Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Putin vs Erdogan; Keras vs Keras dan Permainan Geopolitik Kekuatan Utama (2)

3 Januari 2016   16:24 Diperbarui: 3 Januari 2016   19:45 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua Tokoh Keras Saling Berhadapan

“Die Welt” Jerman pernah menuliskan untuk mengingatkan, sikap kedua pihak ini terus saling keras-kerasan ini sebanarnya memiliki “dasar sejarah yang panjang”.  Tapi opini publik lebih percaya kedua negara ini menjadi beritegang begini karena terkait dengan kepribadian dari pemimpin mereka, dan bahkan kepribadian dari rakyat mereka.

Analis ada yang mengemukakan, masalahnya sebenarnya seperti ini?  “ Diperbatasan dengan wilayah yang luas di Eropa, dua pria, yang satu memegang bendera merah-biru-putih, dan yang satu lagi memegang bendera merah dengan bintang-bulan sabit. Vlamdimir Putin, Rusia dan Recep Tayyip Erdogan, Turki.”

“The Guardian” pernah menggambarkan Putin dan Erdogan sebagai “dua orang yang sedang marah di perbatasan Eropa : keras dan sombong tidak boleh diabaikan.”

Ketokohan Recep Tayyip Erdogan

Recep Tayyip Erdogan, kini usia 60 tahun, telah menjadi tokoh di arena politik Turki selama 30 tahun. Lawan-lawan politiknya menjuluki dia “orang gila nomor satu” di Turki, para pendukungnya merujuknya sebagai “Putin versi Turki.”

Majalah “Times” AS, pernah menjadikan “The Man of the Year” tahun 2011, menjuluki sebagai “Raja Timur Tengah.”

Sejak dia menjabat sebagai PM pada tahun 2003, ketangguhan Erdogan telah banyak dilaporkan media. Selama 12 tahun dalam posisinya, ekonomi Turki telah berkembang pesat, tingkat pertumbuhan PDB tahunan rata-rata 7.3%, pendapatan nasionalnya telah melonjat tiga kali lipat. Dengan pekembangan ekonomi yang cepat ini dia telah memenangkan banyak pendukung di kalangan masyarakat.

Di Turki, dia telah membersihkan pejabat-pejabat senior militer beberapa kali, untuk bisa dengan aman mengontrol militer, untuk terhindar dari kudeta, yang sebelumnya telah terjadi empat kali kudeta.  Selain itu dia juga menekan Kurdi dan pemprotes anti pemerintah.

Di luar Turki, dia telah menuduh AS sebagai “pengacara Israel”, dan beberapa kali menyatakan “Tidak”  kepada AS, menolak akses AS untuk melaksanakan operasi militer di Irak. Sebagai salah satu kekuatan utama militer NATO, Erdogan sering mengabaikan NATO dan AS dan secara sepihak bertindak dalam masalah di Mesir, Libya, dan Tunisia.

Pada 2010, Universitas Maryland di AS pernah melakukan penelitian dengan daftar pertanyaan di negara-negfara Timteng dengan topik “Siapa dari pemimpin bangsa Arab yang paling dihormati.” Dan Erdogan menperoleh keunggulan absolut.

Pada 2013 “The Economist” bahkan menjuluki Erdogan sebagai “raja baru dari Kekaisaran Ottoman,” dan menyatakan Erdogan sebagai “Sultan Baru” .

Analis melihat Erdogan sebagai tokoh politik yang kuat dan pro-otoriter. Dia sebenarnya sangat mirip dengan Putin. Dia sangat populer di mata rakyatnya, mereka memanggilnya “Sultan”, mendapat banyak dukungan dari rakyat Turki, langkah-langkah politiknya baik juga. 

Sebagai pemimpin paling kuasa di Turki selama beberapa dekade, Erdogan pernah berkata untuk mempertahankan kesatuan negara dan martabat nasional hanya boleh memberi konsesi terbatas kepada daerah.

Ketika Turki menembak jatuh jet tempur Rusia yang “menyerang” wilayah udaranya, ia sekali lagi menunjukkan ketangguhannya.

