luar biasa di wilayah tersebut. Masyarakat internasional telah mengeritik AS yang telah setahun lebih melakukan serangan, tetapi tidak bisa melakukan seperti apa yang dilakukan Rusia dalam sebulan.
Jadi untuk masalah kehormatan, AS ingin menang untuk lebih dihormati kembali di kawasan tersebut, sehingga harus meningkatkan kekuatan serangannya.
Pada 14 Desemebr 2015, Obama mengatakan dalam pidatonya bahwa kekuatan serangan AS dan sekutunya terhadap “ISIS” adalah yang “terbesar dalam sejarah.” Dalam beberapa pekan terakhir, kita telah melepaskan gelombang baru serangan pada garis hidup mereka, infrastruktur minyak, menghancurkan ratusan truk tanki mereka, sumur dan kilang minyak mereka, kita akan terus menghantam mereka.”
Obama juga mengatakan: “Selama kita memukul tepat dan menyakitkan mereka, “ISIS” tidak akan dapat menimbulkan masalah di tempat-tempat lain di dunia.”
Pada 15 Desember, 2015, juru bicara Dephan AS mengatakan bahwa pada bulan Desember , serangan koalisi internasional pimpinan AS telah membunuh 10 pimpinan “ISIS”, termasuk pimpinan yang bertanggung jawab dalam rencana serangan teroris Paris, Charaffe al Moundan. Orang ini yang langsung berhubungan dengan perencanaan serangan teroris Paris.
Prancis telah mengirim kapal induk Charles de Gaulle ke perairan luar Syria untuk mengambil bagian dalam memerangi “ISIS.” Dengan kapal induk ini memungkinkan bagi Prancis untuk menggunakan tiga kali lipat jumlah jet tempur untuk memerangi “ISIS” daripada sebelumnya.
Pada malam 2 Desember 2015, Parlemen Inggris resmi memberi mandat pemerintah untuk melakukan serangan udara terhadap “ISIS” di Sryia. Dalam hitungan beberapa jam AU-Inggris mulai menjatuhkan bom presisi yang terpandu (precision guided bombs).
Pada 4 Desember 2015, Bundestag Jerman (Parlemen Jerman) memberi suara mayoritas untuk meluluskan rencana operasi bagi pemerintah untuk bergabung dengan serangan udara terhadap “ISIS” di Sryia. Jerman mengirim 5 jet Typhoon pesawat pengintai, kapal fregat, pesawat tanker dan 1.200 tentara untuk mengambil bagian dalam serangan terhadap “ISIS.”
Arab Saudi, Yordania, Bahrain, Emirat Arab dan negara-negara Arab lainnya juga bergabung dalam operasi militer di Syria.
Sejak akhir September 2105, ketika Rusia mengirim pasukan, terlihat jelas semua negara dan kekuatan yang dapat memobilisasi kekuatannya untuk mengambil bagian dalam memerangi “ISIS” telah melakukannya.
Setelah serangan teroris Paris, Prancis dan Eropa dipaksa untuk meningkatkan pertahanan udaranya, terlepas dari apakah itu nyata atau tidak, atau akan seberapa efektifnya. Mereka harus memobilisasi lebih kekuatannya.
Dan Dewan Keamanan PBB secara berurutan meluluskan beberapa dokumen tentang memulihkan ketertiban setelah melawan “ISIS.” Kita sudah dapat mengatakan “ISIS” telah menghadapi serangan global yang belum pernah dialami sebelumnya, dan telah mengepung mereka.
Serangan semacam ini terus berlanjut, kini “ISIS” tidak bisa berekspansi dan memperkuat penguasaan wilayahnya sendiri seperti tahun lalu, dan terus mundur secara konstan. Kali ini benar-benar tidak bisa kembali.
Pada 15 Desemebr 2015, aliansi kontra terorisme internasional lain dibentuk lagi dipinpim Arab Saudi terdiri dari kekuatan 34 negara Islam, yang menyatakan untuk menentang semua bentuk terorisme internasional dan melawan “ISIS” dan “semua organisasi teroris.”
Ada yang mempertanyakan “ISIS” sudah mulai ambruk total. Mengapa Arab Saudi memilih waktu ini untuk membentuk aliansi kontra terorisme baru?
Dengan begitu banyak koalisi kontraterorisme apakah bisa benar-benar mempromosikan kontrateorisme? Atau justru akan mengacaukan atau mengganggu situasi kontraterorisme secara keseluruhan?
( Bersambung ...... )
Sumber : Media Tulisan dan TV Luar dan Dalam Negeri
http://valdaiclub.com/opinion/highlights/vladimir-putin-meets-with-members-of-the-valdai-discussion-club-transcript-of-the-final-plenary-sess/ : Vladimir Putin: How effective will our operations in Syria be?
http://www.nytimes.com/2015/12/29/world/middleeast/iraq-ramadi-isis.html?_r=0
http://www.nytimes.com/2015/12/29/world/middleeast/iraq-ramadi-isis.html
http://eng.mil.ru/en/news_page/country/more.htm?id=12066682@egNews
http://www.economiematin.fr/news-etat-islamique-argent-ressources-daesh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H