Erdogan berseru: “Tidak ada yang berharap bahwa keamanan perbatasan yang telah diganggu beberapa kali, dan hak sah telah diancam, Turki harus tetap diam. Turki tidak berusaha meningkatkan konflik, kita hanya membela keamanan kita dan hak-hak serta kepentingan rekan-rekan kita.” 

Terbentur Lawan Yang Keras---Putin

Namun, kali ini lawanya adalah Putin, yang juga terkenal karena “ketangguhannya.” Vladimir Putin pernah berada di KGB, master Judo, dan dapat memiloti jet tempur dan kapal selam. Dalam karir politiknya tiga kali masa jabatan sebagai Presiden, dan dua kali masa jabatan sebagai PM, Politisi-kuat Rusia ini mulai menjabat saat Perang Chechnya mulai, berhasil mengalahkan oligarki bisnis dalam negeri dan berhasil membebaskan kemerosotan Rusia setelah Uni Soviet bubar.

Majalah “Times” dan “Forbes” pernah menyebutkan Putin sebagai orang yang paling berpengaruh di seluruh dunia. Media sering menyebutkan sebagai “Kaisar Putin.”

Jadi tidak mengejutkan respon Putin yang lebih keras atas penolakan Turki untuk meminta maaf atas ditembak jatuhnya jet tempur Rusia.  

Banyak analis dan pengamat yang berpendapat, Presiden Putin merupakan pemimpin Rusia yang berpengalaman, gaya politiknya memiliki karakter yang unik sangat terlihat. Karakter unik terbesarnya Putin sangat jelas untuk membela kepentingan nasional Rusia.

Dengan menggunakan metode keras untuk melindungi kepentingan nasional Rusia. Jadi ini menjadi konfrontasi dua pemimpin yang sama-sama keras dan kuat, ketika berhadapan dengan Erdogan. Mereka memiliki kepribadian yang sama, menurut istilah orang Tionghoa dalam satu gunung hanya cukup dengan satu harimau (一山不藏二虎 ), kecuali mereka terdiri dari jantan dan betina. Jadi tidak heran jika dalam hal ini akan ada gesekan-gesekan antara mereka.

Setelah insiden ditembak jatuhnya jet tempur Rusia, perang kata-kata dan komunikasi antara dua kepala negara ini fokus pada opini publik, diskusi secara bertahap berubah menjadi membandingkan kepribadian kedua pemimpin negara dan ke kepribadian kedua bangsa tersebut.

“Dari banyak perspektif, Putin merupakan representasi spesifik dari kesadaran dari masyarakat Rusia, tampaknya tidak ada seorang pemimpin seperti Putin di abad lalu, yang dekat dengan jiwa Rusia seperti Putin” Menurut penulis biografi Crow Polk. 

Beruang kutub adalah binatang karnivora terbesar di darat, dengan tubuh bongsor dan sifatnya yang garang. Dalam benak orang Rusia, beruang kutub menjadi simbol Rusia, yang menunjukkan keberanian dan kekuatan. “Jika Anda menyentuhnya maka akan dipukul balik.” Demikian menurut n-TV, Jerman.

Setelah Turki menembak jatuh jet tempur Rusia, kemarahan melanda rakyat Rusia. Pada 25 Nopember 2015, sehari setelah insiden, rakyat berunjuk rasa di Kedubes Turki di Moskow, mengepung dan memecahkan kaca-kaca jendela dan melempari dengan tomat untuk melampiaskan kemarahannya kepada Turki.

Orang-orang di jalan mengatakan: “Kita ingin berteman dengan mereka (Turki), tetapi selama ini  mereka dengan tiba-tiba melakukan tindakan kotor melawan kita.”

Putin mengambil sikap garis yang sangat keras. Pertama-tama, dia harus menjelaskan semuanya kepada rakyatnya, karena rakyat Rusia adalah orang yang sentimen nasionalismenya sangat kuat.  Mereka tidak mau dirugikan. Jadi Putin harus muncul cukup kuat dan keras agar supaya bisa sedikit menenangkan kemarahan rakyatnya.

Ketangguhan Turki

Dibandingkan ketangguhan Rusia, ketangguhan Turki mempunyai gaya yang lain. Pendahulu Turki,  pendiri Kekaisaran Ottoman adalah suku Turki yang bermigrasi dari barat, dari Asia Tengah ke Asia Kecil.

Sebagai suku bangsa nomaden dari padang rumput, bangsa Turki memiliki tradisi keprajuritan (warrior). Perang merupakan dasar dari Kekaisaran Ottoman. Sepuluh raja pertama dari Kekaisaran Ottoman semua sangat jago perang.

Penguasa yang kesepuluh, Suleiman Sang Jagoan, mencapai puncak ketrampilan dari perang. Suleiman memerintah selama 46 tahun, hampir seluruh waktunya dihabiskan di atas kuda.

Suku bangsa Turki berjuang, bermigrasi dan terintegrasi sepanjang jalan dari Asia Tengah ke Dataran Tinggi Anatolia, dan membentuk Kekaisaran Ottoman. Setelah Kekaisaran Ottoman runtuh, terbentuklah negara modern Turki.

Dalam proses dimana mereka bermigrasi, menaklukkan, dan mendirikan kekaisaran hingga kekaisaran runtuh. Kita bisa melihat mereka memiliki rasa yang kuat sebagai bangsa pejuang. Suku bangsa ini memiliki sifat yang agresif, tapi cara berpikirnya masih kurang.

Jika melihat dari politik dan budaya Turki, penolakan untuk kompromi dipandang sebagai kekuatan. Ketika Erdogan mengatakan bahwa dia “selangkahpun tidak akan mundur”. Dia ditepuk tangani oleh jutaan pendukungnya.

Ketika Rusia menantang Turki, rating dalam negeri Putin naik. Ketika Turki menantang  Rusia, rating dalam negeri Erdogan juga naik. Dari sini kita dapat melihat karekater dari rakyat kedua negara ini cukup mirip. Mereka adalah suku bangsa pejuang yang pantang dikalahkan atau mengakui kekalahan.

Musuh Pebuyutan Turki-Rusia

Yang lebih membuat orang berpikir mungkin provokasi ini dikarenakan sejarah lebih dari 400 tahun dari interaksi antara kedua negara yang pernah mengalami menjadi keksaisaran agung, hubungan kedua negara telah selalu telah bercampur aduk dengan kemauan baik dan rasa permusuhan, rasa dendam lama dan baru, sehingga hubungan mereka bisa disebut “selalu bergejolak.”

Turki dan Rusia memiliki perseteruan lama. Tumbuh kembangnya Rusia berarti penurunan dari Kekaisaran Turki. Sepanjang sejarah antara Turki dan Rusia telah mengalami sepuluh kali perang berskala besar. Suatu ketika pernah terjadi perang Russo-Turki dalam waktu yang sangat panjang.

( Bersambung ...... )

Sumber ; Media TV dan Tulisan Luar Negeri dan Dalam Negeri

http://edition.cnn.com/2015/11/25/middleeast/syria-turkey-russia-warplane-shot-down/

http://www.nytimes.com/2015/11/25/world/europe/turkey-syria-russia-military-plane.html?_r=0

http://learningenglish.voanews.com/content/tension-increases-between-turkey-russia-over-syria/3084485.html

http://www.durangoherald.com/article/20151125/NEWS03/151129743

http://www.foxnews.com/world/2015/11/25/russia-rescues-pilot-downed-warplane-from-rebel-territory.html

http://www.mirror.co.uk/news/world-news/russia-turkey-crisis-tensions-increase-6902205

http://www.aljazeera.com/news/2015/11/nato-turkey-russian-jet-syria-151124181649801.html

http://mashable.com/2015/11/30/obama-putin-climate-talks-syria-ukraine/#it0uaaSOzaq8

http://www.theguardian.com/world/2015/nov/17/russian-us-forces-exchange-military-information-airstrikes-against-isis-syria

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun